Kejadian mengenaskan karena kecelakaan bisa saja terjadi di sekitar kita. Misalnya saja salah satu peristiwa anak tewas terseret arus selokan tergenang di aksi tar rumahnya berikut ini.
Tragedi ini terjadi di kota Surabaya. Hujan besar yang melanda kota tersebut membuat sebagian selokan besar tergenang hingga seorang anak tewas tersebut terseret arus selokan.
Kejadian ini diberitakan oleh akun Radio E 100 Suara Surabaya. Lewat akun Facebooknya, mereka memaparkan kronologis kejadian tragedi tersebut.
Kronologis kejadian anak tewas terseret arus
Jenazah sang anak ditemukan pada lagi hari di area selokan yang cukup besar. Rupanya saat kejadian, sang ibu dan kedua anak, termasuk korban meninggal, tengah melintas.
”#SSInfo: Jenazah seorang anak ditemukan di selokan besar jalan Randu Pogot, Kenjeran Surabaya pk. 07.00 WIB tadi.
Kronologinya, semalam (27/12) seorang Ibu pergi ke toko diikuti 2 anaknya yang jalan di belakang. Mereka melintas di jalan kampung yang ada selokan besar-nya di pinggir-pinggir rumah.
Saat itu hujan baru saja reda dan ada genangan di tempat mereka melintas. Saat ibu masih transaksi di toko beli mie goreng, 2 anaknya sedang main.
Tiba-tiba anak yang paling kecil hilang.” Tulis keterangan unggahan tersebut.
Artikel Terkait : Ibu bagikan foto kecelakan anak 12 tahun yang menolak pakai helm, sebagai peringatan ke sesama orangtua
Rupanya salahs atau anaknya tersebut terjatuh dan terbawa arus. Saat telah dilakukan pencarian, bocah 3,5 tahun tersebut sudah ditemukan tak bernyawa.
”Musa, anggota Tim Satlinmas Surabaya via e100 melaporkan, ternyata anak tersebut terjatuh di selokan dan terbawa arus. Jenazah ditemukan di 500 meter dari lokasi hilang, tepatnya di depan rumah No. 30 Platuk Donomulyo Utara 1A.
Pencarian anak usia sekitar 3,5 tahun ini dilakukan sejak semalam dan pk. 01.00 WIB dihentikan. Pencarian kembali dilakukan pk. 06.30 WIB dan pk. 07.00 WIB ditemukan dan langsung dibawa ke RS Dr. Soetomo. Korban terluka di bagian pelipis. Foto: Musa via e100. (odp-hm).”
Duka orang tua
Hati orangtua mana yang tak merasa sedih sekaligus kaget mendengar kabar bahwa nyawa buah hatinya melayang dalam semalam. Peristiwa naas ini pun tentu tak terpikirkan sama sekali di benak masyarakat yang menyaksikan dan menemukan jenazah sang bocah.
Peristiwa tragis itu pasti menyisakan luka untuk orang tuanya. Apalagi lokasi anak usia 3,5 tahun itu hanya berjarak beberapa meter darinya. Siapa yang menyangka bahwa dalam sekejap mata, kegiatan belanja ke warung berimbas tragedi. Orang tua manapun pasti tak ingin ini terjadi pada anaknya.
Kecelakaan ini adalah musibah, sayangnya, ada banyak netizen yang justru menyalahkan ibunya karena dianggap teledor dalam menjaga anaknya. Padahal, menyalahkan sang ibu tak akan membuat keadaan keluarga yang sedang berduka jadi lebih baik.
Artikel Terkait : Haru, ini pesan terakhir ibu yang bayinya selamat dari kecelakaan maut truk bermuatan timpa mobil
Mengahdapi rasa bersalah sebagai orangtua
Tak ada orang tua yang bebas dari rasa bersalah tentang kecelakaan yang menimpa anaknya sendiri. Perasaan bersalah ini sering menghantui orang tua sampai ia menua nantinya.
Orang tua adalah pribadi yang terus belajar dari kesalahannya, dari kesalahan orang di sekitarnya, dan dari sumber lainnya. Menjadi seorang “pelajar” dalam kampus kehidupan memang tak mudah, kadang ada saja ujian yang gagal kita lewati sambil terus mempelajari hal lainnya.
Menurut laman Psychology Today, perasaan bersalah yang menghinggapi orang tua adalah hal yang normal karena itu adalah tanda bahwa orang tua bisa berusaha untuk jadi orang yang lebih baik lagi. Yang bahaya adalah jika rasa bersalah itu bersifat menyakiti diri sendiri atau hingga menimbulkan masalah lain yang lebih serius.
Sebagai orang dewasa yang ada di sekitarnya, sebaiknya kita menyampaikan empati pada keluarga korban, bukan menyalahkan sang ibu terus menerus yang sudah dirundung duka.
Kepada keluarga korban, semoga diberi ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Semoga kelak, peristiwa semacam ini juga tidak terjadi pada orang lain.
Baca juga:
Jatuh saat berada di rumah pengasuh, bayi 18 bulan meninggal dunia