Viral! Ajakan Seorang Ibu untuk Menghargai Ibu-Ibu Lain yang Berbeda Pola Asuh

Ajakan untuk menghargai ibu lainnya ini adalah suara hati terdalam para wanita. Apakah Anda setuju untuk menyebarkan ajakan ini?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Bunda merasa dihakimi oleh ibu lain karena pengasuhan yang berbeda? Seorang blogger bernama Karen Johnson juga mengalaminya dan menulis ajakan untuk menghargai ibu-ibu yang berbeda pola asuh, kehidupan, maupun agama.

Para ibu memang seringkali mudah menghakimi ibu lain yang berbeda pilihan dengannya. Hal inilah yang menjadi keprihatinan Karen sehingga ia mengajak semua ibu untuk lebih menghargai ibu lain yang mungkin punya cara pengasuhan berbeda

Ia menulis ajakan tersebut di Facebook pribadinya:

Artikel terkait: 8 Kalimat Menghakimi pada Ibu Bekerja yang Sering Dilontarkan oleh Masyarakat

Teman-teman, aku ingin mengatakan sesuatu yang mengganjal dadaku. Rumahku tidak pernah bersih. Seperti biasanya. Aku punya teman (yang punya anak) dan rumahnya tanpa noda. Apakah itu berarti bahwa mereka adalah ibu yang lebih baik dariku? Tidak. Apakah aku ibu yang lebih baik dari mereka? Tidak. Aku berolahraga setiap hari. Aku punya teman seorang ibu yang tidak berolahraga. (Maksudku olahraga selain lari-larian seperti orang gila untuk mengejar anak-anak mereka). Apakah lantas itu membuat kita menjadi ibu yang lebih baik? Tidak. Aku punya teman yang melahirkan dengan cara water birth di ruang tamunya. Sedangkan aku melahirkan bayiku di tempat tidur rumah sakit setelah menerima 'hadiah' dari sang peri epidural. Kami berdua adalah ibu yang baik. Aku minum bir atau segelas anggur (kadang-kadang di depan anak-anakku!) pada kesempatan khusus. Aku tetaplah seorang ibu yang baik. Tetangga dan teman baikku tidak minum. Mereka juga ibu yang baik. Aku seorang yang suka berteriak, tapi aku punya teman baik yang pendiam dan sangat sabar. Aku iri padanya. Tapi kami berdua adalah ibu yang baik. Aku punya teman yang super organik, bebas kimiawi, dan bebas pewarna buatan. Anak-anakku kadang makan es loli untuk sarapan pagi. Es krim murahan yang harganya di bawah Rp 10.000. Apakah lantas kita jadi lebih baik dari yang lain? Tidak. Aku memaki, tapi tidak di depan anak-anakku. Apakah Anda ibu yang buruk jika Anda melakukannya? Tidak. Aku mengurusi sekolah anak-anakku, tapi aku tidak aktif terlibat di sekolah mereka dan tidak ke sana setiap hari. Apakah ibu yang bersedia aktif terlibat di sekolah setiap hari lebih baik dari mereka yang tidak pernah melakukannya? Tidak. Apakah aku sangat berterima kasih kepada ibu yang rela datang setiap hari dan membantu para guru? Tentu saja. Apakah ibu rumah tangga yang tinggal di rumah lebih baik daripada bekerja dengan ibu? TIDAK. Apakah ibu yang bekerja lebih baik daripada ibu rumah tangga yang tinggal di rumah? TIDAK. Apakah ibu yang masih menikah otomatis jadi ibu yang lebih baik dari ibu tunggal? TIDAK. Apakah Anda menjadi ibu yang lebih baik jika Anda membawa anak-anak Anda berlibur ke tempat-tempat eksotis? TIDAK. Bisakah Anda menjadi ibu yang baik jika yang dimaksud liburan adalah pergi ke taman dekat rumah? Iyalah! Bisakah Anda menjadi ibu yang baik dan merencanakan liburan musim panas dengan jadwal kegiatan yang rapi? Ya. Bagaimana jika musim panasmu hanyalah bermalas-malasan tanpa rencana? Ya, Anda tetap ibu yang baik. Apakah ibu yang baik membiarkan anak-anak mereka menonton TV? Iyalah. Bermain video game? Iyalah. Bagaimana jika Anda melarang mereka  melakukan itu? Baik juga kok. Itu adalah pilihan Anda. Dan Anda adalah ibu yang baik. Aku adalah seorang Kristen. Teman dan tetanggaku adalah Muslim. Temanku yang lain sama sekali tidak mempraktikkan agama. KAMI SEMUA ADALAH IBU YANG BAIK. Temanku yang lain adalah seorang lesbian. Anak-anaknya memiliki dua ibu. Mereka berdua adalah ibu yang baik. Aku menyusui secara penuh anak-anakku sehingga mereka hampir tidak pernah minum susu formula apa pun. Apakah aku jadi lebih baik daripada ibu yang memberi anak mereka formula? TIDAK. Jadi, bagaimana dengan ini? Bisakah kita semua turun dari gunung penghakiman sebentar dan saling mendukung satu sama lain? Katakan saja, "Hei, jadi seorang ibu itu sulit. Anda melakukan pekerjaan dengan baik. Membesarkan anak bisa menguras tenaga. Anda pasti paham." Bayangkan betapa hebatnya hal itu? Ini hanya pemikiranku saja lho.

Wah, tulisannya mengena sekali ya di hati. Barangkali ada beberapa poin yang Bunda tidak setujui, namun Bunda pasti sepakat bahwa kita tak boleh saling menghakimi bukan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai sesama perempuan, kita harus menghargai ibu-ibu lainnya. Share artikel ini agar semakin banyak ibu-ibu yang tercerahkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/stop-menghakimi-gaya-parenting-para-ibu/

Penulis

Syahar Banu