Anak 10 tahun tewas dibakar ibunya yang marah berlebihan, apa penyebabnya?

Sungguh tragis, akibat marah karena mencari pisau tak ketemu, seorang ibu di Manado tega membakar anak kandungnya sendiri hingga luka parah dan meninggal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah peristiwa tragis menimpa anak bernama Jessica (10 tahun) di Sulawesi Utara. Akibat marah, sang ibu menyiramnya dengan bensin dan membakarnya, hingga ia mengalami luka bakar yang sangat parah. Setelah sebulan dirawat, akhirnya, anak malang itu menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Selasa, 23 Oktober lalu. 

Jessica tinggal bersama ibunya Olga, di Desa Pintareng, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sedangkan ayahnya tidak tinggal bersama mereka karena sudah berpisah dengan Olga. 

Akibat marah yang berlebihan, ibu tega membakar anak sendiri

Seperti dilaporkan oleh laman Detik, peristiwa pembakaran tersebut terjadi pada 12 September 2018. Semuanya berawal ketika Olga hendak mencari pisau dapur. Dia bertanya pada dua orang anaknya. Namun kedua anaknya hanya diam, hingga akhirnya Olga marah dan memukul kedua anaknya tersebut. 

Karo penmas Div Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan, selepas memukul anak-anaknya, Olga menarik rambut Jessica dan membenturkan kepala anak tersebut ke pintu. Lalu Olga mengambil galon berisi mintak tanah dan menyiramkannya ke tubuh korban. Kemudian, tanpa pikir panjang, ia membakar tubuh anaknya sendiri. 

Keributan di rumah Olga memancing perhatian warga, melihat Jessica dan adiknya mengalami luka bakar parah, mereka segera dilarikan ke Puskesmas. Sedangkan Olga diseret ke kantor polisi.

Jessica mengalami luka bakar tingkat tiga, dan luas luka sebanyak 85 persen. Hal ini memengaruhi kinerja organ di dalam tubuh Jessica. Adik Jessica juga mengalami luka bakar yang cukup parah, hingga berdampak pada jantungnya. 

Artikel terkait: 3 tingkatan dan langkah menangani luka bakar pada anak, panduan penting untuk Parents

Korban akhirnya meninggal dunia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Detik.

Setelah sebulan menjalani perawatan, kondisi Jessica terus memburuk, organ-organ penting di tubuhnya mengalami gagal fungsi. Hingga akhirnya, siswi kelas 4 SD ini meninggal dunia Selasa kemarin. 

Sementara itu, melansir dari laman Liputan 6, ayah korban Rony Manonahas merasa sangat kecewa dengan perbuatan mantan istrinya terhadap anak-anak mereka. 

“Padahal hanya masalah sepele, tapi dia sampai berbuat sejauh itu. Sebagai ayah saya merasa sangat sedih,” tutur Rony.

Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran, agar kita bisa lebih mengontrol emosi dan amarah pada anak. Jangan sampai, akibat marah yang tidak dikontrol dengan baik, kita mencelakai anak sendiri. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kami dari theAsianparent turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Jessica, semoga arwahnya tenang di alam sana. 

Dampak buruk yang bisa terjadi akibat marah secara berlebihan

Akibat marah yang berlebihan bisa merugikan diri sendiri dan keluarga.

Berikut ini, adalah dampak buruk akibat marah yang bisa terjadi pada kesehatan Anda:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Inflamasi dan nyeri otot

Hormon kortisol yang keluar berulang-ulang saat marah membuat otot mengalami serangan energi yang banyak, hingga membuat otot mudah nyeri.

2. Akibat marah bisa memperburuk kondisi jantung

Amarah membuat jantung berdetak 180 kali per menit. Hal ini membuat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, dan bisa membuat jantung menjadi lebih lemah. 

3. Menurunkan imunitas tubuh

Rasa marah merupakan salah satu energi negatif yang bisa merusak sistem imun tubuh.

4. Sakit kepala

Marah bisa membuat otot di kepala tegang dan memicu sakit kepala.

5. Tekanan darah tinggi

Ketegangan pada tubuh yang terjadi saat marah bisa memicu tekanan darah tinggi yang bisa menimbulkan stroke.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Depresi

Orang yang sering marah, tandanya ia tidak bisa mengelola emosi dengan baik, sehingga rentan mengalami depresi

7. Risiko serangan jantung

Sebuah penelitian yang diterbitkan di The European Heart Journal Acute Cardiovascular Care, menyebutkan bahwa orang yang sering marah-marah memiliki risiko 8,5 kali lebih besar terkena serangan jantung.

***

Sebagai orangtua, kita tentunya pernah merasa marah dan hilang kesabaran saat menghadapi kelakuan anak-anak. Tapi, tentu saja apa yang dilakukan Olga tidak bisa dibenarkan. Apapun alasannya, mencelakai anak hingga luka parah tidak boleh dilakukan orangtua. 

Jaga emosi kita, untuk keselamatan diri dan keluarga. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semoga bermanfaat.

 

Sumber referensi: KompasDokter

Baca juga:

Seorang Istri Bakar Suami Hidup-Hidup Setelah Ketahuan Perkosa Anaknya

Penulis

Fitriyani