Baru-baru ini viral di sosial media sebuah video yang menunjukkan balita diajak naik gunung Kerinci oleh ayahnya. Setelah ditelisik lebih dalam, ternyata balita tersebut masih berusia 2,5 tahun. Melihat ini netizen pun ikut khawatir dan bertanya-tanya soal keselamatan sang anak. Lantas bagaimana ya pandangan medis melihatnya? Simak artikel berikut ya, Parents!
Kronologi Balita Diajak Naik Gunung
Dalam video yang beredar, nampak seorang ayah yang diketahui bernama Rudy ini sedang membantu anaknya yang berjaket pink untuk menapaki jalur pendakian yang curam dan berbatu. Namun, melihat sang anak yang nampaknya kesulitan, ia pun menggendongnya.
Diketahui video ini direkam pada Agustus lalu, tepatnya tanggal 15-17 Agustus kemarin.Diketahui Rudy dan rombongannya dari Surabaya ini memulai pendakian di Gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera dengan ketinggian 3.805 mdpl.
Jika melihat unggahannya di Instagram, Rudy tampaknya memang suka mendaki gunung. Ia juga sering mengajak istri dan anak-anaknya turut. Hanya saja videonya kali ini viral sehingga menjadi sorotan banyak pihak.
Mengantongi Izin tapi Disayangkan
Meski dibantu proter dan telah mengantongi izin dari petugas di Pos Registrasi Pendakian Gunung Kerinci karena sudah menandatangani surat pernyataan akan bertanggung jawab penuh mengajak anak di bawah umur, ada hal yang cukup disayangkan.
Menurut petugas, Rudy dianggap memberikan informasi yang tidak akurat karena mengatakan hanya akan melakukan pendakian hingga mencapai Shelter 1.
Namun faktanya ia dan rombongan, termasuk anaknya yang masih berusia 2,5 tahun itu, mendaki hingga ke puncak gunung. Syukurlah semua selamat dan tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Artikel Terkait: Deretan Nama Gunung di Indonesia dari Jawa Hingga Papua
Risiko dan Bahaya Mengajak Anak Naik Gunung
Melansir laman Healthline, orangtua yang hendak mengajak anaknya untuk naik gunung harus terlebih dahulu memahami risiko dan bahaya yang mungkin terjadi. Berikut penjelasannya.
1. Hipotermia
Suhu ekstrem di gunung tentu berisiko bagi anak-anak. Saat musim panas, risiko dehidrasi dan kelelahan ekstrim mungkin saja terjadi. Sementara saat musim dingin, risiko hipotermia juga tak kalah membahayakan anak.
2. Gangguan Pendengaran
Perbedaan tekanan udara di gunung bisa membuat anak jadi rewel karena terasa pengang. Dalam kasus yang lebih serius, perbedaan tekanan udara yang terlalu besar ini juga berisiko menyebabkan ruptur gendang telinga yang berakibat anak mengalami gangguan pendengaran permanen atau jangka panjang.
3. Sesak Nafas
Di ketinggian, level oksigen akan semakin tipis. Akibatnya, bukan hanya anak-anak saja, orang dewasa pun juga bisa mengalami sesak nafas karena kekurangan oksigen.
4. Kaki Lecet dan Terkilir
Selanjutnya, kaki lecet dan terkilir juga sangat mungkin terjadi. Untuk mencegahnya, orangtua harus memberikan perlindungan yang memadai, khususnya pada sepatu yang digunakan. Selain itu, untuk menghindari cedera akibat tergelincir atau semacamnya, bekali anak dengan tongkat trekking untuk membantu keseimbangannya.
5. Nyeri Lutut
Saat diajak naik gunung, anak juga bisa lebih rentan mengalami masalah lutut. Risiko ini akan semakin besar jika sebelumnya mereka pernah mengalami peradangan sendi atau masalah lutut.
Itulah risiko yang harus dipahami Parents jika hendak mengajak anak naik gunung. Terlepas dari bahaya dan kejadian yang tengah viral itu, Parents perlu menyadari bahwa anak-anak yang berusia di bawah 3 tahun umumnya masih dalam tahap perkembangan fisik sehingga kemampuan motorik mereka masih terbatas.
Itulah alasan kenapa kelompok usia ini sebenarnya masuk dalam kategori yang belum disarankan untuk aktivitas mendaki gunung. Kalaupun Parents bersikeras, perhatikan batasan, jarak, dan medan yang ditempuh. Dan pastikan sudah mengkonsultasikannya dengan dokter sehingga anak memang dinyatakan aman untuk diajak naik gunung.
Baca Juga:
11 Gunung Tertinggi di Indonesia, Si Kecil Sudah Tahu?
13 Tips Mendaki Gunung untuk Pemula, Jangan Disepelekan!
7 Gunung Di Indonesia untuk Merayakan Momen Kemerdekaan, Wajib Buat Pendaki!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.