5 Cara Membantu Agar Bayi Aktif dan Lebih Cerdas

Semakin aktif bayi, semakin cepat juga dia bisa belajar banyak hal. Berikut lima cara yang bisa Bunda terapkan agar bayi aktif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sudah baca artikel Bayi Aktif Sama Dengan Bayi Cerdas? Artikel tersebut membahas tentang bagaimana keterampilan fisik dapat mengasah kemampuan otak bayi.

Intinya semakin aktif* bayi, semakin cepat juga dia bisa belajar banyak hal. Lantas, apa yang bisa Bunda lakukan agar bayi aktif? Berikut lima cara yang bisa Bunda terapkan.

1. Pakaikan baju yang membantu bayi aktif bergerak

Dalam kebudayaan yang masyarakatnya kerap ‘membungkus’ bayi secara berlebihan, bayi cenderung lebih lambat dalam mencapai milestone fisiknya.

Bayangkan menjadi bayi yang kecil dan lemah, pakaian yang berlebihan tentu membuatnya susah bergerak.

Jadi sebaiknya pakaikan baju sesuai kondisi udara. Di siang hari bayi tidak butuh baju yang lebih tebal dari apa yang Bunda kenakan. Bahkan terkadang bayi butuh yang lebih tipis agar tidak kepanasan ketika bunda gendong.

Juga jangan pakaikan sarung tangun terlalu lama. Sarung tangan cukup dipakai ketika cuaca sangat dingin.

Mengeksplorasi wajah dan mulut adalah salah satu kecakapan awal bayi. Maka jangan mengganggunya dengan memakaikan sarung tangan terus-menerus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tapi jangan lupa untuk memotong kukunya ya, Bunda. Baca caranya di artikel 10 Cara Merawat Bayi Baru Lahir.

2. Olahraga kecil tiap ganti popok

Olahraga kecil tiap kali bayi ganti popok adalah rutinitas menyenangkan yang bisa memberi perkembangan fisik  yang cukup signifikan.

Sebelumnya, pastikan tempat mengganti popoknya cukup nyaman dan aman. Ruangan cukup hangat agar bayi tidak kedinginan saat dalam posisi telanjang sedikit lebih lama.

Biarkan bayi bebas menggerakkan tangan dan kakinya. Ketika ia berhenti, goyang-goyangkan kembali sambil bernyanyi. Gerakkan kakinya seperti gerakan mengayuh sepeda.

Ketika leher bayi sudah kuat menopang kepalanya, lakukan latihan untuk duduk. Tarik lengan bayi dengan lembut dan perlahan ke arah Bunda, dari posisi tiduran hingga duduk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semakin besar bayi, semakin banyak aktifitas yang bisa dilakukan. Seperti menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan atau melatih dalam posisi telungkup.

Sempatkan juga memijat dan menggelitiknya ya, Bunda.

3. Jadi wahana memanjat

Tidak ada wahana yang lebih baik untuk bayi latihan daripada tubuh Bunda (atau ayah). Tubuh Bunda bisa menjadi medan panjatan yang menyenangkan, sekaligus aman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sejak lahir, bayi suka ditimang dan digoyang-goyang pelan. Bunda bisa bermain dengan meletakkan bayi di bawah lutut, menggoyang pelan sambil menarik lembut tangannya ke arah Bunda.

Ketika bayi sudah mampu menarik dirinya sendiri, biarkan ia menyandarkan perutnya di kaki Bunda. Berjongkoklah dan biarkan bayi menarik-narik baju, meraba-raba wajah, bahkan menaiki seluruh tubuh Bunda dan menjadikannya pijakan untuk melompat ke kasur.

Jangan batasi akitifitas semacam ini. Kapanpun bayi dalam kondisi aktif, dorong bayi untuk berdiri atau lompat sambil berpegangan pada jari Bunda.

Ketika bayi dalam posisi telungkup di lantai, letakkan kaki atau tangan Bunda pada tapak kakinya, sehingga bayi bisa mendorong tubuhnya ke depan untuk berlatih merangkak.

Mengangkat tubuh bayi tinggi-tinggi di atas tubuh Bunda juga baik untuk melatih keseimbangannya. Tapi jangan mengguncangnya terlalu keras ya. Bunda. Karena bisa mengakibatkan shaken baby syndrome.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Memilih tempat bersantai yang tepat

Bayi baru lahir lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Namun ketika dia bangun, tempatnya bersantai menjadi faktor pendukung penting untuk perkembangannya.

Dalam posisi tiduran, bayi tidak terlalu bisa melatih otot dan keterampilan motoriknya. Juga tidak bisa melihat banyak hal.

Jadi ketika bayi bangun, sebaiknya letakkan dengan posisi duduk pada pangkuan Bunda. Dalam posisi tersebut, bayi bisa melihat banyak hal dan merangsangnya untuk aktif bergerak lebih cepat.

Intinya, jangan letakkan bayi dalam posisi tiduran datar ketika dia bangun. Jika sedang tidak ada yang bisa memangku, letakkan saja di baby bouncer yang aman, pastikan posisinya tidak menghalangi bayi melihat sekitarnya.

Hindari juga menggendong dengan posisi bayi tiduran. Posisi gendong ini tidak memberi manfaat bagi perkembangan motorik bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gendonglah dengan posisi bayi berdiri dan kepalanya bersandar pada dada atau bahu Bunda. Dalam posisi ini, bayi bisa berlatih untuk menggerakkan kepalanya untuk melihat sekitar.

5. Menimang dan mengayun bayi

Cerebellum atau otak kecil adalah bagian dari otak yang memainkan peran penting dalam gerakan dan keseimbangan. Juga dalam proses mental terkait dengan bahasa, interaksi sosial, kemampuan bermusik, konsentrasi, hingga reaksi emosional seperti ketakutan dan kesenangan.

Gerakan seperti menggoyang, memutar-mutar dan menggantung terbalik, dapat mendorong perkembangan dan pertumbuhan dari otak kecil ini.

Ketika bayi cukup kecil untuk berjungkir-balik di dalam kandungan, ia juga sedang melatih otak kecilnya. Jadi Bunda harus memastikan si buah hati juga mendapatkan rangsangan yang cukup di dunia luar.

Menimang, mengayun, atau sekedar menggendong bayi sambil berjalan-jalan dapat merangsang otak kecilnya. Karena gerakan naik-turun atau berputar ketika digendong dapat mengaktifkan bagian dalam telinga bayi.

Ketika buah hati sudah cukup besar, ajaklah ia bermain di ayunan atau berputar-putar bersama Bunda. Tapi hati-hati jangan sampai jatuh ya, Bun.

 *Catatan: bayi aktif tidak sama dengan anak hiperaktif. Hiperaktif pada anak adalah salahsatu masalah perilaku yang perlu perhatian khusus. Karena anak hiperaktif cenderung sulit berkonsentrasi dan berinteraksi dengan baik.

Bunda, semoga ulasan di atas bermanfaat.

Baca juga:

id.theasianparent.com/15-fakta-proses-belajar-bayi/

Penulis

Putri Fitria