Diapers memang sangat praktis. Ibu tidak perlu lagi menyuci dan menjemur popok kain. Semua serba instant, sekali pakai langsung dibuang dan tidak perlu khawatir kasur basah. Namun, apakah penggunaan diapers jangka panjang memiliki dampak negatif terhadap bayi?
Salah satu dampak negatif yang sudah kita ketahui adalah diaper rash atau ruam pada kulit akibat kelembaban pada kulit bayi. Hal ini terjadi bila diapers yang digunakan tidak memiliki permukaan yang cukup kering, sehingga ketika diapers basah dan tidak segera diganti dapat membuat selangkangan bayi menjadi basah dan lembab.
Namun apakah ada dampak negatif lainnya bila diapers digunakan untuk jangka panjang setiap hari? Pertanyaan ini memacu kami untuk melakukan pencarian berbagai informasi dari sumber-sumber terpercaya.
Apakah Diapers Menurunkan Jumlah Sperma?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan di University of Kiel, Jerman menunjukkan bahwa lapisan plastik yang mencegah kebocoran pada diapers meningkatkan suhu di seputar scrotum sebesar 1 derajat. Kenaikan suhu ini berkaitan erat dengan penurunan jumlah sperma pada orang dewasa. Ketika bayi mengalami demam, peningkatan suhu scrotum lebih tinggi lagi.
Penelitian dilakukan pada 48 bayi laki-laki yang menggunakan diapers berlapis plastik maupun popok berbahan katun. Mereka mengukur suhu scrotum bayi-bayi tersebut setelah 24 jam dan membuktikan peningkatan suhu pada bayi yang menggunakan diapers.
Para peneliti ini percaya bahwa diapers memegang peranan dalam penurunan jumlah sperma sebesar 25% yang terjadi pada pria-pria di Eropa dalam kurun waktu 25 tahun terakhir ini. Selain itu, mereka menambahkan bahwa penggunaan diapers juga dapat memicu kanker testis.
Bagaimana sanggahan berbagai pihak terhadap hasil penelitian ini? Temukan di halaman berikut:
Apakah Hasil Penelitian ini Dapat Dipercaya?
Berbagai sumber menyebutkan bahwa hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa penggunaan diapers menurunkan jumlah sperma. Memang benar bahwa peningkatan suhu scrotum mengurangi jumlah sperma, tetapi bayi belum dapat memproduksi sperma hingga masa pubertasnya tiba.
Sanggahan ini masuk akal. Apakah kita mempercayai hasil penelitian ini?
Baca juga artikel menarik lainnya:
Pilih Mana, Diaper Sekali Pakai, Clodi, atau Popok Kain?
10 Tips Meningkatkan Kualitas Sperma
Ref :