Mencintai diri sendiri = egois?
Mencintai diri sendiri, kening Anda mungkin akan mengernyit mendengarnya. Tak sedikit orang yang menyamakan tindakan ini dengan sikap individualistis, egosentris, narsis dan mementingkan diri sendiri. Tentu saja itu tidak benar.
Anda menghindari makanan berlemak dan ber-MSG agar tubuh sehat adalah contoh aktivitas mencintai diri sendiri. Suatu hari Anda membeli buah-buahan di supermarket. Ada antrean panjang di kasir dan Anda asal nyelonong aja biar tak kelamaan mengantre, itu adalah aktivitas mementingkan diri sendiri.
Nah, sekarang Anda sudah tahu kan bedanya? Lalu apa sih pentingnya kita mencintai diri sendiri?
1. Membuat penampilan lebih menarik
Saat baru punya bayi, ibu cenderung melupakan kebutuhan dirinya untuk tetap tampil segar bugar setiap hari. Kesibukan menyusui, memandikan, mengurus bayi dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga membuat ibu tak bisa mendengar apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya.
Tampil menarik bukan berarti Anda harus pakai make up tebal loh. Cukup dengan mandi begitu Anda bangun pagi (dan mumpung bayi masih tidur), memakai pakaian yang bersih, lalu oleskan pelembab dan handbody. Cobalah dan rasakan bedanya.
2. Membuat tubuh lebih sehat
Tugas seorang ibu tidak akan berakhir, kecuali kita sudah tak bernyawa lagi. Ibu mana sih yang nggak ingin melihat anaknya berhasil meraih cita-citanya, atau hidup bahagia bersama orang yang dicintainya? Umur memang bukan kita yang menentukan, tapi kita bisa berusaha menyiapkan fisik agar bisa hidup lebih lama agar bisa melihat anak kita bahagia.
Seorang ibu yang mencintai diri sendiri akan menjauhi makanan yang tidak sehat untuknya, meskipun ia menyukai makanan itu. Ia juga akan termotivasi menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat agar dapat melihat buah hatinya tumbuh dewasa.
3. Memperbaiki suasana hati
Mood swing atau suasana hati yang mudah berubah dialami oleh banyak ibu, terutama ibu yang baru saja melahirkan. Aktivitas seperti di atas akan membantu ibu melewati fase kritis ini dengan selamat.
Ibu dengan anak yang lebih besar seringkali merasa galay akibat masalah keuangan, keluarga atau lainnya. Jika ibu mencintai diri sendiri maka ia tidak akan membiarkan pikiran dan prasangka buruk menghantuinya, tidak juga berkhayal dan berharap yang indah-indah. Pikiran dan prasangka buruk sarat dengan nuansa negatif yang membuat perasaan kita menjadi muram, sedih dan curiga. Seseorang yang mencintai dirinya sendiri tidak akan menyiksa batinnya dengan semua itu.
4. Kapal yang tahan gelombang
Semua orang menginginkan kebahagiaan, tapi kenyataan sering bertolak belakang. Hal-hal buruk akan selalu terjadi meski kita berusaha menghindarinya. Orang ini akan mampu menyemangati jiwanya untuk bertahan di tengah suasana buruk, karena putus asa juga bernuansa negatif. Misalnya, seorang istri yang berinisiatif membuat kue untuk dititipkan di warung-warung daripada murung memikirkan PHK suami.
5. Anak-anak dengan sikap terpuji
Seorang ibu yang mencintai diri sendiri akan tahu bagaimana cara mencintai orang lain, termasuk anak-anaknya. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang ceria, bersemangat dan percaya diri karena tumbuh bersama kasih sayang ibunya. Kesediaan Anda mendengarkan mereka bercerita tentang teman-temannya lebih berharga daripada seperangkat mainan mahal yang Anda belikan untuknya.
6. Bulan madu setiap hari
Suami manapun pasti suka melihat istri yang rapi dan bersih, meski kita hanya ibu rumah tangga yang kerjanya tak jauh dari dapur dan sumur. Ia mungkin tak mengomel ketika Anda belum juga mandi ketika hari sudah mulai sore, atau berpakaian seadanya saat orangtuanya berkunjung ke rumah. Itu karena dia ingin menjaga perasaan Anda.
Merawat organ intim juga bagian dari cara mencintai diri sendiri, sekaligus meningkatkan performa istri agar tampil prima melayani kebutuhan biologis suami.
Bagaimana Ibu-ibu, sudah siap untuk mulai mencintai diri sendiri hari ini?
Referensi: Womanitely, HuffPost Healthy Living
Baca juga:
Surat cinta untuk semua ibu, tentang mencintai diri sendiri yang sering terlupakan