Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam ‘The Lancet’, anak-anak Jepang adalah yang paling sehat dan paling bahagia di dunia. Tentunya ada alasan khusus mengapa anak Jepang paling bahagia di dunia.
Semua orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka, termasuk kehidupan yang bahagia dan sehat. Tetapi jalan menuju pencapaian itu tidaklah mudah.
Banyak artikel yang menulis tentang perjuangan untuk membuat anak-anak makan makanan sehat, hal ini dianggap sebagai hal mendasar untuk masa depan anak yang bahagia dan sehat.
Namun mungkin hanya sedikit yang mengetahui, bahwa orang tua Jepang telah menguasai seni sulitnya meyakinkan anak-anak mereka untuk memakan makanan yang tepat.
Mengapa anak Jepang paling bahagia di dunia?
Penelitian yang diterbitkan dalam ‘The Lancet’ juga mengatakan bahwa anak-anak yang lahir di Jepang menikmati kehidupan terpanjang dibandingkan dengan orang lain. Inilah yang bisa kita pelajari dari orang tua di sana bagaimana anak Jepang paling bahagia di dunia.
Membiarkan anak mencoba pengalaman baru
Anak-anak biasanya mudah bosan dengan makanan yang sama. Selain itu kebiasaan makan mereka juga sering berubah. Bisa mencoba makanan baru adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi anak.
Karena itu sebagian besar orang tua di Jepang menganggap ini hal yang serius. Menurut para ahli, semakin anak mencoba berbagai jenis makanan sehat, semakin banyak pula minat mereka pada makanan sehat saat mereka memasuki masa dewasa. Karena hal sederhana inilah dikatakan bahwa anak Jepang paling bahagia se dunia.
Biarkanlah dengan makanan kesukaannya
Salah satu alasan mengapa anak-anak tidak suka terhadap makanan adalah ketika mereka berulang kali dipaksa untuk makan sesuatu yang tidak mereka sukai. Biarkan sesekali memperlakukan anak memilih apa yang mereka sukai dan jangan terlalu ketat dengan aturan tentang makan sehat.
Menyajikan makanan dengan piring kecil
Logika mengapa makanan anak-anak harus disajikan dengan piring yang lebih kecil sebenarnya sederhana. Mereka tidak akan merasa terintimidasi dengan ukuran piring dan porsi besar yang disajikan.
Ketika mereka menggunakan piring yang lebih kecil, mereka didorong untuk menyajikan makanan sendiri dan ini membantu mereka memilih apa yang ingin mereka makan.
Saat menggunakan piring berukuran lebih kecil, mereka akan menjaga porsi dan selera makan anak-anak mereka dalam perspektif yang benar.
Makan bersama keluarga dan biarkan anak-anak terlibat persiapannya
Menurut penelitian, makan bersama keluarga secara teratur dan membiarkan anak-anak ikut ke dapur menyiapkan makanan, dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik.
Penelitian tersebut melaporkan bahwa kepuasan orangtua, kehangatan dan kenikmatan yang dirasakan dikaitkan dengan penurunan obesitas, orang tua Jepang tahu akan hal ini dan selalu melakukannya.
Banyak aktivitas fisik seperti berlari dan melompat
Gaya hidup yang sehat sangat bergantung pada aktivitas fisik. Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang di Jepang lebih suka bersepeda atau berjalan cepat sebagai moda transportasi mereka untuk jarak pendek.
Di satu sisi, orang tua Jepang mendorong anak-anak mereka untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berlari dan melompat dengan serius.
Kita tahu pentingnya aktivitas fisik untuk nafsu makan yang sehat. Daripada membiarkan anak-anak Anda bermain video game selama berjam-jam, lebih baik mengajak mereka berjalan-jalan di taman atau bermain petak umpet di rumah.
Jangan takut menjadi otoritatif
Jika soal gaya hidup sehat dan kebiasaan makan, orang tua Jepang memang membebaskan anak-anaknya memilih apa yang disukainya. Mereka tidak akan terlalu tegas atau pun memaksa. Namun di sisi lain, mereka juga mengikuti pola asuh otoritatif, menetapkan pedoman bahwa anak-anak didorong untuk mengikuti apa yang mereka tetapkan.
Meski begitu, mereka siap untuk mendengarkan saran anak-anaknya dan fleksibel ketika dibutuhkan. Mereka menetapkan batas tanpa terlalu membatasi.
Nah Parents, itulah mengapa anak di Jepang menjadi yang paling sehat dan bahagia.
Sumber: Times of India
Baca juga:
Psikolog : "Anak tumbuh bahagia menjadi fondasi agar ia sukses"