Bagaimana tanggapan Parents terkait seorang kakak seharusnya tidak ditugaskan menjaga adiknya?
Seringkali orangtua meminta anaknya yang berusia di bawah 10 tahun untuk menjaga adik bayi atau balitanya. Hal itu tampak lumrah sebagai sebuah latihan tanggung jawab sebagai seorang kakak, namun seharusnya seorang kakak tidak ditugaskan menjaga adiknya.
Mengajari anak sikap tanggung jawab menjaga adik memang penting, namun kita harus memerhatikan usia dan besaran tanggung jawab yang harus ditanggung oleh si anak. Perlu adanya sebuah pertimbangan secara mental dan fisik apakah sang kakak sudah mampu menjaga adiknya atau belum.
Berikut ini argumentasi mengapa seorang kakak seharusnya tidak ditugaskan menjaga adiknya:
1. Beda prioritas
Seorang kakak seharusnya tidak ditugaskan menjaga adiknya karena prioritas Anda adalah keselamatan adik, sedangkan prioritas kakak adalah bermain. Pada usia di bawah 15 tahun, seorang anak biasanya sangat memahami bahwa belajar dan bermain adalah haknya sehingga hal di luar itu dianggap bukanlah kewajibannya.
Anda harus mengingat bahwa anak di bawah 15 dan 10 tahun sudah memiliki sifat pemberontak dan mulai bisa memutuskan sendiri apa yang ia anggap benar. Bisa jadi ia merasa bahwa tugas yang Anda berikan padanya seharusnya tidak menjadi bebannya karena ia punya prioritas lain yang harus dikerjakan.
Jika kakaknya belum bisa melindungi diri sendiri dari kecelakaan yang mungkin menimpanya, bagaimana mungkin orangtua bisa yakin bahwa dia akan bisa melindungi adiknya? Sebelum Anda menugaskan kakak untuk menjaga adiknya, perhatikan berapa jarak usianya.
2. Ketidaksiapan mental dan fisik
Usia berapa seorang kakak bisa bertanggung jawab terhadap adiknya? Hal ini tergantung kedewasaan anak, cara didik Anda selama ini, dan kekuatan fisiknya.
Anak usia 10 tahun akan kewalahan menjaga adiknya yang berumur 5 tahun karena kekuatan fisiknya belum mumpuni untuk menggendong dalam waktu lama, menahan berat badan, maupun menjaga emosi adik dan dirinya sendiri saat bertengkar.
Sedangkan, jika ia berusia 10 tahun dan adiknya berusia 8 tahum, maka kondisi mentalnya dan adik tak akan jauh berbeda. Bukannya akur, memperlebar jurang antara perlakukan kepada kakak maupun adik malah akan membuat mereka bersaing secara tidak sehat.
3. Melempar tanggung jawab
Beberapa orangtua memang memiliki anak yang cenderung lebih dewasa pemikirannya dibanding anak seusianya yang lain. Sehingga Anda bisa meminta si kakak untuk menjaga adiknya.
Namun, perlu diingat bahwa seharusnya Anda adalah orang yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap anak-anak. Bukan justru menimpakan tanggung jawab tersebut pada kakak sepenuhnya selama Anda absen mengawasi adiknya.
Banyak terjadi, saat kakak melakukan kesalahan waktu menjaga adiknya, orangtua justru memarahi maupun memberikan hukuman lainnya. Jika itu terjadi, hal tersebut akan terus mengendap di dalam pikirannya dan jadi dendam tersendiri kepada Anda ataupun justru pada adiknya.
Bagaimanapun, Andalah yang harus bertanggung jawab terhadap anak-anak Anda. Apa yang terjadi pada anak masih menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya sekalipun Anda pernah mendelegasikan sang kakak untuk melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi tugas Anda.
Artikel terkait: Surat kepada ibu yang pernah memukulku karena lalai menjaga adik.
4. Seorang kakak seharusnya tidak ditugaskan menjaga adiknya, karena persaingan antar saudara
Kakak yang sering diminta menjaga adik kadang juga harus mengalami masa-masa di mana ia harus terus mengalah demi adiknya dan disalahkan jika adiknya menangis atau berebut mainan.
Meminta kakak terus menerus mengalah demi adik akan menurunkan kepercayaan diri si kakak dan membuat ia kecil hati. Kecil hati yang dirasakan olehnya akan membuat ia merasa tidak dicintai oleh orangtuanya karena orangtua selalu mengutamakan adiknya.
Sebaliknya, adik juga belum tentu menerima kakak sebagai panutan maupun seseorang yang pantas untuk dituruti. Sebaliknya, ia akan merasa bahwa kakak memiliki kecenderungan untuk mengontrol dirinya hanya karena orangtua meminta kakak untuk menjaga adiknya.
Waspadai adanya “si pengadu”, baik dari pihak kakak maupun dari pihak adik. Jika Anda keliru memutuskan siapa yang salah dalam sebuah keributan antar saudara kandung yang kejadiannya tidak Anda lihat sendiri, keputusan Anda akan membuat mereka ingat tentang seberapa adil Anda dalam memutuskan sebuah perkara.
5. Kakak beradik bisa bekerja sama melanggar aturan orangtua
Anda mengira bahwa selama Anda pergi, keadaan rumah baik-baik saja karena tidak ada laporan maupun komplain apapun dari anak-anak. Padahal, bisa jadi mereka malah justru menjadi partner in crime alias bersekongkol untuk melawan aturan Anda.
Jika persekongkolan pertama sukses mengelabuhi Anda, maka akan ada persekongkolan lain. Hal ini akan jadi sesuatu yang buruk apabila hal yang mereka lakukan adalah sesuatu hal yang tidak lumrah untuk usianya.
6. Seorang kakak seharusnya tidak ditugaskan menjaga adiknya, melanggar hukum legal
Jika ada suatu hal yang terjadi pada anak-anak Anda yang masih di bawah umur saaat Anda meninggalkan mereka walau sebentar, maka Anda bisa dituntut secara hukum sedang melakukan penelantaran anak.
Selain itu, pasal tentang kelalaian seseorang -dalam hal ini kelalaian Anda sebagai orangtua- bisa berlaku untuk Anda. Karena, anak yang masih di bawah umur lebih dilindungi secara hukum dibanding dengan Anda sebagai orang dewasa yang sudah semestinya mengemban kewajiban untuk menjaga anak-anak.
Jika Anda ingin melatih kedewasaan mental anak, selalu dampingi ia dalam melakukan tugas-tugasnya. Jangan sampai, saat ia belum siap mengemban tanggung jawab besar, Anda sudah menyerahkan begitu saja sepenuhnya pada sang kakak.
Referensi: Brightside, Baby Sitting, Yahoo Answer.
Baca juga: