8 Contoh Interaksi Sosial Asimilasi dalam Kehidupan Sehari-hari yang Perlu Dipelajari

Mulai dari penyesuaian adat-istiadat hingga penyesuaian sikap.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sama seperti interaksi antar individu, interaksi sosial asimilasi juga perlu dipelajari. Ada begitu banyak contoh interaksi sosial di dalam kehidupan kita sehari-hari, lo. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Definisi lainnya, asimilasi juga bisa diartikan sebagai penyatuan atau pelebuaran dua kebudayaan yang berbeda, diikuti oleh hilangnya ciri khusus dari kebudayaan asli sehingga membentuk budaya baru. 

Nah, dalam interaksi sosial sendiri, asimilasi dapat dilihat dalam berbagai hal, mulai dari gerak tubuh hingga komunikasi yang lebih kompleks. 

Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat berbagai jenis interaksi sosial asimilasi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Simak selengkapnya, yuk!

Artikel Terkait: Kenalkan Sejarah Islam pada Si Kecil, Berikut 10 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Contoh Interaksi Sosial Asimilasi dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Bersikap Sesuai dengan Nilai dan Norma Budaya Lokal

Saat kita mengunjungi atau tinggal di lingkungan baru, maka perlu untuk menyesuaikan sikap sesuai dengan nilai dan norma yang ada di sana. Sikap ini menjadi salah satu contoh interaksi sosial asimilasi. 

Kita bisa belajar dan memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan kebiasaan budaya tuan rumah. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya, situasi mengharuskan kita pindah ke Seoul, Korea Selatan. Maka, secara otomatis kita perlu mempelajari tata krama dan norma yang diterapkan di sana, Kita perlu juga memahami budaya dan adat-istiadat orang Korea Selatan agar bisa membaur dan menyesuaikan diri. 

Meluangkan waktu untuk belajar dan berpartisipasi dalam norma budaya tuan rumah akan membantu kita berbaur dan merasa lebih betah di lingkungan baru.

2. Berkomunikasi dengan Bahasa Daerah

Salah satu aspek terpenting dari asimilasi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa lokal di lingkungan tersebut. Proses ini disebut pemerolehan bahasa dan dapat dicapai melalui pendidikan formal maupun informal.

Pendidikan formal mencakup mendaftar di kelas atau kursus bahasa yang mengajarkan bahasa tersebut, sedangkan pendidikan informal mencakup belajar bahasa melalui interaksi sehari-hari dan percakapan dengan penutur asli.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan menguasai bahasa suatu budaya, pendatang baru dapat mengkomunikasikan pemikiran, kebutuhan, dan keinginan mereka, serta memahami percakapan dan kebiasaan budaya di lingkungan yang ditempati.

3. Membangun Hubungan Interpersonal dengan Masyarakat Lokal

Hubungan interpersonal adalah elemen kunci keberhasilan asimilasi ke dalam budaya baru. Membangun hubungan dengan orang-orang dari budaya tuan rumah memungkinkan kita mempelajari bahasa, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya mereka.

Ini juga memberi kita koneksi pada orang-orang yang dapat menawarkan saran dan dukungan selama kita tinggal di lingkungan asing tersebut.

Contoh membangun hubungan dengan orang dari budaya tuan rumah termasuk berteman dengan masyarakat lokal, terlibat percakapan yang bermakna dengan orang dari budaya tuan rumah, dan bergabung dengan organisasi daerah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan melakukan aktivitas ini, kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang budaya tuan rumah dan mengembangkan hubungan yang bermakna.

4. Berpartisipasi dalam Kegiatan Budaya Sosial

Contoh interaksi sosial asimilasi lainnya adalah berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan setempat. 

Asimilasi melalui partisipasi dalam kegiatan dan acara budaya tuan rumah adalah cara ampuh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan nilai-nilainya.

Menghadiri teater, pergi ke acara olahraga, atau ikut serta dalam upacara keagamaan atau budaya adalah semua kegiatan yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pandangan lebih mendalam tentang buday.

Berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu juga memungkinkan interaksi sosial dengan orang-orang dari budaya tuan rumah, yang dapat membantu mendobrak hambatan dan membangun koneksi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mengenal Sekura, Tradisi Idul Fitri Asal Lampung yang Pererat Persaudaraan

5. Mempelajari Ada-Istiadat 

Mempelajari dan memahami kebiasaan budaya tuan rumah merupakan bagian penting dari interaksi asimilasi.

