Memiliki dua anak yang masih kecil, Sharena Delon seringkali membagikan kebersamaan keluarga kecilnya itu dalam berbagai postingan di Instagram. Tak terkecuali mengenai kebiasaan serta tumbuh kembang anak Sharena.
Ia pun seringkali tak segan berdiskusi bersama ibu lain yang menanggapi postingannya. Misalnya saja ketika ia pernah membagikan bahwa anak Sharena, Ry, mengalami picky eater atau pemilih dalam mengonsumsi makanan.
Lama kelamaan, ia pun mulai terbiasa dan jauh lebih baik dengan makanan yang bervariasi. Salah satu followers-nya rupanya menanyakan kiat dalam mengatasi permasalahan yang juga dialami oleh anaknya sendiri.
Anak Sharena mengalami picky eater
“Baca tentang Ry yang super picky eater tapi lama-lama pinter makan, aku jadi agak lega karena anakku juga susah sekali makan. Aemoga semakin membesar segera pintar makan juga,“ ujar salah satu ibu dalam komentar salah satu foto Sharena.
Sharena pun mengungkapkan strateginya menghadapi kondisi Ry yang demikian. Ia mencoba melakukan cara pembiasaan dengan menerapkan pola makan per 2 jam.
“Dulu Ry akhirnya “better” pas aku terapin pola makan per 2 jam. Selang seling makan besar dan snack. Disajiin pake alarm, selesai nggak selesai setengah jam angkat. Mau disentuh atau nggak pasang muka lempeng.“ ujar Sharena membalas.
Pada hari pertama, anak Sharena masih menyesuaikan diri hingga beberapa kali melewatkan waktu makan. Namun, setelah itu si kecil bisa memahami kebutuhannya sendiri dan bisa menyesuaikan.
“Hari pertama 3 kali waktu makan di-skip sama dia. Setelah itu mulai paham rasanya lapar dan jadi membaik banget makannya. Kalo pun dia lahap tetap setengah jam, habis nggak habis, angkat piringnya. Cobain deh. Asli mujarab!“ ungkap Sharena kembali.
Saran dokter untuk mengatasi anak picky eater
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk menghadapi anak picky eater, seperti anak Sharena. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain :
1. Lakukan pembiasaan dengan cara fun, bukan memaksa
Parents bedakan dengan tegas dan kasar dalam memberikan makanan untuk anak. Cara Sharena masih bisa dikatakan tegas karena tidak melakukan intervensi yang kasar seperti memaksa.
Memaksakan makanan dengan cara kasar bisa membuat si kecil akan lebih tidak mau menyantapnya. Parahnya, ini bisa membuat ia menjadi lebih trauma.
Lakukanlah pembiasaan dengan pemberian makanan dengan porsi kecil terlebih dahulu dalam berbagai variasi.
2. Libatkan anak
Cobalah untuk terus melibatkan anak mulai dari membeli hingga menyajikan makanan pada anak. Mulailah dengan mengajaknya berbelanja buah, sayur, serta makanan lain.
Ajak ia membantu ketika proses memasak sambil tetap diperhatikan keamanannya. Menghias di atas piring pun bisa menjadi saat yang menyenangkan, maka cobalah untuk coba menghiasnya bersama si kecil.
3. Jadikan rutinitas
Memang, butuh waktu untuk memperkenalkan variasi makanan bergizi untuk si kecil. Namun, cobalah untuk menjadikannya sebagai rutinitas.
Anda dan anggota keluarga lainnya hendaknya sama-sama menjadi contoh yang baik dalam asupan makanan. Cobalah untuk menyajikan makanan dan camilan sehat di waktu bersamaan.
Seperti yang dilakukan kepada anak Sharena, cobalah untuk menyajikan keduanya setiap hari, setiap kali waktu makan tiba. Awalnya mungkin si kecil akan menolak, namun karena lapar ia akan mencoba memakannya.
Untuk berjaga-jaga, camilan sehat pun disediakan seperti jus buah atau sayur buatan sendiri. Jadi, ketika si kecil menolah untuk makan sehat, tetap ada alternatif asupan zat gizi sehat lainnya untuk dikonsumsi.
4. Minimalkan gangguan
Tak bisa dipungkiri, media seperti TV atau gadget lainnya seringkali menampilkan beragam iklan yang mendorong anak untuk lebih banyak mengonsumsi makanan tak sehat. Minimalkan gangguan tersebut, khususnya ketika waktu makan tiba.
5. Jangan menawarkan dessert tak sehat untuk hadiah
Memberikan hadian untuk perilakunya bisa saja dilakukan, asalnya caranya tepat. Namun rupanya pemberian dessert dengan kandungan gula tinggi, seperti cake, justru bisa membuat preferensi makanan sehat pada anak menjadi berkurang.
Cobalah memberikan yoghurt atau buah sebagai pencuci mulut, dibandingkan makanan yang tinggi gula dan garam lainnya.
Sumber : Instagram, Mayo Clinic
Baca Juga :
17 Menu Makanan Anak 2 Tahun Agar Cepat Gemuk, Bantu Optimalkan Tumbuh Kembangnya