Menggunakan car seat menjadi sebuah cara untuk memastikan anak tetap aman saat sedang berkendara. Meletakkan bayi di car seat memang telah terbukti efektif melindunginya dalam kendaraan. Perlengkapan satu ini dapat mencegah anak terkena benturan atau terpelanting bilamana terjadi kecelakaan di tengah perjalanan.
Di negara maju seperti Amerika dan Eropa, penggunaan car seat adalah hal yang wajib dilakukan seluruh orangtua. Jika orangtua lalai, maka dianggap melanggar peraturan dan dapat dikenakan sanksi tegas hingga dibawa ke pengadilan untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Kendati demikian, penting diingat kekeliruan orangtua perihal menaruh bayi di car seat bisa saja membahayakan nyawa. Kisah berikut bisa menjadi pelajaran untuk Parents.
Bayi ini nyaris tewas akibat car seat, ini kronologisnya
Sama halnya dengan orangtua lain, Kirsti dan Christopher Clark melakukan hal yang sudah seharusnya dilakukan agar anak tetap terjaga keselamatannya saat berkendara. Pasangan ini menaruh bayinya, Harper yang baru berusia 3 minggu di car seat sepanjang perjalanan.
Pasangan asal Skotlandia ini baru saja pulang dari perjalanan dinas selama hampir dua jam dan mereka memutuskan untuk membawa buah hatinya. Mereka bergantian menjaga Harper di kursi mobil selama 15 menit ketika menyadari ada sesuatu hal yang aneh. Harper mendadak kejang setelah dikeluarkan dari car seat-nya!
“Suamiku mengeluarkan Harper dan meletakkannya di atas pangkuannya, tetapi ia kelihatannya tidak nyaman. Jadi, dia membaringkan Harper di atas tikar dan kakinya menendang,” kata Kirsti. Wanita ini lalu menyadari bibir bayinya terlihat membiru dan pipinya juga kemerahan yang tidak biasa. Saat itulah, Kirsti menyadari ada sesuatu yang salah.
Ketika Christopher memegangnya, rahang Harper mengepal tertutup, bibirnya membiru, kemudian busa putih mulai keluar dari hidung dan mulutnya. “Itu sangat menakutkan. Suamiku memeganginya dan menepuk punggungnya. Aku berusaha membuka mulutnya untuk memastikan dia tidak menggigit lidahnya, tetapi rahangnya tertutup rapat,” katanya.
Orangtua ini segera menyadari bahwa ini bukan kejang yang normal, mereka lalu bergegas membawa Harper ke rumah sakit. “Perjalanan mobil itu mengerikan. Saya berusaha memastikan dia bernapas, tetapi saya sangat gemetar sehingga saya tidak bisa mengatakannya,” katanya. “Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, yang terpikir olehku hanyalah ‘kita akan kehilangan dia’.'”
Artikel terkait: Anak meninggal mendadak, Parents harus waspada terhadap kejang demam
Beruntung, dokter berhasil membuat Harper bernapas kembali dan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab kejang yang terjadi. Saat itu, terungkap bahwa Harper telah tidur di car seat selama 1 jam 45 menit selama perjalanan pulang. Lamanya durasi tidur di car seat membuat Harper sesaat kehilangan oksigen. Tubuhnya ‘terkejut’ saat ia dikeluarkan dari kursi tersebut.
Tes menunjukkan bahwa Harper dalam kondisi sehat, demikian pula car seat yang sepenuhnya aman digunakan. Namun, dokter memperingatkan bahwa bayi tidak boleh berada di car seat selama lebih dari satu jam karena dapat mengakibatkan kekurangan oksigen.
“Ketika konsultan mengatakan kepada kami bahwa penyebabnya adalah car seat, saya tidak percaya. Saya pikir ‘tidak mungkin,'” katanya. “Aku tidak mengerti mengapa tidak ada yang pernah memberi tahu kami. Kami jelas pernah mendengar hal tentang tidak membiarkan bayi di car seat semalaman karena itu menyebabkan lengkungan tulang belakang, tetapi tidak tentang hal seperti ini.”
