Tanpa Parents sadari, anak alergi makanan adalah kondisi kesehatan yang bisa mengancam nyawa si kecil, dan bahayanya dapat mengintai siapa saja. Kondisi ini biasanya terjadi saat mulai momen pemberian MPASI.
Ketika masih ASI eksklusif pun, nyatanya anak bisa alami alergi makanan. Hal itu akibat dari makanan yang dikonsumsi ibu menyusui, dan kandungan makanan tersebut disalurkan kepada anak melalui ASI.
Mendeteksi anak alergi makanan ini bukanlah hal mudah, tapi juga tidak sulit. Pasalnya, anak alergi makanan akan menunjukkan reaksi, biasanya berupa ruam.
Artikel terkait : Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!
Umumnya, kondisi alergi makanan pada anak disebabkan oleh makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya telur. Tidak sedikit anak yang mengalami alergi pada telur, baik itu telur ayam, telur bebek, maupun telur puyuh.
Sebelum Bunda mendiagnosis bahwa anak alergi makanan, ada baiknya Bunda cek terlebih dahulu apakah anak benar-benar alami alergi atau intoleransi terhadap salah satu unsur makanan tertentu. Sebab, antara alergi dan intorelansi makanan merupakan hal yang berbeda.
Alergi makanan merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh pada makanan tertentu atau zat dalam makanan tersebut. Kondisi ini membuat tubuh berpikiran jika makanan atau zat tersebut beracun dan membahayakan, sehingga ia melawannya. Bentuk perlawanan tersebut muncul sebagai ruam, batuk, atau sesak napas.
Sedangkan intoleransi berbeda dengan alergi. Intoleransi makanan dapat terjadi karena tubuh tidak bisa mencerna suatu makanan tertentu.
“Itu dua hal yang berbeda, walaupun memang gejalanya sama. Alergi biasanya terus-terusan, sedangkan intoleransi bisa coba berikan makanan itu kepada anak di lain waktu,” ucap pakar gizi dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK.
Kondisi anak alergi makanan bisa menurun pada saudara kandung
Di sisi lain, kondisi anak alergi makanan pun nyatanya bisa menurun pada saudara kandungnya. Artinya, jika anak pertama alami alergi pada telur puyuh, maka kemungkinannya anak kedua dan seterusnya bisa mengalami kondisi yang sama.
“Kemungkinannya bisa menurun pada setiap anak, karena mereka memiliki faktor risiko turunan yang lebih tinggi. Tapi, hal itu bukan berarti kita sama sekali untuk tidak bisa mencoba memberikan makanan yang membuat sang kakak alergi kepada adiknya,” ujar Diana saat ditemui di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Parents masih bisa memberikan makanan tersebut kepada anak, selagi ia belum diketahui apakah memiliki alergi yang sama atau tidak. Untuk mengetahui anak memiliki alergi yang sama atau tidak dengan sang kakak, Bunda bisa mencobanya untuk memberikan makanan tersebut secara terus menerus dalam dosis yang rendah.
Kita tidak akan tahu anak memiliki alergi yang sama atau tidak, jika tidak coba diberikan terlebih dahulu.
“Coba kasih terus, tapi dalam porsi kecil. Saat mencoba memang lakukan dengan protein yang dia tidak alergi terlebih dahulu atau yang kakak tidak alergi, misalnya telur ayam, apabila dia alergi protein telur puyuh,” kata Diana pada Kamis, 31 Januari 2019.
Beri jeda waktu untuk mengetahui anak alergi makanan atau tidak
Lalu, saat orangtua ingin mengetahui apakah setiap anak memiliki alergi pada makanan yang sama, bisa dicoba dengan memberikan jeda waktu saat memberi makanan tersebut. Bisa secara selang-seling bulan saat memberi makanan tersebut.
“Misalnya, 2 bulan tidak diberi makanan itu, lalu pada bulan ketiga bisa coba berikan makanan tersebut kepada anak. Dari sana, bisa diketahui apakah ada reaksi alergi atau tidak,” saran Diana.
Maka, walaupun memang kemungkinan anak alergi makanan bisa menurun pada adiknya, tapi akan lebih baik pastikan terlebih dahulu. Yaitu dengan cara coba memberikan makanan yang membuat anak pertama alergi kepada anak kedua dan seterusnya.
Semoga informasi ini bermanfaat, Parents.
Baca juga :
Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!