Konten pornografi ditemukan di WhatsApp, bagaimana cegah anak mengaksesnya?

Tanpa moderator yang memadai, konten pornografi dibagikan secara bebas di grup WhatsApp.

Parents, sudahkah Anda waspada dan berhati-hati terhadap bahaya Whatsapp pada anak? Terutama jika Anda telah membiarkan anak-anak menggunakannya.

Nyatanya, aplikasi yang digunakan secara global ini sering menjadi pilihan, tempat bagi orang untuk berbagi gambar dan video pornografi.

Menurut Financial Times, para peneliti menemukan bahaya WhatsApp, ada lusinan grup WhatsApp aktif yang menyebarkan secara bebas konten pornografi seputar pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Potensi ponsel merusak otak anak bisa lebih tinggi jika si kecil terkena paparan gadget sejak dini.

Peneliti melihat aplikasi pihak ketiga yang merekomendasikan grup WhatsApp berdasarkan minat. Di sini, tautan ke grup obrolan yang memperdagangkan gambar eksploitasi anak dapat ditemukan dengan referensi yang terlihat ke foto profil eksplisit.

Para peneliti mengklaim telah berbagi temuan mereka dengan Facebook (Facebook satu perusahaan dengan WhatsApp). Mekipun begitu, masih banyak dari grup ini yang masih ‘aktif’.

“Ini mengerikan. Materi semacam ini dulunya banyak ditemukan di Darknet (bagian-bagian dari Internet sengaja tidak terbuka untuk publik). Sekarang ada di WhatsApp,” kata salah satu peneliti dalam laporannya.

Bahaya WhatsApp untuk anak-anak

Tidak bisa dipungkiri konten pornografi sebenarnya tidak hanya bisa didapatkan lewat WhatsApp. Pasalnya, saat ini WhatsApp memang bukan satu-satunya platform sosial yang merasa sulit untuk menjaga pornografi ada di dalam aplikasinya. Aplikasi Tumbler kini juga sudah dihapus akibat terkait dengan pornografi anak-anak.

Untuk WhatsApp, enkripsi ujung ke ujungnya melindungi pengguna dengan privasi ekstra. Namun, ini berarti bahwa penegak hukum tidak dapat melihat isi pesan yang diduga mengandung aktivitas yang melecehkan, mengandung konten pornografi atau ilegal.

Ini juga berarti bahwa Facebook tidak dapat menggunakan alat deteksi yang sama di situsnya untuk memantau WhatsApp. Selain itu, WhatsApp hanya memiliki 300 karyawan untuk memantau 1,5 miliar pengguna globalnya. Sebaliknya, Facebook mempekerjakan ribuan moderator konten.

Melaporkan pornografi anak ke WhatsAapp

WhatsApp mengatakan akan melarang pengguna jika mereka untuk mengirimkan konten terlarang, seperti pornografi, atau mendorong perilaku yang ilegal.

Berikut tips yang bisa dilakukan agar anak terhindari dari bahaya WhatsApp:

1. Anda dapat mengirim laporan ke WhatsApp dari dalam aplikasi.
2. Berikan dan paparkan informasi sebanyak mungkin.
3. Saat diperlukan, ambil tangkapan layar dari konten dan bagikan atu screen shoot sehingga bisa dijadikan bukti bersama dengan info kontak yang tersedia.
4. Laporkan kontak atau grup yang menyebarkan konten pornografi tersebut, menggunakan langkah-langkah berikut:

  • Buka fitur chatting
  • Klik kontak atau nama grup untuk membuka informasi profil mereka.
  • Gulir ke bawah dan klik Laporkan kontak atau Grup laporan.

Semoga Parents bisa mencegah anak-anak mengakses konten pornografi ini dari WhatsApp!

Rasa khawatir yang dirasakan orangtua saat melihat anaknya menikmati konten dewasa tentu saja sangat wajar. Terlebih lagi jika mengingat mudahnya anak-anak  melihat konten dewasa yang banyak berseliweran di dunia maya. Ini juga salah satu pentingnya mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini.

Pendidikan seks yang ditanamkan sejak dini akan memudahkan anak dalam mengembangkan kepercayaan diri, kepribadian yang sehat dan penerimaan diri yang positif.

Bagaimana cara berbicara tentang seksualitas kepada anak?

Sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic, berikut hal-hal yang bisa diterapkan orangtua ketika berbicara soal seks kepada anak:

  1. Ketika anak-anak belajar berjalan dan berbicara, mereka juga mulai belajar tentang tubuh mereka. Buka pintu untuk pendidikan seks dengan mengajarkan anak nama yang tepat untuk organ seksnya, mungkin selama waktu mandi.
  2. Jika anak Anda menunjuk ke bagian tubuh, katakan saja padanya apa itu. Ini juga saat yang tepat untuk membicarakan bagian tubuh mana yang pribadi.
  3. Ketika anak Anda bertanya tentang tubuhnya atau tubuh Anda, jangan tertawa atau merasa malu. Karena membicarakan semua bagian tubuh bukan suatu hal yang tabu.
  4. Ajari anak Anda bahwa tidak seorang pun boleh menyentuh bagian pribadi tubuhnya tanpa izin.
  5. Pendidikan seks bukanlah diskusi tunggal. Sebaliknya, manfaatkan peluang sehari-hari untuk membahas seks.
  6. Jika ada saudara yang hamil, beri tahu anak bahwa bayi tumbuh di tempat khusus di dalam perut ibu yang disebut rahim.
  7. Jika anak Anda menginginkan lebih banyak detail tentang bagaimana bayi itu sampai di sana atau bagaimana bayi itu akan lahir, berikan penjelasan yang mudah dipahami.

Bagaimana menurut, Parents?

 

Disadur dari artikel Elaine Boey, theAsianparent Singapura

Baca juga:

Anak minta HP, Parents perlu buat kontrak aturan pakai gadget. Apa isinya?