Seorang bayi di Ngawi meninggal dunia setelah dianiaya oleh ayahnya sendiri. Bayi malang tersebut dianiaya karena menangis terus menerus dan membuat sang ayah merasa jengkel.
Bayi di Ngawi tewas karena dianiaya
Dilansir dari Detik News, bayi malang bernama Andini Ayuningtyas itu menjadi korban penganiayaan ayahnya sendiri hingga tewas. Ia dipukuli sebanyak tujuh kali di beberapa bagian tubuhnya.
Menurut pengakuan sang pelaku, Muhammad Juniarto Wibowo, perbuatan kejam itu ia lakukan pada Sabtu (2/11), dengan alasan karena sang anak menangis terus dan membuatnya jengkel.
“Pada hari Sabtu, 2 November 2019 sekitar pukul 08.00 WIB. Pelaku menjaga anaknya di rumah orang tua pelaku. Tetapi anak tersebut menangis terus dan membuat pelaku jengkel. Kemudian pelaku memukul sebanyak tujuh kali,” jelas Kapolres Ngawi AKBP Pranatal Hutajulu, Senin (4/11/2019).
Hasil pemeriksaan menunjukkan tujuh letak pukulan yang dialami oleh bayi malang tersebut. Tidak hanya di badan, Juniarto ternyata juga memukul bagian mata sang anak.
“Pukulan itu mengenai dahi sebanyak dua kali, kepala belakang satu kali juga pelipis satu kali dan bagian punggung satu kali. Sebelumnya, pelaku juga memukul di bagian mata sebanyak satu kali pada saat perjalanan dari rumah pelaku ke rumah orang tuanya,” ungkapnya.
Akibat pukulan tersebut, bayi malang tersebut meninggal setelah dirawat sehari di Puskesmas Ngawi Purba. Ia mengalami luka lebam di wajah, kepala serta punggung.
Berawal dari kecurigaan warga
Aksi keji Muhammad Juniarto Wibowo tersebut terbongkar akibat kecurigaan warga. Mereka curiga saat memandikan jenazah bayinya yang penuh luka.
“Mereka curiga karena di sekujur tubuh bayi itu penuh dengan luka. Makanya melaporkan kepada kami,” ujar Pranatal.
Mapolsek Ngawi kota dan Sat Reskrim Polres Ngawi yang mendapat laporan warga tersebut kemudian melakukan visum luar terhadap jenazah. Mereka menemukan luka-luka pada bagian kepala, wajah, dan punggung bayi Andini.
“Kami tanya pada ibu korban yang bernama Dwi dan mengakui jika suaminya menganiaya anak satu-satunya tersebut,” jelasnya.
Mirisnya, pelaku yang berprofesi sebagai sopir tersebut sempat kabur setelah menganiaya bayinya hingga tewas. Polisi yang mengejar kemudian menangkapnya di perbatasan Ngawi-Solo, pada Minggu malam.
Semoga pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menjalani hukuman yang setimpal.
Bagaimana menenangkan bayi yang tidak berhenti menangis?
Peristiwa mengenaskan di atas sebenarnya bisa dihindari bila orangtua mengetahui cara menenangkan bayi menangis dengan benar.
Umumnya bayi menangis saat lapar atau mengantuk. Hal pertama yang dapat Bunda dan Ayah coba adalah memberi bayi makan atau menegakkan dan menepuknya pundaknya untuk bersendawa. Periksa juga apakah si kecil sudah waktunya mengganti popok.
Jika sudah mendekati waktu tidur siang, Anda dapat mengayunkannya sedikit dan perlahan sehingga mereka mudah tertidur. Jika tidak ada yang berhasil, mungkin bayi Anda hanya membutuhkan perhatian dari Anda.
Nah, perlu orangtua pahami, saat bayi kecil Anda tidak berhenti menangis, emosi orangtua cenderung ikut naik, dan Bunda atau Ayah mungkin tergoda unuk melakukan apa saja agar tangisan bayi berhenti. Namun apa pun yang Anda lakukan, jangan sampai mengguncangkan bayi Anda!
Saat masih usia bayi, si kecil memiliki otot leher yang lemah. Dilansir dari laman MayoClinic, mengguncang-guncangkan bayi mungkin dapat membantu mengatasi rasa frustrasi Anda, tapi hal ini berpotensi menimbulkan bahaya. Di antaranya, kebutaan pada anak, kerusakan otak hingga keterbelakangan mental. Hal itu bisa mengancam jiwa atau bahkan fatal.
Cara lain untuk menenangkan bayi menangis:
Baca juga
Istri rekam aksi kekerasan suami, lakukan ini bila alami KDRT
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.