Menjadi selebriti, penampilan menjadi salah satu hal yang mau tidak mau memang akan terus disorot. Hal ini pun cukup dipahami oleh artis Vicky Shu. Pelantun ‘Mari Bercinta 2’ ini pun sempat dibully lantaran bobot tubuhnya.
Artis Vicky Shu sempat diejek gendut
Ditemui dalam acara Kampanye Anti Mom-shaming yang digagas Hallobumil di Jakarta (15/10), setelah menjadi seorang istri dan seorang ibu, Vicky mengaku kerap mendapat komentar negatif tentang penampilannya.
“Aku pernah mengalami shaming, tepatnya body shaming. Kaya, ‘kok nggak kurus-kurus setelah melahirkan?’ atau, ‘Oh ini Vicky Shu, gendut ya!’ gitu,” ungkapnya.
Perempuan yang kini sedang hamil anak ke-2 ini pun mengaku kalau pengalamannya menjadi korban Mom-shaming merusak self esteem-nya. Beruntung, sang suami selalu menjadi support system utama yang bisa diandalkan.
“Rasanya sedih sekali mengalami body shaming saat menjadi ibu, karena merusak self esteem. Aku dulu gemuk kemudian jadi kurus. Tapi saat melahirkan aku gemuk lagi. Kadang kalau lagi sedih aku kirim foto saat kurus ke suami, untuk bilang aku pernah kurus. Tapi untungnya dia sangat menguatkan. Dia bilang lebih suka aku yang sekarang atau ketika sedang hamil anaknya,”paparnya
Artikel terkait: 7 Artis ini jadi korban Mom Shaming di Medsos, bagaimana reaksi mereka?
Selain body shaming, Vicky juga kerap menjumpai para ibu yang melakukan Mom-shaming para ibu lain di sosial media.
“Banyak ibu di sosial media kan juga suka berkomentar negatif pada ibu yang melahirkan caesar dan ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya. Padahal menurut aku, semua ibu sama sama berjuang. Jadi sekarang aku selalu mengingatkan follower ku bahwa semua ibu itu hebat,” tegasnya.
Untuk menghindari Mom-shaming, Vicky pun mengajak semua ibu untuk saling mendukung, bukan saling menjatuhkan.
“Shaming sebenarnya hampir tidak dapat dihindari, tapi paling tidak kita sesama ibu harus saling menguatkan daripada menjatuhkan. Saling mendukung. Dengan begitu kita bisa bersama fight mom-shaming,” tutupnya.
Pendapat dokter dan psikolog tentang Mom-shaming
Ditemui dalam acara yang sama, dr. N. B. Donny A. M., Sp.OG menjelaskan bahwa Mom-shaming sangat membahayakan korbannya.
“Dalam konteks kesehatan mental, iklim dan budaya mengkritik atau yang sekarang dikenal dengan Mom-shaming, kerap menimbulkan masalah dan tekanan yang memengaruhi psikologis perempuan.
Artikel terkait: Dampak mom shaming hanya bikin Bunda depresi, Baca 10 tips ini untuk mengatasinya
Padahal, kesehatan mental merupakan salah satu aspek kesehatan yang penting untuk diperhatikan terutama saat persiapan kehamilan, selama menjalani kehamilan, dan pada periode pemberian ASI,” jelasnya.
Hal senada pun diutarakan psikolog Dessy Ilsanty, M.Psi, ia mengungkapkan cara untuk melawan Mom-shaming.
“Mom-shaming biasanya berbentuk nasihat dari orang yang (merasa) lebih berpengalaman. Namun cara penyampaian yang tidak tepat, menimbulkan kesan negatif dan membuat korban merasa buruk atau bersalah atas pilihan yang telat dibuatnya.
Untuk melawan Mom-shaming para ibu harus berpikiran positif, bijaksana dalam merespon dan fokus terhadap diri sendiri serta keluarga agar tidak mudah terganggu dengan komentar orang,” tutupnya.
Bagaimana? Semoga kita bisa sama-sama memutuskan mata rantai Mom-shaming ini, ya, Bun!
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga:
Hamil lagi saat anak pertama baru 1 tahun, Vicky Shu: "Memang sengaja, sih"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.