Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo, atau lebih dikenal dengan panggilan Jokowi, memiliki tiga orang anak, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep. Ketiga anaknya sukses dengan jalan hidup masing-masing. Cara mendidik anak dari presiden Jokowi sangat bisa kita tiru.
Belakangan, perhatian publik tersita oleh ‘ulah’ dua anak lelaki Presiden Jokowi di media sosial Twitter. Keduanya kerap saling ‘bersahutan’ menanggapi cuitan resmi dari Presiden Jokowi dengan santai dan kocak.
Keduanya makin populer setelah tampil di sebuah talkshow sebuah televisi swasta, Mata Najwa.
Bagaimana cara Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mendidik anak-anaknya?
Apa saja pelajaran parenting yang bisa kita petik dari Presiden Jokowi? Simak ulasan berikut ini.
1. Orangtua sebagai teladan
Poin utama dan terpenting dari parenting ala Presiden Jokowi adalah teladan. Presiden Jokowi termasuk orangtua yang tak banyak bicara.
Menurut anak-anaknya, ia hampir tak pernah marah. Ketika ditanya, Presiden Jokowi selalu menjawab,”Anak-anak sudah besar tak perlu dimarahi.”
Tanpa kita sadari, anak-anak mencontoh setiap detil yang dilakukan orangtuanya. Banyak sikap Presiden Jokowi yang tampak jelas menurun ke anak-anaknya.
Misalnya, sikap rendah hati, sederhana, ramah, dan humoris. Sikap anak-anak jadi cerminan sikap orangtua.
2. Mendidik Anak jadi Mandiri adalah Hal yang Penting Menurut Presiden Jokowi
Setiap kali ditanya wartawan mengapa Presiden Jokowi mengirim anak-anaknya untuk sekolah di luar negeri, jawaban Jokowi selalu,”Supaya mandiri.”
Si sulung Gibran, misalnya, melanjutkan pendidikan D3 di Australia. Sedangkan Kaesang, menimba ilmu di Singapura sejak SMA hingga kini kuliah S1.
Cara ini dipilih Presiden jokowi dan istrinya Iriana bukan untuk menaikkan gengsi atau prestise. Menurut Kaesang, si bungsu ini hanya diberi uang jajan secukupnya untuk makan tiga kali sehari.
Sementara Gibran, juga pernah bekerja paruh waktu di beberapa restoran cepat saji selama berada di Australia.
Kemandirian Gibran juga terlihat dari usahanya merintis sendiri bisnis cateringnya, tanpa bantuan materi dari sang ayah.
Gibran mencari sendiri pinjaman modal ke bank, dan pernah tiga kali ditolak permohonan pinjamannya. Akhirnya, Gibran mendapatkan pinjaman kecil dan merintis usahanya hingga kini.
3. Rendah hati
Terlepas dari muatan politisnya, saat masa kampanye, beredar foto Presiden mengoleskan balsem cair ke kaki KH Hasyim Muzadi saat mereka umroh bersama.
Jokowi bisa saja meminta oranglain untuk melakukan hal itu, namun dia memilih melakukannya sendiri.
Hal-hal kecil seperti ini rupanya menjadi inspirasi bagi anak-anak Jokowi. Gibran misalnya memilih ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk menjadi juru masak di usaha cateringnya.
Kedekatan Gibran dengan para juru masaknya tak berubah, meski dia sudah menjadi anak presiden.
Sementara Kaesang menanggapi dengan lucu candaan para fansnya di twitter yang menjodohkan dia dengan anak Menteri Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang sempat populer karena cantik dan fashionable.
“Nggak berani saya, dia anak menteri,” ujar Kaesang.
Di lain kesempatan juga beredar foto Kaesang dan Kahiyang (anak kedua Jokowi) berdiri dalam acara penanaman kapsul waktu di Merauke, karena tak kebagian tempat duduk.
4. Sederhana dan menjaga harga diri
Kita juga masih ingat cerita Gibran dan istrinya, Selvi Ananda, yang memeriksakan kehamilan di sebuah klinik biasa bertarif Rp 50 ribu.
Sebelumnya dalam pesta pernikahan Gibran, Presiden juga menolak hadiah dalam bentuk apapun. Sikap beliau yang berusaha selalu dalam kesederhanaan terpatri kuat dalam karakter Gibran.
“Saya ingat Bapak bilang, kalau sudah sukses bisnis ini dan punya uang banyak, tak usah mikir untuk beli jet pribadi misalnya. Gunakan uang untuk hal yang perlu,” kata Gibran.
Dalam menjalankan bisnisnya, Gibran juga tak ingin memanfaatkan nama besar sang ayah.
Saat Jokowi masih menjadi Walikota Solo, Gibran menolak pesanan catering yang berasal dari Pemerintah Kota Solo. Ia memilih jalankan bisnis dengan kemampuannya sendiri.
5. Presiden Jokowi Mendidik Anak untuk Lapang dada
Yang paling menarik dari dua putra Presiden adalah cara mereka menghadapi haters. Gibran misalnya, justru sering meretweet berita-berita fitnah atau cuitan negatif para haters.
“Saya jadi buzzernya haters, nggak apa-apa. Biasa aja,” ujar Gibran dengan santai.
Sementara Kaesang cenderung menghadapi para haters mereka, dengan candaan penuh humor. Lihat tanggapannya terkait tuduhan bahwa alasan Presiden pindah ke Istana Bogor karena saran dukun kepercayaannya.
“Bapak aja santai kenapa saya musti marah,” kata Kaesang.
6. Tegas namun humoris
Menurut Kaesang, di rumah, Presiden Jokowi merupakan sosok yang tegas namun humoris. Beliau tak pernah mempermasalahkan cuitan apapun yang dibikin anaknya di media sosial.
Pesannya tegas, jangan sampai menulis apapun yang menghina atau melecehkan orang lain.
Selebihnya, apapun fenomenanya, mereka hadapi dengan candaan. “Meskipun candaan Bapak sering nggak lucu,” kata Kaesang.
7. Biarkan anak jadi diri sendiri
Meski terlihat kompak, Presiden dan anak-anaknya memiliki banyak perbedaan minat dan hobi. Ini tak menjadi masalah. Jokowi memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk jadi diri mereka sendiri.
Untuk soal bisnis misalnya, Gibran memang tak ingin meneruskan usaha mebel ayahnya yang sudah berada di zona aman. Ia memilih memulai dari nol bisnis kulinernya.
Sementara Kaesang, sama sekali tak mengikuti selera musik ayahnya.
Seperti diketahui, Kaesang merupakan pengagum girlband Indonesia JKT48. “Kalau Bapak suka heavy metal, saya heavy rotation (salah satu judul lagu JKT48),” kata Kaesang.
Mereka juga tetap melakukan kebiasaan mereka sebelum jadi anak Presiden, misalnya menyetir mobil sendiri, dan makan di warung pinggir jalan tanpa pengawalan.
Baca juga:
Rahasia Jokowi Tetap Sehat dan Bugar, Rajin Minum Jamu Selama 20 tahun!
Ini pelajaran yang bisa dipetik dari keluarga Presiden Jokowi