Diskriminasi agama Islam seringkali terjadi di negeri Paman Sam ini. Seperti hal traumatis yang dialami bocah berusia 7 tahun ini.
“Selamat datang di Amerika Serikat milik Donal Trump. Perkenalkan anak saya, Abdul Aziz. Dia duduk di bangku kelas 1, diintimidasi dan dipukuli oleh teman-teman sekelasnya sendiri di bis sekolah karena ia seorang muslim.”
Tulis seorang ayah bernama Zaeshan-ul-hassan Usmani dalam status Facebook-nya.
Kronologi diskriminasi agama Islam yang dialami oleh bocah 7 tahun
Menurut pengakuan Abdul Aziz, anaknya, peristiwa bullying atau intimidasi tersebut bermula di kantin sekolah, saat ia mencoba menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim, ia hanya makan makanan halal.
Sejak itu ia diolok-olok, hingga berlanjut pada serangan fisik di bis sekolah. “Mereka memukul wajahku, dadaku. Mereka buang tas sekolahku,” kata Abdul Aziz dalam video yang dirilis AJ+.
Bahkan, beberapa anak memaksa Aziz memakan sesuatu. Karena tidak mau, Aziz lalu dipukuli.
“Kepercayaan dirinya hancur, termasuk kepercayaannya terhadap banyak hal; Kepercayaannya terhadap Amerika, bahkan kepercayaannya dalam kemanusiaan secara umum,” kata Zeeshan, ayah Aziz.
Diskriminasi agama Islam: Pihak sekolah tidak memberi dukungan
Pihak sekolah menerima laporan dan menginvestigasi kejadian pemukulan tersebut. Namun mengatakan bahwa mereka tidak mendapat bukti yang cukup.
Mendapatkan perlakuan pihak sekolah yang seperti itu, Zeeshan akhirnya memutuskan untuk membawa keluarganya meninggalkan Amerika. “Cukup. Kami selesai dengan Amerika.”
Mereka sekeluarga akhirnya pindah ke Pakistan. Meski begitu, sebagai ilmuwan komputer, Zeeshan tetap bekerja di Amerika.
Menurut Zeeshan, diskriminasi agama Islam menguat sejak kampanye-kampanye Donald Trump yang menyebarkan kebencian terhadap Islam.
“Kapanpun ia (Donald Trump) berpidato, kami takut untuk keluar apartemen. Ketika kami keluar ke jalanan, selalu ada orang yang meneriaki hal-hal rasis terhadap kami.”
Sementara itu, dalam survey terbaru, sebanyak 55% anak sekolah di California, Amerika, dilaporkan mengalami intimidasi di sekolah karena agama yang mereka anut.
Semoga hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia ya, Parents. Kita harus selalu mengajari anak untuk menghormati agama dan kepercayaan orang lain.
Baca juga:
3 Prinsip Mendidik Anak Agar tidak Jadi Orang yang Angkuh
Menjadi seorang muslim di negara yang mayoritas penduduknya muslim adalah hal yang mudah. Berbeda dengan orang orang muslim yang harus tinggal di negara majemuk dengan tingkat rasisme yang tinggi terhadap seorang muslim. Itulah yang dirasakan oleh keluarga Zeeshan karena tinggal di Amerika. Anaknya harus menerima perlakuan bullying dari teman teman sekolah karena diskriminasi agama Islam yang tinggi. Yuk simak ulasannya di bawah ini secara lengkap!
Kronologi Pemukulan Bocah 7 Tahun di Bis Sekolah
Amerika Serikat adalah negara majemuk dengan warganya yang memiliki berbagai agama yang dianut. Dengan kemajemukan itu, tidak membuat warganya menghargai para umat muslim karena adanya berbagai kebencian yang dikampanyekan oleh Presiden mereka. Diskriminasi terhadap umat muslim pun semakin tinggi sejak Donald Trump menyampaikan kampanye yang berisi kebenciannya terhadap Islam.
Hal tersebut berdampak pada kasus bullying di sekolah yang dialami oleh Abdul Aziz, bocah yang duduk di kelas 1 sekolah dasar. Ia diintimidasi oleh beberapa temannya, hingga dipukuli seorang diri di bis sekolah karena ia seorang muslim. Tidak ada yang menolongnya, justru makin banyak teman teman yang memukulinya. Seorang bocah berusia 7 tahun harus merasakan traumatis yang hebat akibat kejadan tersebut.
Sebagai seorang muslim, Abdul Aziz taat terhadap larangan untuk memakan makanan haram. Ia pun menjelaskan bahwa hanya bisa memakanan makanan halal, sehingga diolok olok oleh beberapa temannya di kantin sekolah. Tidak hanya itu, bullying yang diterimanya berlanjut hingga serangan fisik yang dilakukan di bis sekolah. Parahnya, mereka sempat memaksa Aziz memakan sesuatu. Jika Aziz tidak mau, maka ia akan dipukuli beramai ramai.
Serangan fisik ini sangat ekstrem karena mereka memukul wajah dan dada. Selain itu, mereka juga membuang tas sekolah milih bocah malang itu. Aziz mengalami kejadian malang ini hingga kehilangan rasa kepercayaan dalam dirinya. Ia tidak lagi mendapatkan keadilan di sekolahnya. Menjadi seorang muslim di negara adidaya itu ternyata sangat berat bagi seorang bocah usia 7 tahun itu.
Tidak Mendapat Dukungan dari Pihak Sekolah
Kejadian ini dilaporkan kepada pihak sekolah, tetapi mereka mengatakan bahwa tidak mendapat bukti yang cukup kuat untuk memproses para pelaku. Ketidak adilan yang diperoleh Aziz ini membuat Zeeshan memutuskan untuk pindah dari Amerika ke Pakistan. Ia tidak dapat membiarkan anaknya tumbuh di tempat yang memiliki diskriminasi agama Islam cukup tinggi. Baginya, psikologis anaknya lebih penting daripada apapun di dunia ini.
Beberapa negara memang masih memiliki kultur yang sangat buruk, yaitu diskriminasi terhadap beberapa agama dan kepercayaan orang lain. Salah satu agama yang didiskriminasi adalah Islam. Sekitar 55% anak sekolah di California mengalami intimidasi karena seorang muslim. Hal ini sangat berat bagi anak anak usia sekolah karena mereka masih dalam masa pertumbuhan. Pihak sekolah seharusnya dapat memberikan perlindungan kepada siswa siswinya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.