Stok Obat Kosong dan Terlambat dibawa ke RS, Balita 2 Tahun Meninggal Dunia

Miris, karena stok obat kosong dan terlambat ditangani, balita 2 tahun meninggal di Cianjur, Jawa Barat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus pilu balita 2 tahun meninggal terjadi di Cianjur. Sayangnya, kematian balita ini bisa dicegah kalau saja persediaan obat di puskesmas setempat tidak kosong, dan pihak keluarga bisa lebih cepat bergerak untuk membawa korban ke rumah sakit. 

Kronologi Balita 2 tahun Meninggal Dunia di Cianjur

Pasangan asal Cijati, Cianjur, yakni Agus dan istri sedang merasakan kepedihan mendalam karena kehilangan buah hati mereka yang baru berusia 2 tahun 6 bulan. Balita tersebut mengalami kejang dan sempat kritis sebelum akhirnya meninggal dunia. 

Padahal, seharusnya sang anak bisa diselamatkan kalau saja stok obat Diafezam untuk menangani kejang tersedia di Puskesmas Cijati, tempat dia dibawa berobat.

Melansir dari laman Detik.com, kasus balita 2 tahun meninggal di Cianjur ini menjadi ramai diperbincangkan setelah Agus membagikan pesan suara berdurasi 3 menit. Pesan tersebut berisi kronologi bagaimana anak Agus tidak bisa diselamatkan setelah mengalami demam kejang dan tak bisa dirawat karena obat kosong.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Anak saya saat itu kejang. Katanya stok obat diazefam di Puskesmas Cijati tidak ada. Nyari ke apotek juga tidak ada. Kemudian dirujuk. Tiba di RS Pagelaran jam 12 siang dan meninggal menjelang ashar. Katanya kalau kejang lebih dari satu jam akan berdampak pada saraf di otak, sehingga meninggal," kata Agus seperti dikutip dari Detik.com.

Pria berusia 33 tahun itu menyayangkan mengapa stok obat yang diperlukan anaknya malah kosong sedangkan puskesmas tersebut adalah layanan utama di wilayah pelosok daerah tempat ia tinggal.

Klarifikasi pihak Puskesmas Cijati, Keluarga Telat Membawa Korban untuk Diobati

Setelah kasusnya menjadi viral, pihak Puskesmas Cijati akhirnya memberikan penjelasan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Linda selaku Kepala Puskesmas Cijati mengatakan bahwa anak Agus dibawa ke Puskesmas pada 14 Desember 2023 siang hari, sedangkan pasien telah mengalami demam sejak malam sebelumnya. 

"Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui kalau demamnya itu ternyata dari malam hari, tetapi baru dibawa oleh keluarganya pada tanggal 14 Desember 2023 sekitar pukul 09.00 WIB," tutur Linda sebagaiamana dilansir dari Detik.com.

Linda melanjutkan, pihak Puskesmas Cijati sudah mengupayakan perawatan terbaik untuk anak Agus sesuai dengan SOP yang ada. Namun memang stok obat kejang diazefam tidak tersedia saat itu. Bahkan staf puskesmas juga sudah berusaha mencari ke puskesmas lain yang terdekat dan apotek, tetapi obat tersebut tidak bisa didapatkan dimanapun. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, pihak Puskesmas juga sudah berupaya agar pasien dirujuk ke RS secepatnya, bahkan menyiapkan ambulans untuk mengantar pasien tersebut. Akan tetapi pihak keluarga Agus bersikeras ingin memakai kendaraan pribadi. 

"Jadi sempat menunggu lama, belum berangkat karena nunggu kendaraannya. Padahal kita sudah siapkan ambulans," kata Linda. 

Kini, pihak puskesmas sudah menyiapkan stok obat untuk pasien kejang untuk menghindari kejadian serupa. Walau harganya tinggi dan masa kadaluarsanya cepat dan harga tinggi, mereka tetap menyediakannya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pertolongan Pertama saat anak kejang demam

Kasus anak Agus ini memang miris dan harus menjadi pelajaran bagi semua orangtua untuk tidak menyepelekan kondisi anak yang kejang demam. Kenali gejalanya dan cara tepat menanganinya demi menyelamatkan nyawa buah hati kita. 

Gejala kejang Demam yang Harus Diwaspadai

Mengutip dari laman Alodokter, berikut adalah gejala kejang demam yang harus diwaspadai Parents.

  • Suhu tubuh lebih dari 38°C
  • Tubuh anak gemetar, kaku, menghentak tak terkontrol terutama di bagian lengan dan tungkai
  • Anak mengerang, menggigit lidah dengan keras, pipis tiba-tiba dan bola mata berputar keatas. 
  • Tidak merespon saat diajak bicara atau bermain
  • Pingsan atau hilang kesadaran setelah mengalami kejang

Pertolongan pertama anak kejang demam

  • Letakkan anak ditempat datar dan luar agar tidak terbentur atau kejatuhan benda berbahaya
  • Posisikan tubuhnya agar tidur menyamping supaya tidak tersedak
  • Longgarkan pakaian terutama di bagian leher
  • Jangan menahan gerakan tubuhnya saat kejang, jagalah posisi tubuhnya tetap aman dari bahaya 
  • Jangan masukkan apapun ke dalam mulutnya selama kejang agar dia tak tersedak
  • Amati kondisinya, catat berapa lama ia kejang, bila anak mengalami sulit bernapas atau wajahnya pucat kebiruan, tanda bahwa dia sudah kekurangan oksigen dan harus dibawa ke dokter segera. 

Kondisi Kejang Demam yang Berbahaya

  • Kejang lebih dari 5 menit
  • Kejang hanya di beberapa bagian tubuh
  • Susah bernapas dan bibir menjadi biru
  • Kejang berulang selama 24 jam

Dokter akan memberikan obat diazepam rektal untuk meredakan kejang yang dialami anak. Waspadalah jika anak mengalami kejang agar tidak berakibat fatal seperti balita 2 tahun yang meninggal di Cianjur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 

id.theasianparent.com/balita-minum-cairan-desinfektan

id.theasianparent.com/balita-terbakar-di-dalam-mobil

Penulis

Fitriyani