Semua orang tahu bahwa kondisi stres bisa memengaruhi kondisi fisik seseorang. Namun ternyata, apabila ayah stres, kondisi tersebut juga bisa memengaruhi perkembangan otak anaknya.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tingkat stres seorang ayah memiliki peranan penting dalam perkembangan otak anak.
Apa yang terjadi saat ayah stres?
Tim ilmuwan dan peneliti dari Sekolah Kesehatan Universitas Maryland, melakukan percobaan pada tikus. Dan menemukan bahwa kondisi ayah stres bisa memengaruhi perkembangan otak dalam keturunannya.
Sementara itu, studi lain yang meneliti 30 ribu anak di Norwegia juga menemukan hasil serupa. Sebanyak 3% dari ayah yang mengalami stres atau tekanan psikologis tinggi, berisiko memiliki anak dengan masalah perilaku atau gangguan emosional.
Penelitian jangka panjang ini, mengungkap kondisi ayah stres ketika sang istri sedang mengandung lima bulan. Ketika anaknya lahir, sang anak mengalami masalah mental, dengan menunjukkan gejala gangguan keceman dan depresi.
Peneliti mengobservasi subjeknya selama masa kehamilan, hingga melahirkan. Juga perkembangan emosi si anak sampai berusia 3 tahun. Usia, pendidikan si ayah, status perkawinan dan kesehatan mental ibu juga dimasukkan sebagai faktor pendukung.
Anne Lise Kvalevaag, peneliti dari Universitas Bergen mengatakan, studi ini menunjukkan risiko masalah emosional, perilaku dan sosial pada anak-anak di masa depan. Kondisi ini sudah bisa diidentifikasi selama masa kehamilan.
Hasil studi yang dipublikasikan di Journal of Pediatric ini, memberikan beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut:
- Anak sangat mungkin mewarisi genetik ayah
- Ayah stres ketika bayi masih dalam kandungan, berdampak negatif kepada istri yang sedang hamil
- Ayah stres ketika istri hamil bisa membuat bayi yang dilahirkan istrinya rentan terkena depresi.
Michael Weitzman, seorang psikiater dan dokter anak di Universitas New York mengatakan, “Ayah yang mengalami depresi bisa membuat istrinya yang hamil ikut depresi. Sehingga memengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan.”
Artikel terkait: Kisah Depresi Seorang Ayah, “Sejak istriku melahirkan, aku mulai berpikir untuk bunuh diri.”
Tips bagi para ayah yang mengalami stres atau depresi
1. Luangkan waktu bersama keluarga
Seorang ayah bisa mengalami stres ketika dia merasakan beban tanggung jawab yang menekan. Juga harus selalu terlihat kuat di depan istri dan anaknya. Mereka sering lupa, ayah juga membutuhkan dukungan keluarga sama seperti keluarga membutuhkannya.
Bagi para ayah yang merasakan stres, cobalah meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Ayah akan menyadari bahwa istri dan anak mencintai Anda tanpa syarat, tanpa tuntutan apapun. Anda akan meras dicintai dan dihargai.
Masalah pekerjaan pastinya akan terlupakan, melihat cinta yang polos tanpa pamrih dari keluarga Anda.
2. Bicara dengan istri dan anak
Bicara dengan keluarga tentang hal sekecil apapun bisa meningkatkan ikatan emosional antara suami dan istri, juga ayah dengan anak. Karena itu luangkanlah waktu untuk mengobrol dengan anak dan pasangan Anda. Di waktu pagi saat sarapan, atau malam sebelum tidur. Juga ketika berkumpul sekeluarga di akhir pekan.
Hal kecil ini bisa mengurangi tingkat stres. Anda pun bisa melihat masalah yang dihadapi dengan kepala yang lebih jernih, sehingga bisa memikirkan solusi tepat untuk masalah tersebut.
3. Olahraga dan konsumsi makanan sehat
Tubuh yang sehat bisa membantu Ayah menghadapi stres lebih baik. Olahraga selain mengeluarkan keringat, juga berfungsi menurunkan tingkat stres. Mulailah berolahraga sekarang juga.
Jangan lupa perbanyak konsumsi buah dan sayuran, kandungan vitamin dan mineralnya bisa menurunkan level stres Anda.
4. Manjakan diri sendiri
Bila Ayah merasa kewalahan dengan semua tanggung jawab dan masalah yang dihadapi, cobalah untuk memanjakan diri. Menghabiskan waktu sendirian untuk memancing, atau melakukan hal lain yang Anda suka.
Jelaskan pada istri bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri, agar bisa tenang kembali. Istri juga harus memahami, suami butuh menyegarkan pikiran dengan melakukan hal yang tidak melibatkan keluarga.
5. Belajar bilang tidak
Bila Anda terlalu lelah, katakan tidak pada tugas tambahan yang diberikan atasan Anda. Ayah harus paham, bahwa tidak semua pekerjaan bisa Anda lakukan dalam satu waktu. Kenali batasan diri, dan berani bilang tidak saat Anda sudah memiliki banyak tugas untuk dikerjakan.
6. Jangan ragu untuk mencari bantuan
Jika Ayah merasa stres yang dirasakan mulai menimbulkan masalah dalam kehidupan rumah tangga, cobalah cari bantuan. Entah apakah psikolog atau teman yang Anda percaya. Daripada mengabaikan stres yang ada, dan justru membuat masalah semakin besar.
****
Siapapun bisa merasakan stres, baik laki-laki maupun perempuan. Jangan ragu untuk mencari pertolongan, agar stres tidak berubah menjadi depresi dan malah tidak bisa disembuhkan.
Semoga bermanfaat.