15 Tahun Jadi Korban Kekerasan Sang Kakak, Aron Ashab Ungkap Faktanya

Suka berbicara kasar & "main tangan", Aron Ashab akhirnya speak up & peringatkan sang kakak!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belum lama ini selebgram Aaron Ashab jadi buah perbincangan di media sosial. Pasalnya, Aaron Ashab jadi korban kekerasan sang kakak. Ia bahkan sempat mengunggah video kakaknya, Habibie Ashab sedang ‘main tangan’. Video itu langsung viral dan menarik perhatian warganet terutama para followersnya.

Aaron Ashab Unggah Video Kekerasan Kakaknya, Habibie Ashab

Pria yang juga dikenal sebagai YouTuber ini mengunggah video saat kakak laki-lakinya, Habibie sedang bertengkar dengan kakak perempuannya, Amalia Gamyla. Dalam video itu, Habibie terlihat melempar botol minum ke arah Gamyla, sambil mengucapkan kata-kata kasar.

Mirisnya lagi, kejadian itu dilihat oleh dua keponakan Aaron yang masih balita. Saat itu Aaron berusaha menghentikan kekerasan tersebut.

“Ya salam, gue sampai lompat ke tengah-tengah mereka. Bilang, mending elu pukulin gue daripada kak Myla. And Sammy dan Sultan di bawah ngeliat mamanya dipukulin on the head,” tulis Aaron dalam unggahan Instagram story-nya.

Artikel terkait: 5 Potret Kebersamaan Fuji dan Gala, Memang Sudah Akrab Sejak Dahulu

Aaron Ashab Jadi Korban Kekerasan Sang Kakak Selama 15 Tahun

Pria berusia 28 tahun itu akhirnya berani menyebarkan video itu, karena dia merasa sudah seharusnya sang kakak mendapatkan sanksi sosial. Pasalnya, apa yang terlihat dalam video itu sudah 15 tahun dirasakan Aaron Ashab, termasuk  kakaknya yang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“And you wonder why I fucked up when for a D*MN 15 years I was bullied with this psycho. And he’s still living here with my parents belain doi all the d*mn time.  Jangan tanya gue 4 atau 3 bersaudara. Karena yang gue anggep saudara cuma kak Myla dan bang Kaekal. Habibie can go di* in h*ll. we are 3 bersaudara for all i care,” tulis Aaron.

Selama 15 tahun itu Aaron mendapat kekerasan dari sang kakak setiap hari. Aaron  mengaku dari kecil kerap dipukul sampai mengalami luka lebam. Kondisi ini pun membuatnya pergi ke psikolog dan psikiater untuk mengatasi trauma. 

For 15 years, I got punched everyday. Im not trying to have a pity party but he fucked up. The only reason I got out of the “bully” phase is just because when I was 15 I was taller than him so I could fight back. but yeah Im done Im really done. Mom, dad, I know you didn’t care when I told you that I got punched daily but I’m done. He needs some punishment in whatever way.” 

Dalam setiap unggahan yang dia tulis, Aaron sudah benar-benar hilang kesabaran dengan kakaknya sampai mengancam dengan mengunggah video ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Jujur lo kayaknya butuh sanksi sosial deh, Bie. Gue rasa ini karma loe mukulin gue sampe biru-biru setiap hari dari kecil nggak, sih. Sampe bertingkah ke gue, loe tau apa yang bakal gue lakuin, so, behave,” kata Aaron lagi.

Aaron Memperingatkan Sang Kakak

Aaron juga menuliskan ancaman agar sang kakak tidak lagi melakukan kekerasan. Kalau tidak, Aaron mengancam akan melakukan sesuatu yang lebih dari sanksi sosial ini bila sang kakak sampai bertindak kasar lagi.

“Baru gue kasih satu warning ya, sampe loe coba-coba samperin kamar gue atau bertingkah apapun, gw gak takut untuk nyebarin yang lebih. At least gue udah bayar sendiri ke psikolog dan psikiater buat kelarin trauma yang lo bikin,” tulis Aaron lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terakhir, Aaron menceritakan kalau sang kakak pernah memukul frame kasur di kamarnya dengan palu. Dan ia mengungkapkan kalau sudah tak tahan berada satu rumah dengan sang kakak.

“Soalnya waktu itu pernah di geprak guys, frame kasur gue pake PALU. Daripada tiba-tiba dia bertingkah lagi, dah ah, lama lama pengen pindah rumah dah gue, daripada nyawa terancam,” tutup Aaron.

Artikel terkait: Kisah Ibu Kreatif Mendandani Anaknya seperti Tokoh Animasi

Cara Terbebas Dari Kondisi KDRT Dalam Keluarga

Sumber: iStockphoto

Berusaha keluar dari lingkungan toxic hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memang tidak mudah. Terlebih bila pelaku kekerasan sampai mengancam akan bertindak lebih kejam bila korban melapor atau berusaha lari dari rumah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, kondisi ini mau tidak mau harus diakhiri dengan berusaha keluar dari lingkungan tersebut dan mencari pertolongan.

Ayank Irma selaku psikolog anak dan keluarga mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat mengalami KDRT, baik antara suami-istri, atau antar anggota keluarga lainnya:

  • Beri tahu kondisi Anda pada orang terdekat yang dapat dipercaya. Pastikan pelaku tidak berada di sekitar Anda ketika anda memberitahu orang lain.
  • Dokumentasikan luka Anda dengan kamera dan simpan dengan hati-hati
  • Catat perilaku kekerasan yang Anda terima beserta waktu terjadinya.
  • Hindari melawan kekerasan dengan kekerasan, karena berisiko pelaku bertindak lebih ekstrem.

Korban KDRT bisa melaporkan tindak kekerasan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak, Komisi Nasional Perempuan, atau Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di kantor polisi. 

Jangan pernah ragu untuk berkonsultasi ke psikiater dan psikolog bila Anda mengalami kekerasan apapun dan dimanapun. Selain dapat memberi pertolongan untuk luka fisik dan psikis, dokter juga dapat memberi saran agar Anda bisa keluar dari situasi yang mengancam nyawa.

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga

Melibatkan Barbel, 5 Fakta Dugaan KDRT Dhena Devanka Istri Jonathan Frizzy

KDRT Sering Disebabkan 4 Hal Ini, Begini Cara Mencegahnya!

Kisah Pilu Seorang Istri yang Alami KDRT dari Suaminya