Anger management atau mengelola emosi merupakan hal yang penting dan menentukan dalam keberhasilan kita dalam mendidik anak. Bagaimana saya melakukan anger management saya selama ini?
Saya sempat tersentak ketika anak kedua saya yang tengah beranjak remaja memprotes sikap saya pada kedua orang adik kecilnya yang masih balita. Ia menilai sikap saya terlalu lunak dan memanjakan adiknya yang berusia masing-masing 4 tahun dan 2 tahun.
Menurutnya, ketika ia seusia adik-adiknya itu, sikap saya terhadapnya sangat tegas, cenderung keras. Saya pun lantas dinilai sebagai ibu yang pilih kasih, karena membeda-bedakan sikap pada dua anak terbesar.
Ya. Saya akui, dulu saya amat tegas dan keras. Bahkan, sambil tertawa saya katakan, bahwa ketika mereka kecil, saya baru belajar menjadi orangtua. Tanpa disengaja, mereka adalah ‘tumbal’ dalam proses pembelajaran itu.
Anak saya itu tidak pernah mengetahui, betapa ingin saya memutar waktu. Mengembalikan mereka pada usia balita agar saya dapat memperlakukan mereka sebagaimana saya memperlakukan kedua orang adiknya yang masih kecil-kecil.
Namun, tak seorang pun dapat memutar waktu. Waktu akan melaju bersama kenangan-kenangan manis dan pahit. Sebagai ibu, sebagai orangtua, saya belajar memperbaiki sikap dan melakukan anger management agar kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan pada anak-anak terbesar saya, tidak saya ulangi pada adik-adiknya.
Andai saya bisa memutar waktu, saya akan memperbanyak pelukan dan menghunjani mereka dengan kasih sayang. Bukan dengan letupan-letupan emosi yang mewujud dalam bentakan dan tuntutan yang melebihi kemampuan mereka.
Saya akan berempati pada kelemahan dan ketidakmampuan mereka, bukan memaksa mereka tumbuh menjadi anak-anak yang serba mandiri.
Menjadi orangtua ternyata tidak serta-merta membuat kita menjadi bijak dan dewasa dalam bersikap. Seringkali kita gagal menjadi dewasa dalam bersikap karena ketidakmampuan kita dalam anger management.
Sementara kemampuan kita dalam mengelola emosi menentukan keberhasilan kita dalam mendidik buah hati kita di kemudian hari. Selain itu membuat kita mampu menjalani hidup dengan bahagia bersama suami dan anak-anak kita.
Bagaimana tips anger management yang saya lakukan?
Berikut saya sarikan beberapa tips anger management dari mayoclinic yang mungkin bisa membantu Anda mengelola emosi dengan baik :
1. Berpikir sebelum bertindak
Kendalikan diri sebelum Anda bertindak untuk berteriak, memaki atau memukul anak. Anda tentu boleh mengekspresikan kemarahan Anda, namun sebelumnya pikirkanlah dampaknya sebelum menyesal di kemudian hari.
2. Introspeksi diri
Intropeksi diri ini akan memudahkan Anda berpikir tenang dan bersikap bijak. Kemudian ketika Anda sudah mampu bersikap tenang, nyatakan dengan tegas dan jelas hal apa saja yang membuat Anda marah.
Misalkan, Anda tidak suka anak Anda membanting barang. Jelaskan mengapa Anda hal itu bisa membuat Anda marah.
3. Tinggalkan sejenak situasi yang membuat Anda marah
Dalam situasi tertentu kita terjebak dalam kemarahan yang tidak bisa kita hindari, maka berpaling dan melarikan diri sejenak bisa menjadi pilihan yang baik untuk Anda.
Misalkan Anda menemukan baju yang Anda sayangi digunting-gunting oleh si kecil. Ada baiknya Anda melarikan diri ke kamar mandi dan berteriak di sana menumpahkan emosi Anda sebelum kembali menemui si kecil yang tengah asyik dengan mainan barunya.
4. Agendakan Me time
Sediakan waktu khusus bagi diri Anda untuk bersenang-senang. Lakukan beberapa hal yang paling Anda inginkan. Misalkan merawat diri ke salon, makan-makan bersama sahabat dekat, atau sekadar membaca dengan santai di kamar.
Relaksasi ini akan membantu memulihkan stamina Anda, dan membuat Anda mampu menghadapi tekanan demi tekanan yang terjadi dalam keseharian.
5. Identifikasi masalah dan alternatif solusi
Masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan berumah tangga biasanya merupakan masalah yang muncul secara berulang.
Anda tentu bisa menuliskan masalah apa saja yang bisa membuat Anda marah, kemudian pikirkanlah alternatif solusi yang bisa Anda lakukan.
6. Ciptakan lelucon
Saya dapat pastikan, tidak mudah menciptakan lelucon pada saat dada terasa ingin meledak dan tekanan membuat kita nyaris gila.
Tapi nyatanya lelucon memang mampu mengurangi ketegangan pada simpul-simpul syaraf dan memberi aura positif pada lingkungan.
7. Carilah bantuan
Ketika Anda sudah tidak mampu lagi bertahan akibat menumpuknya pekerjaan yang harus Anda selesaikan, sementara Si Kecil tengah demam tinggi dan Si Kakak bertingkah menyebalkan sementara suami sedang dalam perjalanan ke luar kota, maka tidak ada salahnya Anda meminta bantuan, baik kepada keluarga maupun pada biro jasa.
Menyadari keterbatasan diri seringkali membantu kita untuk bersikap realistis dan menghindarkan diri kita dari jebakan sebagai orangtua yang melelahkan dan menekan perasaan. Tidak ada yang mudah, Parents. Setidaknya kita bisa mempelajarinya sedikit demi sedikit.
Parents, semoga tips ini bermanfaat…
Baca juga:
Video Inspiratif : Cara Mendidik Anak Emosional
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.