Sebelum Bunda membedong bayi, perhatikan dulu kata dokter berikut ini!

Saat membedong bayi, ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan dan pahami. Apa sajakah itu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kebiasaan membedong bayi sebenarnya sudah ada sejak dahulu dan hingga saat ini pun masih banyak orangtua yang tetap melakukannya. Umumnya, bayi dibedong sejak ia baru lahir hingga sekitar usia 3 bulan.

Tujuan dari membendong bayi yaitu untuk membuatnya merasa hangat dan nyaman, sehingga tidurnya bisa nyenyak. Namun, sayangnya orangtua dahulu mempercayai jika membedong bayi dilakukan untuk meluruskan kaki bayi.

Alhasil bedongan tersebut justru terlalu kencang dan dirasa dapat membahayakan kondisi fisik si kecil. Padahal, tujuan membedong agar kaki bayi lurus atau tidak bengkok, itu hanyalah mitos, ya, Bun.

Akibat mitos tersebut, berdampak juga pada ibu-ibu zaman sekarang yang akhirnya ragu untuk membedong bayi mereka. Nah, kalau begitu, sebenarnya masih bolehkah kita membedong bayi?

Artikel terkait : Hati-hati Ketika Membedong Bayi. Apakah Bedong Berdampak Negatif?

Fakta tentang kebiasaan bayi dibedong yang harus Bunda ketahui

Menurut dr. Arifianto, Sp.A., membedong bayi atau baby swaddling memang diperbolehkan. Asalkan tidak dengan teknik yang salah, yaitu membedongnya sampai melewati panggul.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Tidak membedong sampai bagian panggul atau kaki ke bawah. Sebab, bisa berisiko mengakibatkan kondisi yang disebut sebagai displasia panggul atau hip dysplasia,” ujarnya yang kerap disapa dokter Apin.

Dokter Apin melanjutkan, teknik yang tepat membedong yaitu hanya pada bagian atas, di bahu dan lengan. Dengan teknik yang tepat, maka bayi akan merasa lebih nyaman.

“Membedong dapat mengurangi refleks moro atau startle reflex pada bayi yang kita sering lihat seperti bayi itu kagetan. Itu merupakan refleks yang wajar pada bayi baru lahir,” jelasnya melalui akun Instagram pribadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan demikian, bayi menjadi tidak mudah terbangun dan tidur lebih nyenyak karena bedong menekan risiko terjadinya startle atau moro reflex. Di samping itu, dokter Apin juga menegaskan tidak ada kaitannya antara bayi tidak dibedong dengan kaki yang bengkok.

Nggak berhubungan ya dengan mitos kalau nggak dibedong nanti bentuk badannya jelek di kemudian hari, atau jalannya bakal mengangkang,” tegasnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk membedong bayi?

Selain harus memerhatikan teknik yang tepat, Bunda juga harus perhatikan waktu yang tepat untuk membedong bayi. Dikutip dari situs Alodokter, membedong bayi sebaiknya dilakukan saat ia baru lahir.

Bunda jangan membedong bayi setelah usianya 3 sampai 4 bulan. Sebab, dapat meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).

Dokter Apin menambahkan, seiring berjalannya waktu, si kecil akan merasa tidak nyaman jika terus-terusan dibedong. Hal itu karena ia semakin tumbuh besar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Lagi pula, kalau bayi makin besar, juga nggak bisa dibedong lagi. Secara alami tidak mau dibedong karea sudah semakin besar,” imbuhnya.

Dari informasi tersebut, dapat diketahui jika tidak apa-apa membedong bayi, asalkan dengan teknik yang tepat. Serta, tidak ada kaitannya antara tidak membedong bayi dengan kaki yang akan bengkok.

Semoga informasi ini bermanfaat, Bun.

Referensi : Instagram @dokterapin

Baca juga :

Bayi 4 bulan ini meninggal tercekik bedongnya sendiri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan