8 Mitos Gerhana Bulan menurut Orang Jawa, Manakah yang Fakta?

Dari larangan ibu hamil melihat gerhana hingga tak boleh potong kuku karena akan bawa sial, seperti apa fakta mitos gerhana bulan menurut orang Jawa?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gerhana bulan adalah peristiwa yang telah diamati, dipelajari, dan ditulis selama berabad-abad. Tetapi meskipun telah ada kemajuan sains, terkadang sulit untuk memisahkan fakta dari fiksi. Hal ini terutama berlaku untuk budaya Jawa yang memiliki mitos dan kepercayaan tersendiri tentang gerhana bulan. Dalam artikel kali ini, kita akan mengupas berbagai mitos gerhana bulan menurut orang Jawa.

Kami akan melihat beberapa cerita yang paling umum dan mengeksplorasi apa artinya bagi mereka yang mempraktikkan tradisi budaya ini. Dengan memahami berbagai mitos yang terkait dengan gerhana bulan, kita dapat lebih memahami arti pentingnya bagi masyarakat Jawa.

Kita juga akan memeriksa interpretasi yang berbeda dan mengungkap beberapa takhayul yang lebih menarik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

8 Mitos Gerhana Bulan menurut Kepercayaan Orang Jawa

1. Orang tidak boleh keluar saat gerhana

Menurut orang Jawa, salah satu mitos terpenting gerhana bulan adalah orang tidak boleh keluar rumah saat gerhana. Diyakini bahwa selama gerhana bulan, dunia berada dalam keseimbangan yang sangat genting dan orang-orang harus tetap berada di dalam rumah untuk menghindari gangguan.

Pergi ke luar selama gerhana dikatakan menyebabkan penyakit fisik seperti sakit kepala, mual, pusing dan penyakit lainnya. Selain itu, orang juga dilarang membuat suara keras selama gerhana, karena diyakini mengganggu keseimbangan dunia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Inilah mengapa banyak orang Jawa akan tinggal di dalam dan berdiam diri selama terjadinya gerhana bulan.

3. Wanita hamil sebaiknya tidak melihat gerhana


Menurut masyarakat Jawa, ibu hamil sebaiknya menghindari melihat gerhana bulan. Mereka percaya bahwa dengan melakukan itu, dapat membahayakan bayi yang belum lahir.

Beberapa orang Jawa bahkan mengatakan bahwa bayi yang lahir saat gerhana akan memiliki temperamen buruk dan cenderung nakal. Untuk menghindari potensi risiko, wanita hamil dianjurkan untuk tetap berada di dalam rumah dan melindungi mata mereka dari gerhana, tidak peduli seberapa menggoda untuk melihatnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Memotong kuku saat gerhana bisa membawa kesialan


Masyarakat Jawa percaya bahwa ada beberapa aktivitas yang harus dihindari saat terjadi gerhana, salah satunya memotong kuku. Dipercaya bahwa jika seseorang memotong kukunya saat gerhana, nasib buruk dan kesialan akan menimpa mereka.

Mitos ini muncul sekitar berabad-abad yang lalu, ketika orang Jawa kuno memperhatikan bahwa burung, serangga, dan hewan lain berhenti beraktivitas selama gerhana, dan mereka memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Mitos ini masih diamati sampai sekarang dan banyak orang Jawa yang menahan diri untuk tidak memotong kuku saat gerhana bulan.

4. Dilarang melakukan aktivitas bisnis selama gerhana bulan berlangsung


Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut mitologi Jawa kuno, diyakini bahwa melakukan kegiatan bisnis saat gerhana bulan dilarang keras. Hal ini karena masyarakat Jawa percaya bahwa bulan mempengaruhi kualitas kegiatan bisnis, sehingga mereka harus menghindari bisnis apa pun selama gerhana agar bisnis mereka tidak terpengaruh.

Selain itu, mereka juga khawatir nasib buruk akan mengikuti mereka jika mereka menentang kepercayaan ini. Oleh karena itu, masyarakat Jawa biasanya menghindari aktivitas bisnis saat gerhana karena diyakini dapat mendatangkan sial.

5. Mitos Gerhana Bulan menurut Orang Jawa, Dilarang Menanam sesuatu saat gerhana


Menurut takhayul Jawa, menanam sesuatu saat gerhana bulan tidak dianjurkan. Orang Jawa percaya bahwa pada saat gerhana bulan, energi bulan dalam keadaan fluks, sehingga menanam apapun akan sia-sia karena tanaman tidak akan tumbuh subur.

Faktanya, mereka bahkan menyarankan untuk tidak menyentuh atau makan selama gerhana, karena mereka yakin hal itu dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif. Inilah sebabnya mengapa orang Jawa biasanya menahan diri dari aktivitas apa pun selama gerhana bulan, karena dianggap membawa sial dan dapat membawa kesialan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Hewan mungkin berperilaku aneh selama gerhana

Sebagai bagian dari mitologi Jawa seputar gerhana bulan, diyakini bahwa hewan berperilaku aneh selama gerhana. Ini diduga karena ketakutan dan kebingungan yang disebabkan oleh kegelapan yang tiba-tiba.

Perilaku aneh lainnya juga dikaitkan dengan gerhana, seperti burung dan hewan menjadi lebih vokal dan bahkan ikan melompat dari air seolah-olah berusaha melarikan diri dari malam. Di beberapa tempat di Jawa, bahkan ada anggapan hewan menjadi buta saat gerhana, itulah sebabnya banyak orang memilih untuk menjaga hewannya di dalam rumah selama gerhana berlangsung.

7. Tidak Boleh melihat gerhana secara langsung


Salah satu mitos gerhana bulan yang paling umum menurut orang Jawa adalah jangan melihat gerhana secara langsung. Menurut legenda, gerhana bulan diyakini sebagai kekuatan jahat yang dapat membawa celaka bagi orang yang melihatnya. Konon siapa saja yang berani melihat gerhana secara langsung akan dikutuk dengan kesialan dan kesialan. Inilah mengapa masyarakat Jawa selalu mengimbau agar berhati-hati dan menganjurkan masyarakat untuk mengamatinya dari dalam ruangan atau melalui teleskop. Dipercayai bahwa kutukan gerhana tidak terbatas pada manusia saja; bahkan hewan yang melihat gerhana secara langsung pun bisa terkena dampaknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

8. Mitos Gerhana Bulan menurut Orang Jawa, Tidak boleh Makan selama Gerhana

Menurut mitologi Jawa, gerhana bulan adalah pertanda sial dan harus dihindari dengan segala cara. Salah satu takhayul yang paling umum adalah tidak pernah makan selama gerhana bulan.

Makan selama ini dikatakan membawa kesialan dan kesialan bagi pemakannya. Takhayul ini begitu kuat sehingga banyak orang Jawa akan berpuasa saat gerhana bulan untuk melindungi diri dari kesialan.

Secara keseluruhan, masyarakat Jawa memiliki banyak mitos dan legenda seputar gerhana bulan. Dari percaya bahwa gerhana disebabkan oleh naga atau monster yang memakan bulan hingga gagasan bahwa itu adalah tanda keseimbangan kosmik, mitos-mitos ini menunjukkan bahwa orang Jawa memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan alam.

Kisah-kisah ini juga memberikan wawasan berharga tentang budaya Jawa, dan mengingatkan betapa kuat dan misteriusnya langit malam.

 

Baca juga: 

id.theasianparent.com/shalat-gerhana-bulan

id.theasianparent.com/mitos-gerhana-bulan

id.theasianparent.com/nama-bayi-gerhana-bulan

Penulis

Fitriyani