Terjadi lagi, penemuan bayi yang diduga dibuang oleh pihak tidak bertanggung jawab. Kali ini, bayi baru lahir berjenis kelamin perempuan ditemukan di mesin pemilah sampah beberapa waktu lalu (8/11). Bagaimana kronologinya? Mengapa banyak bayi yang dibuang orangtuanya?
Kronologi Bayi Ditemukan di Mesin Pemilah Sampah
Tragis, seorang bayi perempuan ditemukan di mesin pemilah sampah di Denpasar Bali beberapa waktu lalu (8/11). Bayi merah yang malang itu ditemukan pertama kali oleh pekerja di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Kertalangu, bernama Ni Kadek Suryantini.
Saat itu, Suryantini sedang bekerja memilah sampah seperti biasanya. Ia mencurigai sebuah kantong plastik berukuran besar. Ia pun mencoba membuka isi bungkusan tersebut.
Di dalamnya, ia menemukan celana panjang hitam dan bungkusan kain besar, yang ternyata berat ketika ia coba mengangkatnya. Ketika ia mencoba membuka bungkusan kain, betapa kagetnya ia menemukan seorang bayi malang berjenis kelamin perempuan lengkap dengan ari-ari dan tali pusarnya yang masih menempel.
Namun, kondisi bayi tersebut sudah terlihat bersih tanpa darah, dan terkulai lemas. Beberapa saat setelah ditemukan, bayi itu pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun sayang, sampai di rumah sakit bayi tersebut dinyatakan meninggal dan sudah tak bernyawa.
Dokter yang sempat memeriksa kondisi bayi malang tersebut menyatakan bahwa terdapat bagian yang retak di kaki bayi dan kepala bayi yang membiru.
Sampai saat ini, polisi masih berusaha mencari pelaku dengan mendata kendaraan yang membawa sampah masuk ke TPST selama periode bayi ditemukan.
Artikel terkait: Anak Bayi Dibuang Orang Tuanya Karena Berkulit Hitam Legam
Mengapa Banyak Bayi yang Ditelantarkan Orangtuanya?
Berita tentang bayi yang dibuang atau ditelantarkan orangtuanya memang tidak bisa terhitung banyaknya. Sebenarnya, apa yang menyebabkan hal ini?
Rasa Malu dan Penolakan
Tentunya, hal ini bisa terjadi karena beberapa hal. Mulai dari kelahiran yang tidak diinginkan, penolakan, hingga stres atau tekanan yang dialami sang ibu. Alhasil, bayi yang seharusnya menjadi harapan dan masa depan orangtuanya, malah menjadi beban yang harus dihilangkan. Selain itu, rasa malu dan tuntutan dari keluarga yang mungkin mendesak sang ibu untuk menggugurkan bayi yang tidak bersalah.
Mereka bingung, kalut, pening, hingga frustasi sehingga perilakunya menjadi kontrasosial dan menyimpang seperti tega membuang anaknya sendiri. Ditambah lagi, jika sang ayah tidak mau bertanggung jawab, sehingga perempuan harus berjuang sendiri merawat anaknya.
Faktor Kemiskinan
Prevalensi kelahiran di luar perkawinan telah terbukti berdampak negatif terhadap ekonomi dan kesejahteraan sosial. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu tunggal mengalami tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dan lebih mungkin terlibat dalam kejahatan, serta penyalahgunaan zat dalam jangka panjang.
Dikutip dari laman Verywell Family, orang tua yang menelantarkan anak mereka seringkali karena mereka juga merasa tidak mampu memberikan stabilitas emosi dan keuangan yang baik yang dibutuhkan anak. Hal ini tentu perlu dipelajari lebih lanjut bagaimana pendampingan yang didapatkan sang orang tua atau ibu. Meskipun, alasan ini bukan merupakan alasan yang sah.
Artikel terkait: Depresi Postpartum: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Pada akhirnya, pentingnya edukasi seks secara tepat bagi generasi muda juga sangat diperlukan, disamping edukasi persiapan kesehatan dan mental menjadi orang tua. Hal ini mungkin menjadi pekerjaan bagi negara untuk lebih berkontribusi dalam perlindungan perempuan yang di posisi terjepit seperti ini.
Baca juga:
id.theasianparent.com/bayi-ditemukan-di-suhu-minus
Penemuan Bayi Cantik Baru Lahir di Waikabubak, Hanya Ditutupi Daun Jati
Bayi Dibuang di Rumah Warga, Pesan Pelaku: Jangan Lapor Polisi