Setelah menikah, Anda harus beradaptasi dengan kebiasaan hidup pasangan. Kebiasaan Anda bisa jadi amat jauh berbeda satu sama lain, pertengkaran karena hal-hal kecil seringkali tak dapat dihindari.
Tapi tahukah Anda, ada beberapa jenis pertengkaran yang justru membuat hubungan Anda semakin dekat dan intim. Dilansir dari laman newlovetimes.com, setidaknya ada 10 jenis pertengkaran yang bisa merekatkan hubungan antar pasangan.
1. Tugas rumah
Bila Anda tidak memiliki asisten rumah tangga, atau baru saja menikah dan masih mengurus semua sendiri. Seringkali hal-hal kecil seperti membuang sampah, membeli tisu toilet, atau sekedar mengganti pasta gigi yang habis, bisa memicu perdebatan tentang siapa yang harus melakukannnya.
Meski kadang pertengkaran semacam ini tidak membuahkan solusi yang memuaskan kedua pihak, tapi perdebatan yang terjadi memunculkan level kedekatan yang hanya dimiliki oleh Anda berdua.
2. Rebutan remote televisi
Istri ingin menonton sinetron, suami ingin nonton bola, jam tayangnya pada waktu yang sama. Tentu Anda sering mengalami dilema semacam ini kan? Saat Anda dan pasangan ingin nonton tayangan berbeda di jam sama, argumen pasti terjadi.
Perang berebut remote televisi pun tak terelakkan, pada akhirnya perdebatan akan selesai saat salah satu diantara kalian mengalah. Pihak yang kalah akan menonton dengan setengah hati, tapi tetap menemani.
Di sinilah kedekatan kalian terjalin, ketika salah satu rela mengalah demi pasangan, yang lain bukannya merasa menang tapi malah kasihan, kemudian berkompromi sesuai jeda iklan. Saat itulah ikatan hati kalian bertambah kuat.
3. Rencana liburan
Merencanakan liburan tentunya bukan hanya soal menentukan tempat tujuan, tapi juga soal biaya perjalanan, tempat menginap, tempat-tempat yang akan dikunjungi dan apa saja yang hendak dilakukan selama di sana.
Biasanya jika tak kunjung mencapai kata sepakat, kalian akan memilih jalan tengah yang sama-sama disetujui. Tapi saat kalian sudah punya anak, rencana liburan akan sepenuhnya didominasi oleh permintaan anak.
4. Saat acara kumpul bersama keluarga
Hari raya tiba, istri ingin mudik ke kampung halamannya, suami pun demikian. Tidak jadi masalah jika Anda berasal dari kampung yang sama atau berdekatan, tapi bila kampung halaman kalian berjauhan, bagaimana solusinya?
Terlebih, orangtua kalian sama-sama menginginkan kehadiran anak dan menantu di hari besar tersebut. Anda pun mulai berdebat kampung siapa yang seharusnya dikunjungi pada hari raya ini.
Kadang kalau sama sekali tak mencapai titik temu, Anda malah memutuskan untuk tidak mudik sama sekali, nah loh?
5. Saat hendak pergi ke luar rumah
Anda dan pasangan memiliki kepribadian berbeda, dan pastinya juga mempunyai hobi yang berbeda pula. Pada hari libur, Anda ingin bersantai di rumah, tapi pasangan Anda ingin jalan-jalan ke luar bersama Anda.
Anda menyuruhnya pergi sendiri, tapi pasangan Anda mengatakan ingin menghabiskan waktu bersama.
Tentunya bukan hal mudah untuk mencari alternatif yang menyenangkan bagi semua pihak, tapi disinilah tantangannya. Anda dan pasangan akan lebih saling mengenal, dan berani keluar dari zona nyaman saat memutuskan melakukan hobi yang disukai pasangan.
6. Kebiasaan yang dianggap menjijikkan
Sebelum menikah, Anda mungkin biasa saja kalau melihat teman kentut di dalam mobil, atau mengunyah makanan dengan mulut terbuka. Tapi saat yang melakukan adalah pasangan Anda, perselisihan soal apakah hal tersebut sopan dilakukan atau tidak biasanya akan terjadi.
Setiap orang memiliki anggapan yang berbeda tentang hal yang menjijikkan atau yang tidak, jadi ada baiknya jika Anda mengetahui apa yang disuka dan tidak disuka oleh pasangan mengenai hal yang mereka anggap menjijikkan.
7. Tidak punya cukup waktu
Setelah seharian bekerja di kantor, sesampainya di rumah Anda malah sibuk dengan laptop dan ponsel. Pasangan Anda bisa jadi merasa diabaikan karena tidak cukup memiliki waktu berkualitas bersama Anda.
Anda baru akan menyadari betapa sedikitnya waktu yang dihabiskan bersama pasangan, saat dia mulai marah-marah dan menuntut Anda lebih memperhatikan dia.
Beberapa pertengkaran bisa jadi akan membuka mata Anda atas hal-hal yang luput dari pemikiran sehari-hari. Jadi, tidak semua pertengkaran itu buruk ya.
8. Teman Anda mengalami ketidakcocokan dengan pasangan
Sebelum menikah, Anda tentunya memiliki teman-teman yang telah melewati banyak hal bersama Anda. Dan Anda tidak siap kalau harus memutuskan hubungan dengan mereka, hanya karena pasangan Anda tidak cocok atau tidak suka dengan mereka.
Oleh karena itu, Anda harus pintar-pintar menjaga hubungan baik dengan teman, seraya berusaha agar pasangan Anda tidak pernah bertemu dengan mereka. Tentu bukan hal mudah, tapi sepadan dengan hasil yang ingin Anda raih.
9. Prioritas yang berbeda
Perempuan dan lelaki memliki prioritas yang berbeda dalam hal menghabiskan uang. Istri ingin membeli tas atau sepatu bermerek, namun suami tak setuju karena menurutnya terlalu mahal.
Akan tetapi, suami tidak akan pernah ragu menghabiskan jumlah yang sama untuk membeli smartphone terbaru. Hal-hal seperti ini akan selalu memancing perdebatan antara Anda dan pasangan.
Sisi baiknya, Anda jadi tahu apa yang disukai dan diinginkan oleh pasangan. Sehingga Anda tidak akan bingung saat ingin membelikan hadiah untuknya.
10.Tidak merasa cukup dicintai
Setelah menikah, pasangan Anda tidak lagi bersikap romantis dan penuh cinta seperti masa pacaran dulu. Kata-kata cinta atau sekedar memegang tangan Anda saja tidak pernah lagi ia lakukan.
Jika hal seperti ini terjadi, wajar jika Anda kemudian mempertanyakan cintanya. Mengungkapkan keresahan seperti ini bisa menjadi jalan, agar Anda dan pasangan tidak membiarkan percikan-percikan cinta kalian menjadi redup.
Perdebatan merupakan hal yang tak terelakkan dalam setiap hubungan, tapi dari pertengkaran tersebut anda bisa mempelajari sesuatu yang baru tentang pasangan Anda.
10 hal di atas hanya berlaku jika Anda dan pasangan menerapkan demokrasi di dalam hubungan Anda. Bila sejak awal sudah ditegaskan bahwa suami yang harus selalu membuat keputusan, dan istri hanya mengikuti, pertengkaran yang terjadi bisa-bisa malah berujung perpisahan.
Wah, kalau bisa jangan sampai hal itu terjadi ya.