Anak Umur 11 Tahun Bunuh Diri Setelah Pacarnya Pura-Pura Mati

Tysen Benz masih berusia 11 tahun, namun dia memutuskan untuk bunuh diri setelah mendengar pacarnya meninggal. Tysen tidak pernah tahu, bahwa dia sedang menjadi objek candaan, hingga semuanya terlambat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus-kasus bunuh diri kembali ramai di media sosial belakangan ini, bahkan ada yang menyiarkannya secara langsung di Facebook. Yang lebih memprihatinkan, jika pelaku bunuh diri tersebut masih sangat belia. Tysen Benz, anak umur 11 tahun ini bunuh diri setelah menerima sms yang memberitakan kalau pacarnya telah meninggal.

“Aku masuk ke kamar Tysen dan berpikir bahwa dia sedang main petak umpet. Ketika kutemukan dia di kamar mandi, aku mencoba untuk mengangkat tubuhnya. Aku berteriak, kusuruh anak sulungku untuk menelepon 911. Anak bungsuku menangis keras.” Katrina Goss berujar sedih mengenang tragedi keluarganya pada 14 Maret itu.

Tysen bunuh diri karena pacarnya pura-pura mati

Seperti diberitakan oleh Washington Post, Tysen saat itu sedang berada di kamarnya ketika ia membaca sms, yang menyatakan bahwa seseorang yang dikenalnya meninggal karena bunuh diri. Tidak lama kemudian, Tysen gantung diri.

Katrina menyatakan, tidak ada yang aneh saat Tysen pulang sekolah hari itu. Dia tampak senang karena bisa melewati sesi belajar tanpa harus diingatkan. Katrina memberinya kue sebagai hadiah, lalu Tysen masuk kamar.

Pada pukul 10 malam, Katrina memeriksa kamar ketiga putranya. Pintu kamar Tysen terkunci, namun Katrina bisa membukanya dengan kunci cadangan. Awalnya Katrina pikir Tysen sedang bermain trik saat dia tidak melihat Tysen di tempat tidur.

Saat menemukan Tysen gantung diri di kamar mandi, Katrina langsung menyuruh anak sulungnya memanggil ambulans. Petugas medis berhasil membuat Tysen sadar, dia dirawat selama 3 minggu sebelum meninggal pada hari Selasa, 4 April lalu.

“Pada malam itu, Tysen mengobrol lewat sms dan Snapchat dengan gadis umur 13 tahun. Gadis itu menggunakan akun temannya untuk memberitahu Tysen kalau pacarnya meninggal. Tidak ada yang memberitahu Tysen bahwa semua itu hanya kelakar,” ujar Katrina.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Tysen sangat polos, begitu baik hati dan naif. Sehingga dia percaya pada kelakar itu, kemudian bunuh diri.” Katrina berkata sedih.

Anak perempuan yang tidak disebutkan namanya itu, dijerat hukuman karena kejahatan telekomunikasi. Dengan ancaman enam bulan penjara, hingga kejahatan menggunakan komputer dengan ancaman satu tahun penjara.

Matt Wiese, Jaksa Umum Daerah Marquette menyatakan bahwa, gadis itu dikenai hukuman karena berpura-pura sebagai orang lain dan memalsukan kematiannya saat sedang mengobrol lewat sms dengan Tysen.

“Masih belum diketahui alasan pasti mengapa Tysen melakukan bunuh diri, hanya dua jam setelah menerima sms tersebut,” kata Jaksa Wiese. “Saya tidak bisa mengonfirmasi apa hubungan antara Tysen dan gadis itu, tapi media memberitakan bahwa dia adalah pacar Tysen.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Dampak yang terjadi pada Tysen, ada kaitan logis di sini. Tysen melakukan bunuh diri dalam hitungan jam, setelah percakapan lewat sms terjadi.”

“Belum diketahui apa yang mereka bicarakan di dalam Snapchat, karena detektif belum bisa memperoleh bukti percakapan tersebut.” Jaksa Wiese menambahkan.

Katrina masih berjuang untuk menghadapi rasa duka karena kehilangan Tysen, “Ini adalah candaan yang keterlaluan, yang dikirim lewat media sosial. Aku ingin meningkatkan kewaspadaan tentang pengaruh media sosial pada perilaku anak-anak.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ini adalah masalah serius, dan aku benar-benar tidak bisa menghindarinya. Cara anak-anak menggunakan media sosial sekarang ini sangat mengerikan.”

Katrina juga menambahkan bahwa, Tysen adalah atlit yang bermain hoki, sepakbola, dan golf. Dia tidak memiliki masalah apapun yang bisa menjadi tanda bahwa dia akan menyakiti dirinya sendiri.

Jaksa Wiese mengatakan kematian Tysen adalah hasil dari hoax, dan dia sepakat dengan Katrina bahwa kasus ini masuk ke dalam cyberbullying, atau penindasan yang terjadi lewat media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua, untuk selalu mengawasi apa yang dilakukan anak-anak di media sosial. Jangan sampai ada Tysen-Tysen lain yang menjadi korban candaan teman yang dilontarkan di media sosial.

Selalu waspada ya, Parents.

 

Baca juga:

Putus Asa, Gadis 12 Tahun Bunuh Diri dan Menyiarkan Videonya Secara Langsung

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani