Asites merupakan istilah medis untuk menggambarkan kondisi penumpukan cairan di perut. Hal ini terjadi akibat komplikasi, yang paling umum akibat kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut (sirosis hati). Namun demikian, kondisi ini juga bisa terjadi akibat gangguan ginjal atau jantung.
Gejala Asites
Kelebihan cairan di perut dapat menyebabkan perut membengkak, perut terasa kencang dan terasa tidak nyaman, serta penambahan berat badan secara cepat. Tanda dan gejala lainnya meliputi:
- Pergelangan kaki membengkak.
- Sesak napas.
- Perut kembung dan terasa sakit.
- Nafsu makan berkurang.
- Sering buang air kecil.
- Sembelit.
- Sakit punggung.
- Sulit duduk.
- Kelelahan.
Gejala tersebut dapat berkembang selama beberapa hari hingga minggu. Pada sebagian kasus, cairan yang menumpuk pada asites dapat mengalami infeksi sehingga seseorang mengalami demam tinggi. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh karena dapat berujung pada sepsis (infeksi darah), yang mengancam nyawa.
Oleh sebab itu, segera temui dokter bila gejala memberat atau terdapat demam tinggi, feses bercampur darah, muntah berdarah, mudah memar, kulit dan bagian putih mata kekuningan, serta kebingungan dan penurunan kesadaran.
Penyebab yang Perlu Diwaspadai
Penumpukan cairan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
1. Sirosis Hati
Asites sering terjadi akibat terbentuknya jaringan parut (sirosis). Sirosis hati merupakan komplikasi tersering dari infeksi virus hepatitis B atau C yang bersifat kronis. Kondisi ini menyebabkan organ hati tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Seiring dengan waktu, asites pada sirosis dapat semakin memberat ketika tekanan darah di vena porta hepatika terlalu tinggi. Kondisi yang disebut dengan hipertensi portal ini menyebabkan cairan bocor keluar dari pembuluh darah ke jaringan perut dan terkumpul di sana.
2. Kanker
Beberapa kanker dapat menyebabkan asites. Pada kanker peritoneum (dinding perut), sel tumor di lapisan yang menutupi organ perut (peritoneum) akan menghasilkan cairan berprotein dan memicu asites. Kanker hati juga dapat meningkatkan tekanan di organ hati sehingga cairan merembes masuk ke rongga perut dan menyebabkan asites.
3. Kelainan Jantung
Gagal jantung kongestif, yakni yang terjadi pada kedua sisi jantung, dapat memicu asites. Pada kondisi ini, otot jantung gagal memompa cairan dan darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, aliran darah berbalik kembali ke paru-paru dan organ lain, termasuk rongga perut.
4. Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal yang membutuh hemodialisis rutin kerap disertai dengan adanya gagal jantung, dan kadar albumin yang rendah. Gabungan dari kondisi-kondisi ini pada akhirnya akan memicu asites.
5. Hipoalbumin
Hipoalbumin adalah kondisi kekurangan albumin, yakni protein utama darah yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mengangkut zat dan nutrisi penting bagi tubuh. Protein ini bersifat menarik air, menjaga cairan tetap berada di dalam darah. Bila kadarnya turun, asites akan terjadi oleh karena cairan akan merembes ke jaringan.
Di luar kelima penyebab tersebut, kondisi medis lain yang juga dapat menyebabkan asites antara lain hepatitis B, hepatitis C, hepatitis autoimun, penyakit hati berlemak non-alkohol, penyakit hati bawaan (seperti penyakit Wilson), dan infeksi.
Diagnosis yang Perlu Dilakukan
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik pada perut. Pemeriksaan pada perut dilakukan dalam posisi duduk atau berdiri, serta memeriksa pergerakan dan bunyi (perkusi) perut.
Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan meliputi USG, CT scan, MRI, tes darah, dan laparoskopi.
Cara Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala, mengurangi penumpukan cairan di perut, dan mengobati penyebab penyakit yang mendasarinya. Jenis pengobatan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengobatinya:
1. Obat-Obatan
Obat-obatan berikut diberikan untuk mengurangi cairan berlebih di perut:
- Diuretik, yang bekerja untuk mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh.
- Kemoterapi, bila asites disebabkan oleh kanker.
- Antibiotik, untuk mengobati asites karena infeksi bakteri.
2. Parasentesis
Pada prosedur ini, dokter menggunakan jarum panjang tipis untuk mengeluarkan kelebihan cairan di perut. Jarum akan dimasukkan ke dalam rongga perut melalui kulit. Tindakan dapat dilakukan lebih dari sekali bila asites terjadi berulang dan berat.
3. Operasi
Prosedur bedah (operasi) berikut mungkin diperlukan untuk mengobatinya:
- Operasi transjugular intrahepatic portosystemic shunts untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah vena.
- Transplantasi hati bila asites tidak respon dengan pengobatan yang sudah dilakukan dan telah terjadi kerusakan hati yang berat.
- Pembedahan untuk membuang jaringan kanker yang menyebabkan asites.
Bila tidak segera diobati, asites dapat menyebabkan komplikasi berupa nyeri perut, efusi pleura, hernia, peritonitis, hingga sindrom hepatorenal (gagal ginjal akibat gangguan hati yang berat).
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.