Zaman yang sudah maju bukan berarti masyarakat Indonesia jauh dari mitos. Ada saja mitos yang tidak berdasarkan ilmiah, namun menjadi buah bibir banyak orang. Salah satunya mitos keluar air mata sebelah kiri.
Konon, arah air mata turun di area mata tertentu bisa menjadi arah rasa hati seseorang. Meskipun ini adalah kepercayaan yang dipercaya secara luas, sayangnya ini adalah sesuatu yang tidak dapat dibuktikan. Berikut ulasan detailnya.
Asal Usul Mitos Keluar Air Mata Sebelah Kiri
Disebut air mata karena keluarnya melalui lubang kecil di sudut mata. Biasanya keluar saat perasaan sedang terharu, emosi meluap, saat menguap, saat sedih, dan kadang karena rasa sakit berlebihan. Rasanya asin dan dibuat secara alami oleh tubuh manusia.
Miturut keyakinan banyak orang, air mata yang keluar dari mata kiri menandakan seseorang tengah bersedih atau sakit. Berbeda jika cucuran air mata datang dari mata kanan, maka jadi sinyal kebahagiaan.
Diyakini mitos satu ini berasal dari orang Yunani kuno, yang percaya bahwa sisi kiri tubuh dikaitkan dengan kesedihan dan sisi kanan dikaitkan dengan kegembiraan. Mitos ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, namun tidak pernah terbukti secara medis.
Pada kenyataannya, arah jatuhnya air mata sama acaknya dengan fenomena alam lainnya. Ini lebih mungkin ditentukan oleh bentuk mata dan sudut saluran air mata. Orang mungkin melihatnya sebagai tanda sesuatu, tetapi tidak ada korelasi antara arah tetesan air mata dan emosi orang yang mengeluarkannya.
Mengutip dari Mirror.co.uk, air mata memiliki beberapa jenis. Setiap tipe memiliki fungsi yang berbeda-beda.
- Air Mata Emosional. Jenis air mata yang satu ini umum diketahui banyak orang. Ini adalah jenis tangisan ketika seseorang merasa bersedih, senang, dan terharu. Tangisan ini juga merupakan tipe yang tidak bisa dikontrol oleh manusia.
- Air Mata Basal. Tangisan Basal adalah air mata yang keluar dari bagian dalam bawah rongga mata, yang berfungsi melembabkan mata. Jika Anda merasa mata gatal dan kering, hal itu bisa disebabkan oleh keringnya air mata basal.
- Air Mata Refleks. Jenis tangisan yang terakhir adalah air mata yang dikeluarkan ketika sesuatu masuk ke dalam mata, seperti debu, asap, atau memotong bawang merah.
Nyatanya, ilmu tentang air mata masih menjadi misteri. Dipercayai bahwa air mata terbentuk di kelenjar di dekat sudut mata, tetapi mekanisme yang tepat untuk keluarnya air mata masih belum diketahui.
Faktor Yang Memengaruhi Arah Air Mata
Terlepas dari mitos kuno bahwa arah air mata dapat menunjukkan keadaan emosi seseorang, tidak mungkin untuk menentukan suasana hati seseorang hanya berdasarkan arah air mata mereka.
Sebenarnya, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi arah keluarnya air mata, antara lain bentuk mata, posisi kepala, suhu lingkungan, besarnya tekanan pada mata, dan tingkat hidrasi.
Misalnya, jika kepala dimiringkan ke kiri, maka saluran air mata kiri akan lebih tinggi dari kanan sehingga menimbulkan tekanan yang lebih tinggi di saluran air mata kiri dan berpotensi menyebabkan air mata kiri yang turun terlebih dahulu.
Begitu pula jika kepala dimiringkan ke kanan, saluran air mata kanan akan lebih tinggi dari kiri, dan air mata kanan bisa turun lebih dulu. Pada akhirnya, arah air mata bukanlah indikator akurat dari keadaan emosi seseorang.
Penafsiran arah air mata dalam budaya yang berbeda menjadi bahan perdebatan. Dalam beberapa budaya, diyakini bahwa jika air mata kiri yang jatuh lebih dulu menandakan kesedihan atau penyakit, sedangkan jika air mata kanan yang jatuh lebih dulu menandakan kegembiraan atau kebahagiaan.
Faktanya, arah air mata didasarkan pada anatomi seseorang dan cara menangisnya, bukan pada emosi tertentu. Oleh karena itu, mitos ini tidak dapat dibuktikan secara medis.
Kesimpulannya, kepercayaan bahwa air mata kita memiliki arti khusus tentang keadaan emosi kita adalah mitos kuno yang telah ada selama beberapa generasi. Untuk itu, alangkah bijaknya kita lebih menelaah sebuah hal berlandaskan fakta akurat.
Baca juga:
id.theasianparent.com/lubang-kecil-di-telinga
id.theasianparent.com/lubang-kecil-di-atas-telinga
id.theasianparent.com/aa000157-mitos-pusar-bodong-saat-hamil