Anak Krakatau Siaga, Masyarkat Diminta Waspada Terutama di Malam Hari

Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau berpotensi tsunami.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan status terbaru aktivitas Gunung Anak Krakatau siaga di level 3  setelah sebelumnya berada di level 2 waspada.

Peningkatan aktivitas ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi persnya yang dikutip dari Kompas.

Mulanya, warga sekitar sudah mulai merasakan adanya aktivitas berupa erupsi yang menghasilkan hujan abu.  Berkaitan dengan itu Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kemudian menjelaskan bahwa hujan abu lumrah terjadi ketika sebuah gunung mengalami erupsi.

Artikel Terkait: Materi Edukasi Anak, Mengenal 6 Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia

“Kemungkinan terjadinya hujan abu itu sangat normal dan itu pun bergantung arah dan kecepatan angin,” terang Hendra dalam konferensi pers  secara daring pada senin 25/04/2022.

Kemudian untuk menjawab ketakutan masyarakat berkaitan dengan arus mudik di kawasan sekitar, Hendra turut menerangkan hujan abu yang terjadi di sekitar wilayah Gunung Anak Krakatau tidak akan mengganggu arus mudik.

Pihaknya juga akan terus memantau dan menginformasikan kondisi terkini Gunung Anak Krakatau kepada masyarakat. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Kompas

Namun baru-baru ini aktivitas Gunung Anak Krakatau terpantau kembali meningkat menjadi status waspada. Oleh sebab itu, masyarakat di sekitar pesisir pantai selatan Jawa dan Sumatera diminta oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati  untuk waspada atas kemungkinan adanya gelombang tsunami.

Hal ini penting untuk disampaikan mengingat adanya peningkatan aktivitas dari level II waspada menjadi level III yakni peningkatan status Gunung Anak Krakatau siaga. Ia juga menghimbau masyarakat untuk lebih waspada terutama pada malam hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Karena malam hari sulit untuk bisa melihat secara faktual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers, Senin (25/4/2022).

Dwikora juga menyebutkan, pihaknya yaitu BMKG bersama-sama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan terus memantau permukaan laut dan menginformasikan kondisi terkini kepada masyarakat.

“Terus memonitor perkembangan aktivitasnya (Gunung Anak Krakatau) dan muka air laut di Selat Sunda,” katanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun di sisi lain, Abdul Muhari, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti hal lain yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas masyarakat di sepanjang Pantai Anyer dan sekitar Selat Sunda menjelang  Idulfitri 2022.

Artikel Terkait: Gunung Anak Krakatau erupsi, lakukan ini agar anak tidak panik saat bencana alam

Berkaitan dengan hal itu, Abdul Muhari berpesan agar masyarakat selalu memperhatikan informasi terkini dari berbagai lembaga dan media yang terpercaya terkait perkembangan status Gunung Anak Krakatau.

“Kondisi-kondisi yang mengarah pada situasi potensi bencana pasti akan diinformasikan. Jadi, kami harapkan masyarakat akan memperhatikan instansi pemerintah, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tutur dia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Kompas

Dilaporkan sebelumnya,  sejak Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB, terjadi peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Aktivitas peningkatan ini disampaikan Kepala Badan Geologi Eko Budi yang menyebutkan adanya perubahan erupsi gunung api tersebut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Awalnya, erupsi Gunung Anak Karakatau didominasi abu, kemudian berubah menjadi tipe strombolian. Tipe ini menghasilkan berbagai lontaran lava pijar. kemudian pada pada Sabtu (23/4/2022) lontaran lava itu mengalir dan masuk laut. lalu disebut muncullah Hujan abu di beberapa wilayah sekitar Gunung Anak Krakatau. 

Penulis

Yesica Tria