Setiap orang memiliki pengalaman berbeda dengan ibunya. Ada yang memiliki ibu sebagai sosok yang rela berkorban demi anak seperti gambaran ideal kebanyakan, ada yang justru merasa tidak dicintai ibunya.
Banyak orang menggembor-gemborkan bahwa bagaimanapun anak harus berbakti pada orangtua, terutama ibunya. Namun, bagaimana jika anak perempuan justru merasa tidak dicintai ibunya?
Bonding awal dengan ibu di pada saat bayi sampai menginjak masa remaja akan menentukan seberapa kuat ikatan keduanya. Memang benar, masa remaja adalah saat yang penuh pemberontakan, tapi bagaimana jika sejak awal kehidupan seorang anak memang sudah merasa tidak dicintai ibunya?
Akibat yang dapat terjadi jika anak merasa tidak dicintai ibunya
1. Kurangnya kepercayaan diri
Sebagai anak perempuan, kepercayaan diri adalah hal utama yang harus dimiliki anak untuk modal sosialnya. Saat masih kecil, suara ibulah yang terngiang di telinga anak bahwa ia adalah seorang yang cantik, cerdas, baik, dan sebagainya.
Tanpa ada apresiasi ibu yang dikenang oleh anak, maka anak akan cenderung menjadi minder. Sebenarnya, tampilan fisik sama sekali bukan penentu apakah anak akan tumbuh menjadi perempuan minder atau tidak, melainkan cukupnya dukungan mental dari ibu untuk anak.
2. Selalu curiga
Anak perempuan yang merasa tidak dicintai ibunya akan berpikir negatif tentang orang yang mau menjadi kekasih maupun temannya. Logikanya sederhana, ‘jika ibuku sendiri saja tidak mencintaiku, kenapa ada orang lain yang mau mencintaiku?’
Akibat dari pikiran negatif ini bisa fatal. Ia akan tumbuh jadi perempuan yang tidak mudah menjalin ikatan dengan orang lain. Ada sifat cemburu, terobsesi ingin selalu jadi yang diperhatikan, dan kemarahan yang berlebihan atau malah kesedihan berlarut-larut seolah seumur hidupnya adalah kesialan jika apa yang ia bayangkan tak berjalan sesuai dengan harapan.
Terutama, di satu sisi ia ingin jadi pribadi yang lebih baik dari ibunya, tapi di sisi lain, ia curiga bahwa sebenarnya ia punya sifat yang sama dengan sang ibu yang dibencinya. Kondisi ini membingungkan dirinya dan membuatnya jadi serba salah menghadapi orang lain.
3. Sulit menjaga batasan
Anak yang punya masalah dengan ibunya akan cenderung sulit untuk memiliki hubungan sehat dengan orang lain. Perasaan bahwa teman maupun kekasihnya akan memperlakukannya sama seperti ibunya akan terus menghantuinya.
Hal itu membuatnya jadi sosok yang posesif, terlalu tergantung pada orang lain atau sebaliknya justru terlalu independen. Jika ia disakiti oleh orang lain pun, ia akan merasa bahwa hal itu pantas ia dapatkan.
Di satu sisi ia sangat ingin menjalin hubungan dengan orang lain. Namun di sisi lainnya, ia takut terluka jika mengalami hal buruk lagi.
4. Serba takut
Kebencian terhadap sosok ibu akan membuatnya berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama dengan ibunya. Namun biasanya realitas akan mengatakan yang sama jika ia tak kunjung berdamai dengan diri sendiri, yaitu ia punya kecenderungan untuk meniru kesalahan ibunya meskipun dilakukan secara tak sengaja.
Bahkan, pada beberapa perempuan, yang sampai memiliki kecenderungan untuk tidak ingin punya anak karena khawatir tidak dapat membahagiakan mereka seperti yang dilakukan oleh ibunya. Jika ia punya anak pun, ia akan jadi sosok yang sering menyalahkan diri sendiri atas kesalahan kecil yang dilakukannya.
5. Kurang mengapresiasi diri sendiri
Anak perempuan yang kurang mendapatkan apresiasi dari ibunya semasa kecil akan cenderung merasa dirinya tidak cukup baik melakukan sesuatu sekalipun apa yang ia lakukan sudah lebih dari cukup. Ia tidak merasa cantik, ia tak merasa cukup baik, dan ia merasa tidak percaya diri dengan segala sesuatu yang dimilikinya.
Bahkan, ia tak percaya jika ada orang yang memujinya. Jika ada seseorang memujinya, ia merasa bahwa orang tersebut bohong.
Bahayanya lagi, jika pujian seperti itu berasal dari lawan jenis yang bermaksud buruk, ia akan rentan dimanipulasi karena terlalu menginginkan dirinya untuk dicintai. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak dekat dengan ibunya lebih berisiko melakukan hubungan seks berisiko daripada anak perempuan yang memiliki kedekatan batin dengan ibunya.
Jika ia tahu bahwa dirinya dipermainkan oleh orang lain, ia akan mudah menyalahkan diri sendiri. Karena ia merasa bahwa tidak dicintai oleh ibunya adalah salahnya sendiri, sehingga jika tidak dicintai teman atau kekasih, maka itu juga merupakan kesalahannya.
6. Mengulang pola yang sama
Saat memilih pasangan atau teman, anak yang tidak dicintai ibunya ini yakin bahwa ia tidak mungkin hidup bersama dengan orang yang punya kepribadian mirip dengan ibunya. Walau pada akhirnya, ia sadar bahwa ia diperlakukan seperti ibunya dulu memperlakukan dia.
Ia pun punya kecenderungan melakukan hal yang sama pada anaknya. Jika menyadari itu, ia tak akan berhenti menyalahkan diri sendiri dan nasib buruk yang menimpanya.
Pada akhirnya, ia tidak hanya berpisah dengan suami maupun sahabatnya. Ia juga akan berpisah sepenuhnya dengan sang ibu.
7. Rentan memiliki penyakit mental
Merasa tidak dicintai ibunya dan ayah akan membuat anak rentan memiliki penyakit mental seperti depresi, kegelisahan, bipolar, dan lainnya tergantung dengan kehidupan anak perempuan tersebut.
Memiliki hubungan buruk dengan ibu membuat seseorang tak akan tersentuh dengan narasi seputar berbakti kepada ibu ataupun pengorbanan ibu. Hatinya merasa dingin ketika ada hari ibu, film tentang pengorbanan ibu, dan hal lain yang berkaitan dengan pentingnya menyayangi seorang ibu.
Lebih buruk lagi, ia jadi benci dilahirkan, terutama dilahirkan oleh ibu seperti ibunya. “Dendam” karena merasa tidak dicintai ibunya ini terus ada sepanjang hidup sekalipun barangkali sang ibu berusaha untuk berdamai dengannya di masa dewasa.
Cintai anak perempuan Anda, Bunda. Terutama jika dulunya Anda adalah anak yang tidak dicintai. Karena anak yang merasa tidak dicintai ibu akan menyimpan luka hati sampai bertahun-tahun lamanya.
Baca juga:
Anak Kurang Mendapat Kasih Sayang dari Ayah, Ini 3 Dampak Negatif yang Ditimbulkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.