Tidak sedikit orangtua yang mengeluhkan soal anak susah makan sayur dan buah. Padahal, sebagai orangtua kita perlu memberikan anak nutrisi yang seimbang agar pertumbuhannya maksimal.
Masalahnya, menjadi ahli nutrisi bagi anak memang tidaklah mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi orangtua untuk membujuk anak mau makan buah dan sayur. Namun ahli gizi, dr. Rita Ramayulis, DNC, MKes, menegaskan bahwa sebenarnya Parents bisa menjadi ahli nutrisi untuk anak-anaknya.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan, dan cara ini tentu saja terkait bagaimana Parents bisa mengubah anak susah makan sayur dan buah agar bisa menyukai makanan sehat tersebut.
Ditemui TheAsianParent Indonesia di acara ‘Dancow Inspiring Mom’, dr. Rita menjelaskan “Nutrition parenting adalah cara kita bisa melakukan sebuah upaya agar anak memiliki kebiasan untuk mengonsumsi makanan sehat. Termasuk cara kita bisa mentransfer ilmu pengetahuan kita pada orang lain, baik pada anak dan pengasuh yang akan membantu saat orangtua tidak ada di rumah.”
dr. Rita memberikan contoh, misal saat kita menyajikan ayam sebagai lauk, orangtua perlu menjelaskan alasan kita menyediakan ayam di meja makan. Kebiasaan ini sebaiknya memang dilakukan sejak pertama kali seorang ibu memberikan ASI.
Saat anak pertama kali mendapat makanan dari ibunya, harus sudah ada komunikasi dan upaya seorang ibu mentransfer pengetahuannya pada anak.
“Nak… ini ASI memang baik untuk kamu. Satu-satunya makanan sampai kamu berusia 6 bulan.” Ucapan seperti itu bisa dilontarkan ibu saat menyusui.
Ketika anak sudah mulai MPASI tentu juga harus dilanjutkan memberikan penjelasan mengapa kita memberikan makanan campuran, kenapa kita memberikan finger food dan lain-lain, demikian dr. Rita memaparkan.
Harapannya, dengan cara ini anak sudah bisa belajar dan mampu menumbuhkan kebiasaan pada anak mengonsumsi makanan sehat. Hasilnya, masalah anak susah makan sayur dan buah bisa segera diatasi.
Baca juga : 10 gizi penting bagi anak
Ini yang bisa dilakukan Parents untuk mengatasi anak susah makan sayur dan buah:
1. Berikan fasilitas yang memadai
Orangtua akan sering kali mengatakan pada anak-anak, betapa pentingnya mengonsumsi buah-buahan dan sayur karena baik untuk kesehatan. Tapi perhatikan lebih dulu, apakah selama ini Parents sudah memberikan fasilitas memadai?
“Jangan kita bilang kalau buah dan sayur-sayuran itu bagus untuk kesehatan, tapi anak-anak nggak pernah melihat buah-buahan dan sayuran tersebut di rumah atau di sekolahnya. Jadi Bunda wajib menyediakannya di meja makan atau untuk bekal sekolah,” ucap dr. Rita.
“Maka saya selalu bilang, lima jenis bahan makanan yang memang harus diasup anak-anak memang harus ada di daerah yang sering anak lihat. Ada di dalam kulkas, karena anak-anak memang sering sekali buka kulkas dan tentunya tersedia di meja makan. Maka bahan makanan tersebut harus terpapar setiap saat,” tambahnya lagi.
2. Anak susah makan sayur dan buah, jangan lupa jadi contoh bagi anak-anak
Parents tentu ingat kalau kalau anak itu adalah peniru ulang, anak akan belajar dengan melihat orang-orang di sekitarnya. Jadi, tidak heran jika anak susah makan sayur dan buah jika tidak dibiasakan mengonsumsi sayur atau buah-buahan.
3. Jangan lupa berikan penguatan
Anak susah makan sayur dan buah pelan-pelan bisa diubah jika Parents sering melakukan penguatan. Penguatan seperti apa?
Dalam hal ini dr. Rita memberikan contoh, “Tidak ada salahnya saat orangtua dapat bonus, anak jangan dibelikan mainan atau makan makanan fastfood, tapi belikan buah-buahan. Belikan pepaya, atau jeruk. Kemudian kita bilang, ‘Nak… Bunda baru dapat honor, nih, lalu Bunda belikan pepaya. Pepaya ini sangat bagus gizinya untuk kamu bisa terus sehat’.”
dr. Rita menegaskan kalau orangtua memang perlu sering kali mengingatkan kembali makanan apa yang sehat pada anak. “Inilah yang dinamakan penguatan,” ujarnya.
“Atau, saat anak minta makan di restoran fastfood, tapi kita tahu di sana tidak ada buah dan sayur. Kita bisa katakan pada anak, boleh saja kita makan fastfood, tapi sebelumnya makan buah-buahan dulu. Bunda bisa bawa pisang atau jeruk saat ke luar rumah,” ucapnya.
Penguatan seperti ini perlu dilakukan saat anak sedang merasa bahagia, sehingga lebih mudah diterima oleh anak. Bukan saat kondisi anak terancam atau terdesak kemudian diancam untuk makan buah atau sayur, cara ini justru tidak baik
“Jadi kuncinya beritahu anak, berikan fasilitas, dan kemudian kita kuatkan, maka saya yakin sebenarnya nutrition parenting akan berhasil dipraktikkan. Dan jangan lupa, nutrition perenting ini berjalan terus-menurus.”
Bagaimana, Parents sudah siap menjadi ahli nutrisi untuk anak-anak?