Akibat terjepit, anak bisa mengalami berbagai cedera yang bisa saja membahayakan nyawanya. Peristiwa tragis tentang anak terjepit, juga terjadi pada seorang anak asal Kabupaten Bandung, berikut cerita lengkapnya!
Kasus znak terjepit di gerbang sekolah lalu meninggal dunia
Dilansir dari Kompas, Syakira, siswa PGRA Al Haq Margahayu, Kabupaten Bandung, meninggal dunia setelah terjepit gerbang otomatis di sekolahnya. Anak berusia 6 tahun tersebut terjepit di gerbang sekolah saat jam pulang pada pukul 11 siang di hari Selasa, 30 Juli 2019 lalu.
Saat kejadian, siswa TK tersebut sedang bermain setelah pulang sekolah. Ia bermain di sekitar gerbang otomatis. Saat tengah asyik bermain, Syakira lepas dari pengawasan neneknya yang sering antar jemput ke sekolah.
Melalui rekaman CCTV sekolah, terungkap bahwa kepala Syakira terjepit gerbang otomatis yang dioperasikan dengan tombol.
“Posisinya karena lagi noong (mengintip),” ujar Kapolsek Margahayu Kompol Agus Wahidin.
Kejadian itu pun diketahui setelah ada seseorang saksi yang menjerit, saat menyaksikan kejadian tersebut. Syakira kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Sulaeman Margahayu, namun nyawanya tak terselamatkan.
Kompol Agus Wahidin menyebut Syakira mengalami luka di kepalanya.
“Luka di kepalanya, terjepit,” kata Agus.
Keterangan polisi tentang kejadian kasus anak terjepit
“Saya baru dapat informasi pukul 16.00 WIB lebih. Saat kami ke TKP memang betul ada kejadian kecelakaan kejepit sama pintu gerbang otomatis, menggunakan alat penggerak tombol,” ungkapnya.
Kompol Agus juga menyatakan bahwa dalam peristiwa tersebut tidak ditemukan unsur kesengajaan.
“Ini musibah kecelakaan, tidak ada unsur kesengajaan. Sekolah itu ada TK, MTS, dan MI, gerbang itu tujuan untuk membatasi MTS dan MI, dan supaya kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan siswa tidak berkeliaran, makanya menggunakan gerbang,” imbuh dia.
Pihaknya juga sempat mendatangkan INAFIS Polres Bandung, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan penyelidikan.
“Keluarga keberatan untuk diambil gambar juga. Karena sudah menyatakan sebagai musibah. Takdir dari Allah dan menolak untuk diotopsi,” jelasnya.
Hingga saat ini pernyataan kejadian tersebut sebagai musibah dari pihak keluarga sedang diproses.
Smeoga kasus ini bisa dijadikan pelajaran bagi orangtua dan pihak sekolah, agar lebih hati-hati dalam mengawasi anak-anak saat bermain.
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga:
Duh! Penis anak 1 tahun terjepit di eskalator, bagaimana kejadiannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.