Baru-baru ini Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti kemampuan generasi muda membeli rumah. Ia berpendapat bahwa generasi muda sulit punya rumah di masa mendatang. Akibatnya kebanyakan generasi muda akan memilih tinggal di rumah mertua. Hal ini, menurutnya tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi para stakeholder terkait.
Ini Kata Sri Mulyani Soal Generasi Muda Sulit Punya Rumah
Permasalahan rumah di tanah air terdiri dari suplai dan permintaan. Antara pihak memproduksi dan pihak yang membutuhkan rumah, sulit bertemu karena adanya sebuah batasan (constraint). Hal ini diungkap Sri Mulyani dalam Webinar Road to G20 – Securitization Summit 2022 Day 1 di Jakarta.
“Pasar hanya bisa tercipta kalau dua sisi ini bertemu, tapi kalau ada constraint, mereka tidak ketemu, atau bertemu di level equilibrium yang tidak mencerminkan kebutuhan papan,” ujar Sri
Lebih lanjut, Sri juga membahas tentang adanya backlog perumahan sebesar 12,75 juta. hal ini menunjukkan jumlah penduduk yang membutuhkan rumah di Indonesia, yang sebagian berasal dari generasi muda yang akan berumah tangga, ternyata cukup banyak, namun tidak bisa mendapatkan rumah.
“Purchasing power mereka dibandingkan harga rumahnya lebih tinggi, sehingga mereka akhirnya end-up tinggal di rumah mertua, atau dia nyewa. Itu pun kalau mertuanya punya rumah juga, kalau enggak punya rumah, itu juga jadi masalah lebih lagi, menggulung per generasi,” ujar Sri.
Sementara itu, menurut Andy Nugroho, seorang perencana keuangan mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan generasi muda sulit punya rumah di masa mendatang.
Artikel Terkait: Beli Rumah Sendiri dengan Gaji Rp 5 Juta, Mungkinkah?
5 Alasan Generasi Muda Sulit Punya Rumah
Beberapa hal tersebut dibeberkan Andy kedalam 5 alasan generasi muda sulit punya rumah yang berhasil dirangkum dari Viva. Berikut ke 5 alasan tersebut
1.Pertumbuhan harga rumah jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan kenaikan gaji karyawan. Terutama bagi karyawan yang baru mulai kerja.
2. Adanya inflasi dan pertumbuhan harga barang yang tinggi. Pertumbuhan harga barang yang tinggi ini menyebabkan biaya hidup semakin tinggi. Sehingga melihat kondisi tersebut, generasi muda akan semakin kesulitan mencukupi kebutuhan sehari hari apalagi untuk menabung guna dapat membeli rumah yang diinginkan.
3. Gaya hidup para generasi mudah yang tidak sesuai dengan penghasilan dan cenderung berlebihan bahkan boros. Belum lagi ditambah dengan keengganan untuk menabung dan investasi guna merencanakan masa depan seperti membeli rumah dan rencana jangka panjang lain.
4. Di samping pekerjaan utama, generasi muda cenderung tidak memiliki keinginan untuk bekerja keras secara ekstra atau memulai bisnis yang bisa mendatangkan penghasilan lebih banyak. Hal ini menjadi salah satu yang menyebabkan generasi muda sulit untuk memiliki rumah di masa mendatang.
5. Permintaan akan kebutuhan hunian yang semakin tinggi tentu membuat harganya juga ikut melambung tinggi apalagi yang memiliki lokasi strategis di tengah kota. Sementara untuk yang sesuai budget, lokasinya terbatas dan biasanya terletak di pinggiran atau luar kota sehingga jauh untuk dijangkau dari tempat bekerja.
Itulah alasan generasi muda sulit punya rumah di masa mendatang.
Baca Juga:
5 Faktor Penyebab Generasi Muda Sulit Beli Rumah
www.viva.co.id/berita/bisnis/1494624-5-faktor-penyebab-generasi-muda-sulit-beli-rumah