Seorang anak pemarah menangis dengan keras, tangannya terkepal dan matanya menyorotkan kemarahan. Ia marah kepada saudaranya karena telah memukul dengan tidak sengaja. Tangan kecil itu sudah terayun di udara, hendak memukul saudaranya.
Ibunya memperhatikan dan segera menangkap tangan kecil itu dan memeluknya sambil berkata, “Maafkan saudaramu, Nak, Sabar…., tarik nafasmu…, dan peluk bunda saja.”
Cara menghadapi dan mengatasi anak yang pemarah
Sebagai orangtua yang memiliki anak pemarah dan galak sering dibuat kelimpungan. Orangtua kerap mencari solusi, dengan membujuk, memukul, melarang atau bahkan balik memarahi untuk mengatasi anak pemarah tersebut.
Anak sesungguhnya hanya meng-copy paste apa yang dilihatnya dalam lingkup keluarga. Apa yang Ayah dan Bunda lakukan akan selalu ditiru oleh anak-anak karena orangtua adalah role model bagi mereka.
Suatu contoh kasus sederhana ketika Ayah dan Bunda sedang bertengkar, apakah Ayah dan Bunda sering melakukan seperti melakukan pukulan, berteriak, menuding, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan?
Tak usah heran jika kemudian anakpun meniru yang Ayah dan Bunda lakukan jika ia sedang marah. Maka orangtua perlu memperbaiki sikap dan perilaku diri sendiri dahulu sebagai salah satu cara yang jitu untuk mengatasi anak yang pemarah.
Baca di halaman berikut mengenai tips mengatasi anak pemarah:
Tips mengatasi anak pemarah:
1. Konsistensi antara perkataan dan perbuatan
Anak merupakan pengamat yang baik, mereka akan mengamati konsistensi perkataan dan perbuatan dari orang yang terdekat dengan mereka. Jika Ayah dan Bunda berteriak jika sedang berbicara, maka anakpun akan demikian. Namun jika Ayah dan Bunda baik hati dan lemah lembut, maka anak pun akan menjadi baik hati dan lemah lembut.
Biasanya anak yang tumbuh dalam keluarga yang saling menyayangi, perduli dan menghargai satu dengan yang lainnya akan bertindak serupa dengan orang lain.
Baca di halaman berikut mengenai tips selanjutnya…
2. Ajarkan anak pemarah tentang kepedulian pada sesama
Kepedulian kepada sesama ibaratnya seperti buah yang telah siap petik dari sebuah pohon yang telah dirawat dan diberi pupuk. Pohon itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengeluarkan buahnya. Kepedulian pada sesama juga perlu diajarkan kepada anak, karena hal seperti ini tidak dapat diajarkan pada anak dalam semalam saja.
Ajarkan kepedulian kepada sesama dengan menunjukkan rasa tidak suka jika anak melakukan kekerasan. Katakan dengan tegas, jujur, singkat dan tepat sasaran bahwa Ayah dan Bunda tidak menyukai tindakan tersebut.
Namun perlu diingat jangan sampai ‘nasihat’ itu melebar dan membahas bukan hanya tindakan yang tidak baik tersebut melainkan sudah ke pada pribadinya
Baca juga : Meningkatkan EQ Anak Agar Ia Lebih Sukses di Kemudian Hari
Tips berikutnya untuk mengatasi anak pemarah:
3. Menyeleksi bacaan dan tontonan
Banyak sekali tontonan yang tidak pantas ditayangkan di televisi sekarang ini. Mulai dari acara banyolan yang mengejek dan merendahkan orang lain yang tidak cakep, menggunakan alat untuk memukul pada acara lawakan atau bahkan iklan mengenai program acara lainnya, seperti hantu, atau sinetron pada jam tayang acara anak.
Banyak orangtua mensiasati dengan menggantinya dengan TV Cable, tapi harus diingat tidak semua tontonan kartun pantas untuk anak. Yang terbaik adalah menemani serta menjelaskan pada mereka saat menonton dan menanyakan apa yang dipikirkan.
Serta ajaklah anak untuk memikirkan tindakan lain dari hal yang ditonton bersama tersebut, seperti tindakan lain selain kekerasan, tindakan lain selain mencuri, dan lainnya.
Akan lebih baik jika Ayah dan Bunda membatasi anak menonton televisi terlalu banyak, lebih baik banyak membaca terutama tokokh-tokoh yang menginspirasi, seperti Mahatma Gandhi, Florence Nightingale, Bunda Teresa atau yang lainnya
4. Mengelola emosi dengan tepat
Ajarkan anak untuk mengelola emosi dengan tepat dengan mengutamakan komunikasi dan membuat keputusan yang berimbang (win win solution) ketika anak tidak memperoleh apa yang diinginkannya atau ketika orang lain melanggar haknya.
5. Jauhkan benda yang berbahaya
Di sekeliling anak selalu ada alat atau benda yang tajam, seperti pinsil, pulpen, penggaris dan lainnya. Maka ajarkan anak mengenai fungsi dan kegunaan dari benda-benda tersebut, serta tanggung jawab agar tidak emnyalahgunakannya sebagai alat untuk menyakiti atau menyerang orang lain.
6. Mengenalkan penderitaan yang lain
Ajarkan anak untuk lebih peka kepada penderitaan yang lain, agar anak dapat merasakan bahwa yang dirasakannya mengenai alasana kemarahannya adalah tidak seberapa dibandingkan yang dialami orang lain.
Kunjungan ke yatim piatu, rumah jompo atau anak jalanan akan sangat baik bagi anak untuk mengasah kepekaan sosialnya akan penderitaan orang lain juga mengajarkan kepedulian kepada sesama pada saat yang bersamaan.
Baca artikel menarik lainnya:
- Anak Mengamuk di Tempat Umum
- Persiapan Anak Masuk Pra Sekolah
- 5 Kunci Sukses Kehidupan yang Harus Dimililki Anak
- Membangun Benteng untuk Menghadapi Kekerasan pada Anak
- Menyiasati Kecanduan TV pada Anak