Parents, salah satu hal yang sering sekali dihindari orangtua adalah membuat anak merasa kecewa. Pernahkah Parents berbuat demikian? Beragam cara dilakukan agar sebisa mungkin anak tidak merasakan kekecewaan. Padahal, penting bagi anak menghadapi rasa kecewa agar ia lebih tangguh menjejaki setiap fase dalam kehidupannya.
Salah satunya situasi seperti sekarang ini, pandemi COVID-19 yang masih merajalela membuat banyak orang membatalkan seluruh rencana secara serentak demi membantu pemerintah memutus rantai penyebaran virus corona.
“Anakku sampai mogok makan karena batal liburan. Aku juga nggak menyangka bakal ada virus mewabah di seluruh dunia kayak sekarang,” keluh seorang ibu yang terpaksa membatalkan liburan keluarga di long weekend akibat kebijakan social distancing. Padahal rencana liburan itu sudah disusun sejak lama.
Lantas, bagaimana ya cara melatih anak supaya bisa menghadapi rasa kecewa?
Manfaat anak menghadapi rasa kecewa
Jika Parents pernah berusaha sekuat tenaga agar anak tidak kecewa, Anda tidak sendirian.
Allison Armstrong, seorang penulis buku menuturkan, “Sekarang ini banyak orangtua yang berusaha terlalu keras untuk menyiasati kehidupan anak serapi mungkin agar mereka tidak kecewa. Padahal, jika anak tidak mengalami pengalaman kecewa mereka malah akan kesulitan ketika dihadapkan dengan masalah besar suatu saat nanti”.
Sesekali membiarkan anak menghadapi kekecewaan bukanlah hal yang buruk. Rasa percaya diri anak akan muncul karena secara tidak langsung, Anda akan berpikir bahwa mereka mampu menangani apa yang sedang dirasakannya.
Reaksi orangtua yang berlebihan hanya akan mengganggu kemampuan anak-anak untuk mengatasi rintangan di masa depan dan itu akan membuat kekecewaan yang lebih menyakitkan di masa mendatang.
“Ketika anak-anak belajar pada usia dini bahwa mereka memiliki alat untuk mengatasi situasi yang mengecewakan, mereka dapat mengandalkan itu sepanjang masa kanak-kanak dan bekal untuk tumbuh dewasa,” kata Robert Brooks, PhD, rekan penulis Raising Resilient Children.
Cara membantu anak menghadapi rasa kecewa
Adalah hal yang wajar ketika kekecewaan menghampiri kehidupan si kecil. Ada kalanya ia akan kecewa karena kalah saat mengikuti perlombaan di sekolah, atau liburan keluarga gagal total karena wabah corona.
Bagi Parents yang memiliki buah hati yang sedang aktif-aktifnya, maklumi jika ia menunjukkan reaksi berikut saat merasa kecewa:
- Berubah menjadi pendiam
- Cenderung gelisah
- Tantrum dan sangat rewel dibanding biasanya
- Ngadat saat dipinta melakukan sesuatu
- Membuat sedikit ulah untuk mencari perhatian
Jangan buru-buru ikut stres dan menambah keruh suasana ya, Parents. Lakukan cara ini untuk menuntun si kecil belajar menghadapi kekecewaannya yuk!
1. Bantua anak menghadapi rasa kecewa
Kendati pusing tujuh keliling, biarkan si kecil mendalami dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Yakinkan pada mereka bahwa kecewa adalah sesuatu yang normal dan semua orang pernah merasakannya. Hindari berpura-pura semuanya baik-baik saja, bagaimanapun merasakan emosi negatif penting untuk dirasakan si kecil.
2. Lakukan aktivitas menarik
Setelah anak merasa tenang, bantu si kecil menyadari bahwa banyak manfaat yang akan dirasakan dengan berdiam diri di rumah. Lakukan aktivitas menarik di rumah agar mereka tidak merasa bosan. Bermain board game atau bermain musik bersama dapat menjadi rujukan aktivitas agar #diRumahaja tetap terasa menyenangkan.
3. Tahan emosi saat anak menangis
Menangis kencang menjadi sarana komunikasi anak yang belum bisa mengungkapkan emosi dengan lancar. Tetaplah tenang dan berbicara lembut agar si kecil bisa tenang kembali. Jika perlu, berikan jeda sementara agar Anda bisa berbicara pada anak dengan kondisi kepala dingin.
4. Rencanakan aktivitas pengganti agar anak menghadapi rasa kecewa dengan lebih baik
Tak terbayang seperti apa sedihnya si kecil saat destinasi wisata impiannya mendadak ditutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Kondalikan diri dan hadapi kegelisahan Anda dengan tenang, lalu rencanakan aktivitias pengganti agar anak tidak terlalu kecewa.
Tak ada salahnya Parents juga melibatkan pendapat anak untuk hal satu ini.
Misalnya, menonton film menarik sekali dalam seminggu dan film yang akan ditonton dipilih sendiri oleh si kecil. Jika anak sudah bersekolah, ingatkan dia untuk menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru sebelum menonton film.
Jika biasanya Bunda hanya sendiri mengurus semua pekerjaan rumah tangga, kali ini tak ada salahnya juga melibatkan seluruh anggota keluarga memasak bersama dan mengurus rumah.
Ajak suami dan koki kecil memasak bersama menu kesukaan mereka. Menarik, bukan?
5. Manfaatkan gadget untuk hal bermanfaat
Berselancar di dunia maya menjadi pilihan semua orang untuk melepas penat. Siapa sangka, pandemi corona juga bisa membuat Anda memanfaatkan teknologi dengan lebih mumpuni.
Contoh, menggunakan YouTube untuk mencari tutorial olahraga dan memasak. Ada video call melalui whastapp agar Anda tetap terhubung dengan keluarga dan sanak saudara nun jauh di sana yang mungkin akan gagal Anda kunjungi pada mudik tahun ini.
Semoga informasi ini bermanfaat dan wabah COVID-19 ini segera pergi dari muka bumi.
Baca juga :
Social Distancing, 5 Selebmom ini unggah kegiatan belajar di rumah bersama anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.