Meluangkan waktu untuk mempelajari tentang nilai dan kepercayaan orang-orang dalam budaya baru akan membantu kita memahami cara berperilaku dan berinteraksi dengan mereka.

Misalnya, jika pindah ke negara baru, kita harus meluangkan waktu untuk meneliti kebiasaan mereka dan beradaptasi dengan baik. Ini termasuk mempelajari bahasa, menyadari etiket mereka, dan mengetahui cara berpakaian yang tepat. Melakukan hal itu dapat membantu mengurangi kita mengalami culture shock dan lebih mudah berbaur dengan masyarakat setempat.

6. Menghargai Kepercayaan Tuan Rumah

Salah satu cara terbaik untuk berasimilasi dengan budaya baru adalah dengan mengadopsi sikap dan kepercayaan budaya tuan rumah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk melakukan ini, cobalah untuk memahami kebiasaan, nilai, dan perilaku setempat dari budaya tuan rumah. Ini bisa termasuk belajar berbicara bahasa mereka, menghormati agama mereka, berpakaian dengan gaya budaya tuan rumah, dan memahami hal-hal tabu yang mereka percayai.

Penting juga untuk mencoba memahami perbedaan antara budaya tuan rumah dan budaya asal kita. Ini akan membantu memahami mengapa orang berpikir dan bertindak seperti yang mereka lakukan. Dengan mengadopsi sikap dan kepercayaan budaya tuan rumah, kita dapat membuat proses asimilasi jauh lebih lancar.

7. Belajar Berbaur dengan Budaya Baru

Menjadi orang dalam dan anggota budaya tuan rumah yang diterima adalah cara yang bagus untuk berasimilasi dan belajar lebih banyak tentang norma sosial dan ekspektasi budaya.

Untuk melakukan ini, seseorang harus menghabiskan waktu dalam budaya, mengambil bagian dalam kegiatan dan acara, dan mempelajari bahasa, adat istiadat, dan tradisi budaya.

Bergabung dengan klub, organisasi, dan bisnis lokal dapat menjadi cara yang bagus untuk menjadi anggota budaya yang diterima.

Selain itu, penting untuk memiliki sikap terbuka dan menerima, serta menghormati nilai dan praktik budaya.

Dengan secara aktif terlibat dengan budaya dan membangun hubungan, seseorang dapat menjadi anggota budaya tuan rumah yang diterima dan lebih mampu mengintegrasikan dan berasimilasi ke dalam budaya.

8. Mendukung dan Menjadi Bagian dari Komunitas

Mendukung komunitas adalah bagian penting dari asimilasi dan interaksi sosial. Berkontribusi terhadap pertumbuhan budaya tuan rumah menunjukkan dukungan aktif bagi masyarakat dan lingkungan.

Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menjadi sukarelawan dengan badan amal setempat hingga menghadiri acara budaya atau membantu mempromosikan festival budaya.

Selain itu, berinvestasi dalam bisnis lokal dan berpartisipasi dalam kegiatan komunal seperti pembersihan lingkungan atau pembagian makanan dapat menjadi cara yang bagus untuk menunjukkan dukungan kepada masyarakat.

Melakukan hal ini memungkinkan pendatang baru untuk terlibat dengan penduduk setempat dan mengenal budaya daerah tersebut dengan lebih baik.

Hal ini dapat membantu menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan komunitas, sekaligus memberikan jalan bagi para pendatang baru untuk berintegrasi ke dalam masyarakat.

Kesimpulannya, interaksi sosial asimilasi merupakan aspek penting dari bagaimana orang berinteraksi satu sama lain. Dari percakapan hingga pengalaman bersama, asimilasi interaksi sosial membantu kita untuk lebih memahami satu sama lain dan menjembatani perbedaan.

Contoh interaksi sosial asimilasi dapat dilihat dalam berbagai konteks, mulai dari menerima adat budaya lain hingga belajar bahasa baru. Pada akhirnya, interaksi sosial asimilasi mendorong kita untuk membuka pikiran kita terhadap perspektif dan pengalaman yang berbeda, yang mengarah ke dunia yang lebih terhubung dan saling memahami.

***

Baca juga: 

8 Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok, Cek Yuk!

6 Contoh Interaksi Sosial Disosiatif dalam Kehidupan, Apa Saja?

7 Contoh Interaksi Sosial yang Dilakukan oleh Petani, Apa Saja?