Ketidaktahuan Kirsti dan Christopher tidak lantas menyurutkan niat mereka untuk mengambil pelajaran. Mereka tergerak untuk meningkatkan kesadaran para orangtua baru untuk peka dan memerhatikan durasi waktu yang aman untuk menidurkan anak di car seat.
“Kami tahu kami harus menceritakan apa yang terjadi pada Harper karena orangtua perlu tahu. Hanya dua jam di kursi mobil dan kita bisa kehilangan dia, itu mengerikan.
Awasi dan perhatikan bayimu. Jika ada sesuatu yang tidak beres, segera bawa ke rumah sakit”, tegas Kirsti.
Kesalahan orangtua yang masih banyak dilakukan
Kendati membantu menjaga keselamatan anak dari hal yang tidak diinginkan, sejumlah penelitian ditemukan terkait efektivitas car seat untuk kemananan anak. Sebuah studi yang dilakukan pada 2016 menemukan bahwa bayi berusia 4 minggu atau lebih muda berisiko lebih tinggi mengalami kesulitan bernapas saat duduk di kursi mobil sehingga orangtua sebaiknya tidak menaruh mereka jika dalam perjalanan panjang.
Sebuah studi terpisah yang dilakukan oleh Children’s Hospital Medical Center di Ohio menemukan bahwa kesalahan orangtua menggunakan car seat turut serta menjadi andil utama kematian selama tahun pertama bayi saat tidur.
“Jok mobil tidak boleh digunakan sebagai area tidur, dan anak-anak tidak boleh berada di kursi mobil dengan tali yang tidak diikat atau dilipat sebagian,” kata para peneliti. Hal tersebut disebabkan bayi bisa saja membungkuk kemudian menghambat jalan pernapasan tanpa sepengetahuan orangtua.
Melansir laman Baby Center, berikut kesalahan yang masih banyak dilakukan orangtua saat menaruh bayi di car seat:
-
Tidak memasang kursi mobil dengan konsisten
“Gak apa-apa deh, toh aku cuma sebentar beli sabun aja” menjadi salah satu alasan yang membuat banyak orangtua memilih memasang tali pengaman car seat buah hati ala kadarnya. Pernah seperti ini, Parents?
Faktanya, setiap tahun puluhan ribu anak terluka akibat kecelakaan mobil karena car seat tidak dipasang dengan benar. Untuk itu, kursi mobil sejatinya harus dipasang dengan benar untuk mengurangi risiko tersebut.
-
Menghadapkan anak ke depan terlalu cepat
Anak memiliki struktur leher yang masih relatif lemah sehingga jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, kepala anak bisa tersentak dengan keras dan akhirnya mengakibatkan cedera tulang belakang. Untuk itu, jagalah agar anak Anda menghadap ke belakang selama mungkin.
American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan anak sebaiknya menggunakan kursi mobil yang menghadap ke belakang sampai ia mencapai batas berat badan, biasanya mencapai sekitar usia 4 tahun.
-
Tidak menaruh anak dengan aman di kursi
Anak yang kerap rewel juga membuat orangtua menyerah dan akhirnya membiarkan anaknya duduk di kursinya tanpa tali pelindung. Padahal, hal ini penting menjaga anak tetap aman. Jangan lupa pasang tali pengaman dengan benar dan pastikan tali pengikat yang tersedia tidak terpuntir.
-
Membiarkan anak duduk bersama orangtua di kursi depan
Jika anak berteriak dan membuat gaduh seisi mobil, biasanya apa yang akan Parents lakukan? Ya, Anda akan menarik si kecil ke kursi depan agar situasi kembali tenteram terkendali. Jika sudah begitu, car seat akhirnya hanya menjadi penghias. Padahal, tetap saja kursi mobil merupakan tempat paling aman untuk si kecil.
The National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) merekomendasikan semua anak berusia di bawah 13 tahun duduk di kursinya sendiri setiap naik mobil.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan buah hati kita terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Artikel ini disadur dari theAsianparent Singapura
Baca juga:
Bingung memilih car seat bayi? Ini pedoman yang wajib Parents perhatikan