Penyakit Asma pada Anak: Penyebab, gejala dan cara menanganinya

Asma pada anak bisa menghambat aktivitas bermain dan belajar si kecil. Kenali gejala dan penyebabnya untuk tahu cara tepat menanganinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Asma pada anak membuatnya kesulitan bernapas, sehingga dia tidak bisa bebas bermain bersama teman, dan tampak lesu seharian.

Asma pada anak bisa kambuh kapan saja, terutama jika dia terpapar pemicu serangan asma seperti polusi, atau jika memiliki alergi tertentu. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai asma pada anak.

Artikel terkait: Beginilah asma pada bayi yang harus diwaspadai

Gejala asma pada anak

  • Batuk secara terus menerus, saat dia sedang bermain. Saat malam hari, atau ketika dia menangis dan tertawa
  • Batuk kronis
  • Kurang energi saat bermain
  • Napas cepat dan putus-putus
  • Mengeluh dada sesak atau sakit
  • Terdengar bunyi seperti bersiul ketika anak bernapas
  • Ada cekungan di dada anak karena susah bernapas
  • Napas pendek-pendek
  • Otot leher dan dada menjadi kaku atau tegang
  • Anak terlihat lemas atau lesu

Selain gejala di atas, dokter juga akan memeriksa kemungkinan adanya penyebab lain yang membuat anak sulit bernapas. Sebab, gejala tersebut bisa jadi bukan asma, namun masalah lain yang menyangkut pernapasan anak.

Artikel terkait: Mengatasi asma dengan olahraga berenang

Pertolongan pertama gejala asma pada anak

  • Jauhi anak dari pemicu serangan asma, seperti polusi atau benda yang memicu alergi asma.
  • Minta anak duduk diam, biarkan dia rileks dan minta dia menarik napas dalam-dalam. Hindari reaksi atau respon yang membuat anak bertambah panik. Orangtua harus bersikap tenang agar anak juga bisa lebih tenang.
  • Longgarkan baju yang dikenakan anak, terutama jika dia mengenakan pakaian ketat
  • Berikan inhaler, dan minta anak menghirupnya dua kali dengan jeda dua menit, sampai anak merasa baikan. Bila cara ini tidak berhasil, anak harus segera dibawa ke dokter
  • Jika lupa membawa inhaler, berikan air hangat untuk dia minum sampai inhaler didapatkan. Atau segeralah bawa anak ke rumah sakit.

Penyebab asma pada anak

Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menderita asma, diantaranya ialah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Anak memiliki alergi terhadap hal tertentu seperti makanan, debu, atau lingkungan berpolusi
  • Punya sejarah di keluarga yang memiliki riwayat penyakit asma
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Berat badan rendah saat lahir
  • Paparan terhadap asap rokok sebelum atau sesudah lahir
  • Masalah kulit kronis, seperti eksim
  • Tumbuh di lingkungan

Artikel terkait: Bahaya asap rokok untuk janin Anda

Mencegah serangan asma pada anak

Jika anak memiliki alergi yang menjadi pemicu serangan asma, seperti hewan, makanan, debu, atau tanaman tertentu. Jauhkan pemicu tersebut dari anak. Jangan lupa informasikan pada guru di sekolah untuk menghindari anak mengalami serangan asma di sekolah.

Selain itu, pemeriksaan rutin ke dokter juga berguna untuk memantau kondisi asma pada anak. Minimal dua minggu sekali. Jika mengunjungi daerah yang dipenuhi polusi, atau berasap tebal, tutup mulut dan hidung anak dengan kain bersih.

Ingatkan anak agar selalu memakai masker hidung setiap kali bepergian keluar rumah. Dan tak pernah lupa membawa inhaler di dalam tas atau kantongnya. Juga minum obat tepat waktu.

Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda munculnya serangan asma, karena bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pilihan obat asma untuk anak

Ada dua macam obat yang bisa Anda gunakan untuk mengurangi gejala asma yang dialami anak. Yakni obat untuk jangka panjang, atau quick relief yang bersifat sementara.

  • Inhaler corticosteroid. Obat ini bisa meringankan gejala asma dan serangan sesak napas pada anak. Pastikan penggunaan obat mengandung corticosteroid di bawah pengawasan dokter. Karena penggunaan jangka panjang bisa menimbulkan perkembangan tubuh anak terhambat.
  • Inhaler kombinasi biasanya terdiri dari campuran  corticosteroid dan Long-Acting Beta Agonist (LABA). Namun, obat ini hanya diperuntukkan bagi penderita asma bronchial, yakni jenis asma yang tidak bisa ditangani dengan obat lain. Obat ini hanya bisa digunakan sebagai pilihan terakhir jika obat lain sudah tidak mempan.
  • Leukotriene Modifier yang tersedia dalam bentuk obat untuk diminum. Berfungsi sebagai pencegah gejala asma dan memiliki efek hingga 24 jam. Akan tetapi, obat ini juga memiliki risiko efek samping seperti depresi, halusinasi, lekas marah, sensitif, atau pikiran buruk yang bisa membahayakan jiwa anak.

Selain obat asma untuk jangka panjang seperti di atas, adapula obat asma yang bersifat quick relief. Diantaranya ialah short-acting beta agonist, kortikosteroid oral dan suntik. Biasanya digunakan untuk pertolongan pertama jika terjadi serangan asma. Tetapi tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semoga bermanfaat.

 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Referensi: WebMD, Merdeka, Sehatalamiku

Baca juga:

Penelitian: Bayi bisa ‘divaksinasi’ terhadap Asma dengan Probiotik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani