Pada 20 April lalu, kanal YouTube Jerome Polin diretas. Hal tersebut diungkap oleh Jerome sendiri lewat unggahan Instagram Story. Ia meminta para subscriber-nya untuk berhati-hati.
Momen YouTube Jerome Polin Diretas
Nihongo Mantappu memang sempat diretas orang. Nama kanal YouTube tersebut tiba-tiba berubah menjadi Ethereum [ETH]. Berbeda dengan konten yang biasa dibuat Jerome Polin, kanal YouTube tersebut jadi membahas soal cryptocurrency.
Memang tak butuh waktu lama, kanal YouTube Jerome Polin akhirnya bisa dipulihkan. Ia sudah mengganti lagi profil picture YouTube-nya dengan fotonya sendiri.
Walaupun kanal YouTube Jerome telah kembali, Jerome Polin tetap merasa sangat panik saat pertama kali mengetahui bahwa kanal YouTube-nya diretas. Saking paniknya, bahkan pria lulusan universitas Waseda ini mengaku detak jantungnya sampai hampir berhenti.
Dalam unggahan di Story Instagramnya, jantung Jerome seakan berti. “Guys, the moment tadi aku tahu, dikabari sama temanku, channel aku ke-hack, aku langsung kayak ahhh, jantungku kayak berhenti. Lemas banget gila,” katanya.
Selain itu, dalam unggahan lain, ia mengunggah potret profil kanal YouTube-nya yang diretas. Jerome mengaku sangat panik ketika mengetahui hal itu.
Artikel terkait: 10 Momen Haru Jerome Polin Wisuda di Jepang, Lulus dengan Predikat Cum Laude
Tanda Media Sosial Diretas
Berkaca pada kasus yang dialami oleh Jerome Polin, maka Parents juga harus mengetahui tanda situs akan diretas. Berikut tanda-tandanya:
1. Mendapatkan Pesan Peringatan di Google Chrome
Jika pengunjung web melihat pesan peringatan ketika membuka link website, maka kemungkinan besar website telah diretas oleh hacker. Pesan ini biasanya akan muncul jika sebuah website masuk ke dalam daftar blacklist dari Google Safe Browsing.
Google Safe Browsing sendiri merupakan tool yang disediakan oleh Google untuk membantu melindungi user dari web berbahaya dengan menampilkan pesan peringatan kepada user.
2. Pemberitahuan dari Google Search Console
Jika kanal atau website terhubung dengan Google Search Console, maka Google akan mengirimkan pesan atau email yang akan memberi tahu bahwa situs web sudah diretas.
Biasanya pesan tersebut akan berisi detail URL yang dicurigai serta kemungkinan serangan yang telah terjadi di halaman web. Selain itu, di dalam pesan tersebut juga akan tersedia beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
3. Penyedia Hosting akan Menonaktifkan Situs Web
Penyedia hosting menonaktifkan sebuah web karena beberapa alasan seperti adanya kode berbahaya di dalam server, domain situs masuk ke dalam blacklist Google, email phising dari server yang digunakan, dan lain-lain.
4. Website Bekerja Lambat
Salah satu serangan hacker yang akan membuat website menjadi lambat dan pada akhirnya membuat website tidak dapat diakses adalah serangan DDoS.
Serangan ini dijalankan dengan cara membanjiri lalu lintas server, jaringan, atau sistem untuk mengganggu lalu lintas normal. Akibatnya, lalu lintas menjadi overload sehingga website menjadi tidak dapat diakses kembali.
5. Muncul Konten Asing
Website diretas karena sistem keamanan yang buruk atau adanya celah keamanan yang dapat disusupi malware oleh hacker. Jika hal tersebut terjadi, maka website akan memperoleh dampak buruk seperti adanya konten asing atau perubahan tampilan web tanpa sepengetahuan tim developer.
Apakah Parents memiliki kanal pribadi? Maka, jangan lupa untuk set-up kanal media sosial dengan lebih hati-hati, ya. Semoga cerita ini bermanfaat!
Baca juga:
Bank Indonesia Diretas Sekelompok Hacker, Data Apa yang Dicuri?
id.theasianparent.com/jika-nomor-whatsapp-diretas
https://id.theasianparent.com/data-kpai-bocor