Berhasil atau tidaknya program hamil bukan hanya diukur dari kualitas sel telur perempuan saja, lho. Motilitas sperma atau kemampuan sperma untuk bergerak juga memengaruhi pembuahan saat program hamil. Karena itu, Parents perlu mengetahui tentang Asthenozoospermia atau ‘sperma nggak gesit’ yang menyebabkan susah punya momongan.
Apa itu Asthenozoospermia Alias Sperma Nggak Gesit?
Sebelum membahas apa itu asthenozoospermia, perlu diketahui kalau ada 3 kualitas sperma yang menjadi penilaian penting. Dokter Batara Imanuel Sirait, SpPG (K)FER dari Morula IVF menjelaskan 3 hal ini menjadi penilaian utama sebelum program hamil.
“Menurut WHO, ada 3 hal yang dinilai saat pemeriksaan sperma, yang pertama itu jumlahnya. Semestinya jumlahnya di atas 15 juta/ml, yang kedua gerakan yang bagus. Dari semua yang terlihat seharusnya 40% bergerak bagus lurus dan cepat. Dan ketiga yang bentuknya bagus minimal 4%,” ucap dr. Batara saat diwawancarai langsung oleh theAsianparent.
Mengutip dari Medical News Today, motilitas sperma yang buruk atau asthenozoospermia didiagnosis ketika kecepatan sperma bergerak di bawah 32-40%.
Ada dua jenis motilitas sperma yang mengacu pada cara sperma individu berenang. Motilitas progresif mengacu pada sperma yang berenang di sebagian besar garis lurus atau lingkaran besar. Sedangkan motilitas non-progresif mengacu pada sperma yang tidak bergerak dalam garis lurus atau berenang dalam lingkaran yang sangat sempit.
Agar sperma dapat melewati lendir serviks untuk membuahi sel telur wanita, sperma harus memiliki motilitas progresif minimal 25 mikrometer per detik.
Artikel terkait: Ayah harus tahu! Ini 7 cara agar sperma berkualitas
Penyebab Asthenozoospermia
Menurut dr. Batara, sperma yang tak gesit bisa disebabkan oleh banyak hal. Tapi biasanya, hal ini dikarenakan jumlah sperma yang banyak, tapi berkualitas buruk atau banyak rusak. Dan ada banyak pula faktor yang menyebabkan asthenozoospermia.
“Jumlahnya banyak, tapi rusak semua dan nggak bergerak, gimana mau terjadi pembuahan, dan itu juga hanya bisa dilihat dari mikroskop. Penyebabnya sulit banget diketahui, bisa karena hormonal, ada infeksi, bisa juga karena gangguan DNA nya, hubungannya dengan merokok dan gaya hidup ini bisa memengaruhi,” tutur dr. Batara.
Selain yang diungkapkan oleh dr. Batara, kerusakan pada testis juga bisa membuat sperma nggak gesit. Penyebab umum kerusakan testis, yaitu:
- infeksi
- kanker testis
- operasi testis
- masalah yang dimiliki seorang pria sejak lahir
- testis tidak turun
- cedera
Cara Mendiagnosis Asthenozoospermia
Menganalisis sperma di bawah mikroskop adalah satu-satunya cara mendiagnosa asthenozoospermia. Tes sperma ini biasanya dilakukan dengan cara masturbasi. Pria akan diminta untuk tidak melakukan hubungan seks antara 2 dan 7 hari sebelum mengambil sampel untuk meningkatkan volume air mani.
Hasil ejakulasi lalu dikumpulkan dalam wadah steril untuk memastikan hasil tes lengkap. Setelah itu, air mani harus dianalisis dalam waktu satu jam.
Dokter menyarankan untuk memegangnya dekat dengan tubuh selama transportasi agar tetap pada suhu tubuh. Ini akan memastikan itu adalah kualitas terbaik ketika dianalisis.
Ada banyak hal juga yang bisa memengaruhi hasil tes sperma, termasuk lama tidaknya melakukan hubungan seksual dan bila ada penyakit. Karena itu, ada dua sampel sperma yang dikumpulkan antara 2 hingga 4 minggu.
Jika persentase sperma yang bergerak secara progresif kurang dari 32-40%, diagnosisnya mungkin motilitas sperma yang buruk.
Artikel terkait: Ejakulasi Tanpa Sperma, Apakah Normal atau Berbahaya?
Bisakah Memperbaiki Kualitas Sperma?
Karena salah satu yang menyebabkan asthenozoospermia adalah gaya hidup yang buruk, memperbaiki kualitas sperma bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat.
Merokok dapat mengurangi kesuburan dan telah terbukti memengaruhi motilitas sperma. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok bisa membantu memperbaiki kualitas sperma. Namun dalam hal ini, dr. Batara mengatakan sebaiknya mencoba program hamil lebih cepat.
“Terapi atau mengatasinya sesuai dengan penyebabnya. Kalau gangguan hormon kita kasih hormon, bisa kita kasih berbagai vitamin supaya energinya bertambah. Tapi belajar dari pengalaman, mengobati masalah sperma itu nggak sebentar waktunya dan harga obatnya juga nggak murah. Sedangkan kenapa nggak bayi tabung aja langsung. Menghabiskan waktu banyak juga ngaruh sama usia perempuannya untuk berpeluang hamil.
Selain itu ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan, yaitu istirahat yang cukup, dan jangan duduk terlalu lama karena duduk terlalu lama sangat memengaruhi kualitas sperma.
Selain Asthenozoospermia, Kualitas Sperma yang Buruk Juga Dipengaruhi Oleh Jumlah Sperma
Dr. Batara menjelaskan, selain sperma yang tak gesit, sebenarnya yang paling ditakutkan adalah jumlah sperma yang sedikit. Hal ini juga menjadi yang paling sering dialami banyak pria.
“Sebenarnya yang ditakutkan adalah gangguan jumlah. Karena kalau gangguan jumlah biasanya juga gangguan kualitas. Misalnya normalnya 15 juta, spermanya cuma 11 juta masih nggak apa-apa, tapi kalau dibawah 1 juta, ini akan susah sekali diperbaikinya,” kata dr. Batara.
Kualitas sperma yang buruk membuat pembuahan gagal dilakukan. Karena itu, bila sudah diketahui bahwa jumlah sperma sedikit, sebaiknya segera mencoba program hamil bayi tabung.
“Kualitas sperma yang buruk membuat pembuahan tidak berhasil. Nanti sel telur istri dapat, tapi nggak berhasil pembuahan, atau terjadi pembuahan tapi tidak jadi embrio, atau ada embrio sudah ditanam tapi keguguran. Karena itu kalau ketemu jumlah sperma yang sedikit kita dorong banget, bayi tabung aja secepat mungkin,” ungkap dr. Batara.
***
Itulah penjelasan mengenai asthenozoospermia, semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga
Psst, Ayah Wajib Konsumsi 13 Makanan Penyubur Sperma saat Promil
Berapa Kali Sperma Seharusnya Dikeluarkan dalam Seminggu? Ini Kata Ahli