Tak pernah ke mana-mana, balita 1.5 tahun di Probolinggo positif COVID-19

Seorang balita positif COVID-19 namun asal penularannya misterius dan masih ditelusuri. Balita 1.5 tahun itu menjadi pasien ke-17 di Probolinggo.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski para ahli mengatakan bahwa anak-anak lebih resisten terhadap penularan virus corona, bukan berarti orangtua bisa abai. Faktanya, banyak balita yang dikonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia. Salah satunya yang terbaru adalah bayi berusia 1.5 tahun asal Probolinggo, Jawa Timur.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Anang Budi Yoelijanto mengonfirmasi bahwa balita positif COVID-19 itu adalah pasien yang ke-17 di Probolinggo. Hingga Minggu malam (26/04/2020), data sebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo tercatat sebanyak 17 orang positif corona, 42 orang PDP, dan 382 ODP.

Balita positif COVID-19, asal penularan masih menjadi misteri

Bayi tersebut dan orangtuanya tinggal di Desa Tamansari, Kecamatan Dringu. Meski demikian, menurut Anang, asal penularan Virus Corona kepada bayi tersebut masih misterius. Tidak diketahui bagaimana balita itu tertular. Bahkan riwayat perjalanan dan kontak fisik dengan episentrum dan pasien positif COVID-19 juga tidak diketahui.

“Bayi tersebut tidak dari mana-mana. Orang tuanya pedagang bakso yang berjualan di rumah, sehingga kontak bayi tersebut tidak banyak," kata Anang seperti dilansir Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Menurut Anang, bayi tersebut sempat mengalami sesak napas dan dirawat di RSU Wanolangan. Kemudian dia dirujuk ke RSUD Tongas dan setelah dites swab, hasilnya dinyatakan positif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: "Bayiku punya penyakit jantung, kini ia positif corona," curhatan seorang ibu

Hingga saat ini masih belum diketahui keterkaitan Virus Corona dalam tubuh bayi tersebut dengan pasien lainnya di Probolinggo. Anang mengatakan, bayi tersebut tidak termasuk dalam klaster manapun.

Menurut Anang, sebelum hasil tes positif keluar, bayi tersebut merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) dan diisolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri dilakukan, karena bayi tersebut tidak ke mana-mana dan tidak kontak dengan siapapun kecuali keluarganya. 

“Dalam satu keluarga ada empat orang. Sudah kita tracing dan segera rapid test. Anggota keluarga dari bayi kita isolasi di rumah mereka dan diawasi aparat desa, kecamatan dan petugas medis. Hanya bayinya yang dirawat di RSUD,” kata Anang. 

Sementara untuk proses pemeriksaan Swab berikutnya, Tim Gugus Tugas Covid-19 harus menunggu antrian cukup panjang di Jawa Timur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Motivasi dan Swab sekali lagi kita lakukan. Kita harus menunggu betul antrian yang sangat luar biasa di Jawa Timur," imbuh Anang, dikutip dari Suaraindonesia.co.id (26/4/2020)

Mencegah penularan virus corona pada bayi dan anak

Menurut dokter anak Anggraini Alam yang pernah merawat bayi berusia 1,5 bulan yang positif corona di Runah Sakit Hasan Sadikin Bandung, jumlah tes Covid-19 terlalu sedikit dibanding populasi masyarakat. Ini bisa memperburuk penularan di antara bayi dan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh sebab itu, dokter Anggraini menyarankan para orangtua untuk menjaga anak tetap di rumah dan mengawasi jarak aman mereka atau social distancing.

"Masker anak siapa yang punya? Anak-anak dipakaikan masker nggak betah, dan masker nggak mengganti social distancing. Lebih baik anak nggak usah keluar," ujarnya dikutip dari laman BBC (7/4/2020).

Dia lanjut menyarankan orangtua agar tak membawa anak ke rumah sakit atau ke dokter kecuali mengalami kondisi darurat seperti diare, kejang, atau muntah-muntah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Ibu menyusui dinyatakan positif corona, ini hal yang perlu dilakukan

Berkaca pada kasus balita positif COVID-19 di Probolinggo, penularan dicurigai dari orangtua. Untuk mencegahnya, maka ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan:

  • Memastikan anak sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol. Jika anak masih bayi, orang tua dapat mencuci tangannya atau memakaikan sarung tangan yang bersih.
  • Hindari orang yang terlihat sakit, termasuk batuk dan bersin.
  • Bersihkan benda-benda yang sering disentuh anak dengan disinfektan, misalnya gagang pintu, kursi, meja, hingga mainannya.
  • Cuci mainan anak juga dengan air dan sabun atau sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Bila memungkinkan, cuci mainan tersebut menggunakan air hangat.
  • Bagi orangtua, kurangi kebiasaan mencium atau menyentuh wajah anak Anda.
  • Jangan membawa anak-anak di kerumunan atau keramaian.
  • Bagi orangtua yang bekerja, sepulang kerja segera ganti pakaian dan mandi sebelum berinteraksi dengan anak.

Sumber: Kompas, Suaraindonesia, BBC, SehatQ

Baca juga:

id.theasianparent.com/pasien-corona-melahirkan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan