Bahaya mimisan bisa mengintai siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Apabila mimisan terjadi setelah hidung mengalami benturan keras, seperti dipukul atau menabrak benda keras, kita bisa langsung tahu penyebabnya. Namun, bila mimisan terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, Anda perlu mewaspadainya.
Dilansir dari WebMD, mimisan paling umum terjadi pada anak-anak antara 2 dan 10 tahun dan orang dewasa antara 50 dan 80 tahun.
Bahaya mimisan: 2 jenis mimisan yang perlu diketahui
Ada dua jenis mimisan yang dibedakan berdasarkan asal aliran darah yang keluar. Yakni mimisan anterior dan mimisan posterior.
1. Mimisan anterior
Kondisi ini terjadi ketika dinding yang memisahkan lubang hidung Anda (septum), memiliki banyak pembuluh darah yang dapat pecah dari benturan di wajah, atau bahkan goresan kuku Anda sendiri. Sebagian besar mimisan dimulai di bagian bawah septum, yang berarti dekat dengan lubang hidung Anda.
2. Sakit mimisan posterior
Mimisan posterior adalah tipe yang lebih jarang. Mereka terletak lebih dalam di belakang hidung Anda. Mimisan posterior lebih mungkin terjadi pada orang yang lebih tua, mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, atau mereka yang memiliki cedera wajah.
Sulit untuk mengetahui apakah Anda memiliki mimisan posterior atau anterior. Tapi mimisan posterior bisa jauh lebih serius. Anda akan lebih membutuhkan bantuan darurat.
Penyebab mimisan terjadi
Sebagian besar mimisan terjadi secara spontan, dan terjadi secara tak terduga dan tidak diketahui penyebabnya. Tetapi jika Anda sering mimisan, mungkin inilah kemungkinan penyebabnya:
- Iklim kering atau udara panas kering yang mengeringkan bagian dalam hidung Anda
- Mengupil atau menggosoknya terlalu keras
- Flu
- Cedera hidung
- Reaksi alergi atau obat alergi yang bisa mengeringkan hidung Anda
- Infeksi sinus
Bahaya mimisan yang disebabkan penyakit serius
Jika mimisan sering terjadi, disertai perdarahan pada gusi, atau tubuh Anda gampang mengalami luka ringan, sebaiknya segera menghubungi dokter. Gangguan pendarahan dengan gejala mimisan bisa berakibat serius, karena trombosit dalam darah Anda yang membantu pembekuan darah hilang atau tidak berfungsi.
Dalam beberapa kasus, mimisan juga dapat disebabkan oleh gen yang diturunkan dalam keluarga. Suatu kondisi langka yang disebut hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT).
HHT mempengaruhi pembuluh darah, dan gejala utamanya adalah mimisan berulang yang muncul begitu saja dan bertambah buruk seiring waktu.
Jika Anda memiliki HHT, Anda mungkin sering terbangun di malam hari dengan bantal yang berlumuran darah, kadang juga memiliki bintik-bintik merah di wajah atau tangan Anda.
Jika salah satu atau kedua orang tua Anda mengalami kondisi ini dan Anda sering mengalami mimisan, Anda harus bertanya kepada dokter Anda tentang cara mengujinya. Perawatan tersedia untuk membantu meringankan gejala ini.
Pertolongan pertama saat mimisan
Jika Anda mengalami mimisan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik dan tetap tenang sebisa mungkin. Lakukan beberapa langkah pertolongan pertama berikut ini untuk menghentikan atau mengurangi darah yang keluar:
- Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk dapat mengurangi tekanan pembuluh darah di dalam hidung. Dengan begitu, pendarahan di hidung dapat segera berhenti.
- Condongkan tubuh ke arah depan agar darah yang keluar dari hidung tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebab darah yang telah tertelan dapat memicu muntah.
- Pencet hidung dengan perlahan selama kurang lebih 10-15 menit dan bernafaslah melalui mulut.
- Kompres pangkal hidung dengan menggunakan kain bersih yang telah diberi air dingin untuk memperlambat perdarahan.
- Bila mimisan telah berhenti, jangan mengorek bagian dalam hidung, membuang ingus, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat setidaknya dalam jangka waktu 24 jam. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya iritasi hidung atau risiko perdarahan berulang.
Bila beberapa langkah pertolongan pertama ini tetap tidak dapat menghentikan perdarahan dari hidung. Maka segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi pada dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Adapun beberapa penanganan yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk mengatasi masalah mimisan ialah:
- Menyumbat rongga hidung dengan kain kasa. Ini dilakukan untuk menghasilkan tekanan pada area pembuluh darah di hidung.
- Menutup pembuluh darah yang pecah dengan menggunakan bahan kimia atau energi panas.
- Memperbaiki pembuluh darah di bagian belakang hidung yang menjadi sumber perdarahan dengan prosedur operasi yang dilakukan oleh dokter THT.