Waspadai Cyberbullying
Bullying secara harafiah dapat diartikan dengan mengintimidasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan si pengancam.
Namun pada beberapa dekade terakhir bullying lebih identik dengan tindakan mengolok-olok seseorang dalam komunitas atau kelompok, serta mempengaruhi anggota kelompok lain untuk melakukan tindakan yang sama.
Tindakan mengolok-olok secara bersama-sama ini selanjutnya berkembang menjadi cyberbullying.
Munculnya raksasa jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter bukan hanya memudahkan kita untuk berinteraksi, namun juga membuka peluang anak kita mengalami cyberbullying.
Tindakan ini biasanya dipicu oleh sebuah foto atau video memalukan tentang seseorang, kemudian dikomentari dan diolok-olok oleh rekan-rekannya di jejaring sosial.
Demikianlah cyberbullying dimulai. Meski niat awalnya mungkin hanya bercanda, namun beberapa remaja memilih bunuh diri akibat tak tahan di-bully di internet.
Hingga saat ini telah tercatat 10 anak muda di seluruh dunia yang mati sia-sia akibat cyberbullying, dan yang mengejutkan salah satu diantaranya berasal dari Indonesia!
Korban cyberbullying asal Indonesia bernama Yoga Cahyadi (36) nekat mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api yang sedang melintas di kawasan Bantul, Jogjakarta, setelah menerima cyberbullying hujan cercaan di jejaring Twitter terkait kegagalan sebuah konser musik yang dipromotorinya.
Ini cukup mengejutkan mengingat korban berusia cukup matang dan dikenal sebagai pribadi yang enerjik. Jika orang dewasa saja bisa mengalami stres akibat cyberbullying, bagaimana anak-anak kita akan meresponnya?
Strategi ‘berperang’ di dunia maya
Sebagai orang tua, tentu kita tidak ingin anak-anak kita mendapat perlakuan buruk, baik secara verbal maupun non verbal dari teman-teman mereka.
Namun kita tak selalu dapat berada di sisi mereka dan membantu anak-anak menghadapi kawan sekaligus lawan yang akan mereka jumpai dalam kehidupan cybernya sehari-hari.
Jika anak Anda telah melek internet dan mempunyai akun di banyak media sosial, ada baiknya kita dukung mereka dengan cara-cara kami di bawah ini agar mereka lebih tangguh dan dapat memenangkan pertarungan cyberbullying.
1. Komunikasi
Tingkatkan kewaspadaan ketika mendadak anak Anda menunjukkan perubahan sikap. Ajak ia berjalan-jalan atau makan di luar berdua saja. Berceritalah tentang apa yang Anda lakukan seharian, dan tunggu sampai ia menceritakan isi hatinya.
2. Konsekuensi
Selalu tanamkan pemahaman sejak dini bahwa semua tindakan memiliki konsekuensi. Jadi ketika anak khilaf dan kesalahannya menjadi bahan olokan teman-temannya, ia dapat menerima kenyataan bahwa ia di-bully sebagai resiko atas kesalahan yang dilakukannya.
3. Percaya diri
Seorang anak yang percaya terhadap dirinya sendiri tak akan ambil pusing terhadap komentar teman-temannya. Ia akan bertindak menurut apa yang diyakininya dan bukan menuruti perkataan teman-teman, atau sekedar mengikuti mainstream yang sedang berlangsung. Anda dapat menanamkan rasa percaya diri pada anak melalui kegiatan olahraga, kesenian atau pramuka.
4. Berani tampil beda
Karena para ABG biasanya memanfaatkan media sosial untuk menunjukkan ke-aku-annya masing-masing, dukung anak untuk memamerkan diri melalui bakat atau kelebihan yang dimilikinya. Misalnya anak Anda suka menggambar kartun, sarankan ia untuk mengunggah karyanya ke akun media sosialnya dan beri dukungan dengan memencet tombol ‘like’.
5. Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu
Ada kalanya cyberbullying dilakukan dengan tanpa alasan spesifik. Bisa jadi sekedar iseng karena pelakunya kurang kerjaan dan kurang hiburan. Anda bisa menyarankan anak untuk meng-unfollow atau menghapus teman-teman yang telah mem-bully-nya di media sosial.
Jika anak Anda khawatir karena ia masih dapat bertemu dengan teman-teman yang mem-bully-nya di sekolah atau di sekitar rumah, minta ia untuk mengatakan bahwa akun media sosialnya telah di-hack jadi ia tak tahu apa yang sedang ramai dibicarakan di Twitter. Atau, minta ia mengatakan kalau ia punya game PS baru sehingga tidak punya waktu untuk mengakses akun media sosialnya.
Jangan lupa untuk menjadi supporter terbaik bagi anak Anda, sehingga mereka tak merasa sendirian dan tidak akan gentar meski menghadapi serangan cyberbullying dalam bentuk apapun. Nah, selamat ‘berperang’ di medan cyber!
Baca juga artikel menarik ini:
Sweetie, Gadis yang Menjerat 1000 Predator Seks Anak
Cara Aman Berinternet untuk Anak
Waspadai Wisata Seks Anak Melalui Webcam