7 Alasan Anak Tidak Suka Ikut Acara Keluarga, Parents Wajib Tahu!

7 Alasan Anak Tidak Suka Ikut Acara Keluarga, Parents Wajib Tahu! Anak-anak kerap sangat susah diajak untuk ikut acara keluarga karena ada alasan tertentu yang perlu Parents ketahui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents pernah nggak merasakan betapa sulitnya mengajak anak agar mau ikut kumpul di acara keluarga? Segala bujuk rayu telah dilakukan, tetapi tetap saja ia enggan ikut pergi, khususnya anak-anak yang kini usianya sudah menginjak remaja.

Jika sudah seperti itu, sering kali efeknya jadi kita sendiri yang kesal dan emosi, karena anak tetap tidak mau ikut ke acara keluarga. Apalagi kalau nanti ada anggota keluarga yang bertanya "kenapa anak kamu nggak ikut?" pasti bingung, dong, harus memberikan jawaban seperti apa agar diterima oleh mereka.

Terlebih kalau sampai ada yang berkata "bagaimana, sih, kamu jadi orangtua, kok, nggak bisa bujuk anak ikut ke acara keluarga? jarang banget, kan, ini acranya." Pastilah kita jadi tambah bingung harus seperti apa menganggapinya.

Artikel Terkait: Anak Membantah! Apa Solusinya?

Perlu Parents ketahui, sebenarnya ada beragam alasan anak tidak menyukai acara kumpul keluarga. Di sebuah akun sosial media, pertanyaan seputar kenapa anak tidak mau ikut kumpul keluarga pernah dilemparkan, dan responsnya pun cukup bervariasi.

Lantas, apa saja alasan anak tidak suka jika diajak ke acara pertemuan keluarga? Simak informasinya di sini, yuk, Parents.

Alasan Anak Tidak Mau Ikut ke Acara Keluarga

1. Merasa Bosan saat Datang Acara Keluarga

Banyak anak-anak yang merasa bahwa pertemuan keluarga hanya akan membuatnya bosan. Hal ini karena jarang bertemu dengan keluarga yang lain membuat anak-anak merasa ada perbedaan selera di antara mereka dengan anggota keluarganya yang lain, sehingga tidak bisa nyambung ketika mengobrol.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Tidak Suka Dibanding-bandingkan dengan Sepupu yang Lain

Pertemuan keluarga memang erat sekali dengan kegiatan membandingkan antar anggota keluarga. Nah, ini menjadi beban bagi anak ketika ia harus mendengarkan dirinya dibandingkan dengan sepupu yang lebih berprestasi. 

Meskipun terkesan sepele, perasaan direndahkan seperti ini bisa membuat anak menjadi minder. Apalagi jika ia masih terlalu kecil untuk bisa mengerti. 

Artikel Terkait: 7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

3. Malas Menghadapi Pertanyaan Basa-basi yang Membuat Tidak Nyaman

Di pertemuan keluarga sering kali muncul pertanyaan yang membuat tidak nyaman. Pertanyaan basa-basi yang kerap membuat tidak nyaman, antara lain:

  • Kenapa Nilai Raport Jelek?

Wah, buat anak-anak pertanyaan seputar nilai yang jelek bisa aja menyinggung perasaan mereka. Pasalnya, mereka pasti sudah sering dicap bodoh dan malas belajar karena nilai raport yang jelek, sehingga ketika hal ini diungkit lagi oleh keluarganya ia bisa menjadi tambah minder.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Kapan Lulus Kuliah?

Nah, ini juga kerap menjadi pertanyaan basa-basi yang membuat hati perih ketika orang yang bersangkutan terkendala skripsinya karena dosennya atau karena percobaan yang terus-menerus gagal.

  • Kapan Menikah? 

Untuk anak yang sudah dewasa, pertanyaan kapan menikah memang menyebalkan ketika orang yang bersangkutan sedang dalam kondisi patah hati atau baru saja ditinggalkan kekasihnya.

Sebenarnya, masalah pertanyaan basa-basi yang menyinggung ini sifatnya sangat personal, tergantung dari keadaan dan kondisi masing-masing. Jika anak sudah dewasa atau remaja, Parents bisa mencoba untuk memberikannya pengertian dan cara menghadapi pertanyaan seperti ini. 

4. Tidak Mengerti dengan Topik Obrolan Keluarga

Topik pembicaraan orang dewasa terkadang terdengar membosankan untuk anak remaja atau anak kecil. Sehingga pertemuan keluarga tentu akan membuat mereka bosan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bukan hanya anak kecil, anak yang sudah dewasa pun kadang merasakan hal yang sama. Mereka tidak bisa bergabung dengan selera obrolan yang terasa sangat berbeda. Misalnya, keluarga suka membicarakan politik, sedangkan anak tentu saja lebih cenderung membicarakan artis K-Pop atau film terbaru.

Artikel Terkait: Penggemar K-pop? Ini 20 inspirasi nama unik idola K-pop untuk bayi Anda!

5. Lokasi Acara Keluarga yang Sangat Jauh

Lokasi pertemuan keluarga sering memakan waktu untuk bisa ke sana. Perjalanan yang jauh tentu akan memakan banyak waktu dan tenaga. Hal ini menjadi salah satu alasan anak malas untuk ikut ke pertemuan keluarga. 

6. Kehilangan Waktu Istirahat

Anak-anak menganggap waktu di akhir pekan seharusnya digunakan untuk istirahat, bukannya untuk bepergian menghadiri acara keluarga. Apalagi, waktu seminggu sudah ia lalui dengan mengerjakan tugas dan jam sekolah yang padat, wajar saja jika anak ingin meluangkan waktu untuk istirahat di akhir pekan. 

7. Tidak Merasa Bebas

Terkadang anak merasa tidak bisa menjadi dirinya sendiri ketika sedang menghadiri acara kumpul keluarga. Ia harus berusaha menahan dirinya dari rasa kesal jika dibanding-bandingkan dengan sepupu yang lain, pura-pura tertawa saat ada yang melempar lelucon demi menghormati orang tersebut, dan ketidakbebasan lainnya.  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memaksakan kehendak untuk memaksa anak ikut kumpul acara keluarga sebenarnya tidak bisa dibilang baik juga. Mungkin hal yang perlu Parents lakukan adalah menunjukkan keasyikan berkumpul bersama keluarga. Jika anak-anak memang menginginkan waktu untuk istirahat, beri mereka sesekali kesempatan untuk tidak mengikutinya.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/remaja-patah-hati

id.theasianparent.com/cara-memotivasi-anak-usia-remaja

id.theasianparent.com/agar-anak-tak-membenci-orangtuanya-sendiri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Rian Andini