Albothyl saat ini tengah menjadi perbincangan ramai, terkait keluarnya surat pernyataan dari BPOM bahwa obat tersebut mengandung bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan di sekitar mulut.
Albothyl dikenal sebagai obat sariawan yang telah digunakan oleh banyak orang selama bertahun-tahun. Namun, menurut pengakuan seorang dokter gigi, Albothyl mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa merusak jaringan jika digunakan.
Sebuah postingan di akun Twitter @cho_ro menjadi viral. Postingan tersebut mengungkap rasa syukur karena akhirnya BPOM mengeluarkan larangan penggunaan Albothyl sebagai obat sariawan.
Kepala BPOM Penny K. Lukito menyatakan bahwa surat edaran tersebut adalah benar, dan menghimbau masyarakat untuk jangan dulu menggunakan obat tersebut untuk sariawan.
Tanggapan dokter soal bahaya policresulen
Drg. Widya Apsari, seorang dokter gigi sudah jauh-jauh hari memperingatkan bahayanya obat sariawan konsentrat yang mengandung bahan kimia policresulen. Hal ini dikarenakan dia sering mendapat pasien yang mengeluh sariawannya tidak sembuh atau justru semakin parah setelah menggunakan obat Albothyl.
Dokter spesialis penyakit mulut Indonesia ini juga menyatakan, dia tidak pernah menemukan jurnal ilmiah maupun klinis yang menyebut bahan policresulen bisa digunakan untuk pengobatan di area mulut.
Melalui tulisannya di laman Kompasiana, dokter Widya menyebutkan bahaya policresulen jika dijadikan obat sariawan. Yakni sebagai berikut.
- Terjadi penyempitan pembuluh darah di tepi sariawan, sehingga suplai darah ke area yang terkena sariawan menjadi terhenti. Dan jaringan di sekitar sariawan pun mati. Itulah sebabnya sariawan tidak terasa sakit lagi karena jaringannya sudah mati.
- Saat sebuah jaringan mati, tubuh akan otomatis berusaha melepaskan jaringan tersebut. Maka terjadi pengelupasan kulit. Tak heran, mereka yang berkumur dengan obat Albothyl akan mengalami area mulut yang terkelupas.
- Setelah jaringan yang mati sudah terkelupas, biasanya tubuh akan memproduksi jaringan baru yang sehat. Namun, penggunaan policresulen membuat jaringan terlalu rusak hingga tubuh tidak bisa membentuk jaringan yang sehat.
- Matinya jaringan sariawan bisa membuat sariawan bertambah besar dan sakit.
Lebih lanjut, dokter Widya juga mengatakan bahwa dalam setiap jurnal ilmiah yang membahas soal sariawan, policresulen bukanlah pilihan obat yang disarankan.
Artikel terkait: [Viral] Anak kejang hingga meninggal karena obat sariawan, benarkah?
Tanggapan perusahaan pembuat Albothyl
Beredarnya surat dari BPOM yang menyatakan obat tersebut berbahaya, ditanggapi dengan tenang oleh pihak PT. Pharos selaku produsen obat sariawan konsentrat itu.
Imawan Derajatkusuma, National Sales Manager PT. Pharos menyebut bahwa penarikan obat tersebut oleh BPOM adalah berita yang tidak benar.
“Informasi dari product management, bukan ditarik tapi tidak cocok untuk indikasi penyakit tertentu,” ujarnya seperti dikutip dari Viva.
Lebih lanjut Imawan mengatakan, BPOM hanya memberikan warning terhadap pemakaian produk dari perusahaannya tersebut. Kandungan konsentrat policresulen dalam Albothyl membuatnya harus diencerkan lebih dulu sebelum digunakan. Imawan juga menyatakan, obat tersebut bisa digunakan pada sakit kulit yang disebabkan kerusakan sel atau radang.
“Kandungannya hanya fokus pada sel yang rusak untuk menjadi mati dan sembuh,” tegasnya.
Bagaimana pendapat Anda?