Ketika kita sebagai orang dewasa sering merasa gengsi untuk meminta maaf setelah berbuat salah, postingan viral berikut ini tentu akan mengajari kita sesuatu. Seorang anak minta maaf dengan menulis surat untuk pemilik mobil yang tak sengaja ia tabrak.
Kisah ini bermula dari postingan Facebook sang ibu, Condri Fadilaturrohmah. Anaknya yang bernama Zhafran pulang ke rumah sambil menangis dan minta maaf.
Rupanya, ia jatuh saat bermain sepeda. Namun, yang membuatnya menangis adalah karena tak sengaja menabrak dan menggores mobil yang sedang terparkir di pinggir jalan.
Anak minta maaf setelah tak sengaja menggores mobil
Condri menulis:
Sore tadi tetiba si sulung nangis minta maaf. Saya tanya kenapa? Rupanya dia jatuh dari sepeda dan secara tidak sengaja menggores mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Saya tanya, “Apakah A’a terluka? Dia bilang tidak. Kemudian saya bilang kalau Zhafran seharusnya bukan minta maaf ke Bunda, tapi ke si empunya mobil. Lalu, saya minta Zhafran untuk menemui pemilik mobil dan meminta maaf. Beberapa kali dia bolak-balik ke mobil tersebut mencari pemilik mobil tapi ga ketemu. Akhirnya saya sarankan ke Zhafran membuat memo. Dan dengan penuh kesungguhan Zhaf mulai menulis dengan bahasanya yang sedikit saya perbaiki (tadinya dia buka dengan kalimat “Maaf ya Bang…”Lalu saya koreksi jadi “pak”). Lalu, ditaruhnya memo tersebut di kaca pemilik mobil oranye yang keliatannya masih baru tersebut. Alhamdulillah… saya senang karena Zhafran kooperatif dan bertanggung jawab. Semoga Zhafran akan selalu mengingat bahwa kita berbuat kesalahan, kita harus berani minta maaf dan mempertanggungjawabkan kesalahan kita, sengaja atau tidak sengaja. Good job boy :* *menyayangkan kenapa parkirnya mepet gitu ya… Jadi susah mau lewat. Semoga yang punya mobil ikhlas dan biayanya ga mahal (didempul insya Alloh kinclong lagi) hehe… Sampe sekarang si pemilik belum menghubungi.
Surat yang ditulis Zhafran sungguh membuat hati terasa hangat. Keberaniannya untuk mau mengakui kesalahan dan meminta maaf patut diacungi jempol.
Bagaimana cara mengajari anak minta maaf?
Maaf adalah kata ‘ajaib’ yang harus dipelajari anak bersamaan dengan kata tolong dan terima kasih. Namun, tidak seperti mengajari anak mengucapkan tolong dan terima kasih, mengajari anak minta maaf ternyata lebih sulit.
Anak harus bisa melepaskan egonya dan menekan harga dirinya untuk mengatakan maaf. Selain itu, mungkin saja anak tidak merasa perlu meminta maaf karena perbuatannya sehingga Parents perlu terus mengingatkannya.
Ketika anak akhirnya minta maaf, bisa saja dilakukan hanya untuk mencegah Anda marah, bukan karena tulus mengucapkannya.
Oleh karena itu, Parents perlu mengajari anak minta maaf agar ia belajar bertanggung jawab akan perbuatannya.
Berikut ini 5 cara mudah mengajari anak minta maaf seperti yang dikutip dari Being The Parent.
1. Ajari anak kapan harus minta maaf
Memang sulit mengajari anak yang masih terlalu kecil tentang apa yang salah dan benar. Namun, Parents harus mengajari konsep ini sedini mungkin.
Mulailah dengan memberi tahu kapan mereka harus minta maaf ketika berbuat salah. Buatlah mereka menyadari kesalahannya dengan meminta anak berempati: “Kamu mau nggak mainannya direbut kalau sedang asyik bermain?”
2. Tunjukkan pada anak cara minta maaf yang benar
Permintaan maaf yang baik bukan hanya dengan bergumam. Ajari anak cara minta maaf yang benar.
- Buat kontak mata.
- Berdiri tegak dan tetap tenang.
- Dorong anak untuk mengungkapkan apa kesalahannya sehingga anak paham apa yang membuat orang lain kesal sehingga anak harus minta maaf. Misalnya, “Aku minta maaf karena sudah merebut mainanmu.”
- Akhiri dengan janji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. “Lain kali, aku akan minta izin dulu sebelum mengambil mainan.”
- Tindaklanjuti dengan pertanyaan untuk memastikan apakah ia sudah dimaafkan. “Kamu sudah baik-baik saja kan? Apakah aku dimaafkan?”
- Gunakan nada suara yang benar. Parents bisa mengajari anak beberapa intonasi saat mengucapkan “Aku minta maaf” dan minta anak mengenali mana nada suara yang tulus, dan mana yang terpaksa.
3. Bantu anak mengelola emosinya
Pahami alasan mengapa anak melakukan tindakan tersebut. Misalnya dengan menanyakan kenapa ia merebut mainan temannya.
Apakah karena ia ingin memainkan mainan yang sama? Atau hanya cemburu?
Apapun yang menjadi alasannya, kemungkinan anak akan defensif dan menolak minta maaf. Luangkan waktu untuk menjelaskan bahwa memang dibutuhkan keberanian dalam meminta maaf dan Anda bangga jika anak mau melakukannya.
Artikel terkait: Parents, memaksa anak meminta maaf tak baik bagi perkembangan mentalnya
4. Jadilah netral
Sebagian besar orangtua bersikap ekstrim: terlalu membela anak atau terlalu menyalahkan anak. Hal ini tentu tidak baik.
Parents mungkin sering mendengar kalimat ini, “Tapi dia duluan yang mulai”. Penting bagi anak untuk memahami bahwa entah siapapun yang memulai pertengkaran, keduanya harus saling minta maaf karena memiliki andil terjadi keributan.
5. Biarkan anak minta maaf dengan caranya sendiri
Mungkin anak tidak ingin mengatakan maaf saat itu juga karena ia masih berusaha mengontrol emosinya. Untuk anak yang lebih besar, beri ia waktu untuk merenungkan perbuatannya sehingga ketika akhirnya minta maaf, ia melakukan dengan tulus.
Anak juga bisa minta maaf dengan cara lain yang dirasa nyaman untuknya, misalnya dengan memeluk, membuatkan kartu, atau memberikan bunga. Semua itu boleh saja dilakukan asal anak benar-benar memahami kesalahannya dan berani untuk mengucapkan maaf.
Parents punya cara lain agar anak mau minta maaf? Share kisah Anda di kolom komentar ya.