Di era sekarang, hampir setiap orang sudah tidak terpisahkan dengan gadgetnya. Baik untuk urusan kerjaan, maupun sekedar menjelajah internet dan sosial media. Namun, jika orangtua sibuk main hp, maka akan berdampak buruk untuk psikologis anak.
Sekalipun sebagian postingan orangtua di sosial media adalah soal anak, sebuah survei membuktikan bahwa anak merasa diperlakukan sebagai orang yang tidak penting di mata orangtua. Terutama saat orangtua sibuk main hp saat bersama mereka.
Anak merasa bahwa mereka harus berkompetisi dengan gadget agar dipedulikan oleh orangtuanya. Sementara, orangtua sering tak sadar telah mengabaikan anaknya. Jika sadar pun, sudah sulit mengubah kebiasaan itu.
Survey dari Jaringan Media di New Zealand mengatakan bahwa 50% anak berpikir bahwa orangtuanya terlalu sering mengecek ponsel mereka. Survei ini diikuti oleh 340 orang dewasa dan 340 anak-anak.
Seorang anak berusia 15 tahun asal New Zealand yang mengikuti survei mengatakan pada AVG Technologist bahwa orangtuanya menghabiskan banyak waktu bermain Candy Crush.
“Ayahku menghabiskan banyak waktu untuk chatting.” Kata Hailey George, anak usia 14 tahun yang jadi salah satu responden dari Jaringan Media New Zealand.
Bahkan, anak-anak yang sudah menginjak usia remaja merasa bahwa orangtuanya hipokrit dan tidak konsisten dengan apa yang dikatakannya. Di satu sisi orangtua melarang anak untuk bermain gadget, tapi mereka sendiri sibuk dengan gadgetnya.
Sedangkan survei yang diadakan oleh perusahaan Technologist AVG ini melibatkan 6,000 anak usia 8 sampai 13 tahun yang berasal dari Brazil, Australia, Kanada, Perancis, Inggris, Jerman, Republik Chehnya, dan Amerika Serikat.
Dalam survei tersebut ditemukan bahwa 52% anak berpikir bahwa orangtua sibuk main hp. Sedangkan 54% orangtua menyetujui apa yang dipikirkan anak sehingga mereka khawatir akan memberikan contoh yang buruk bagi mereka.
“Aku merasa bahwa waktu yang aku gunakan untuk melihat ponsel karena pekerjaan cukup mengurangi kebersamaan waktuku bersama keluarga. Aku tidak bisa menyeimbangkan waktuku,” kata salah satu responden dari pihak orangtua.
“Anak mendapat pengaruh dari banyak tempat. Sebaiknya orangtua memberi contoh yang baik agar anak dapat meniru perbuatan baik di rumah. Menjauhkan diri dari gadget memang hal yang sulit. Jika orangtua berharap anak dapat mengurangi penggunaan gadgetnya agar konsen belajar, anak juga berpikir hal yang sama.” Ujar Tony Anscombe, Senior Keamanan Avengelist dari AVG Technologist.
Parents, memang ada banyak hal penting yang kita dapatkan dari gadget. Namun, memberikan perhatian sepenuhnya pada anak saat berada di rumah juga tak kalah pentingnya.
Referensi : Education News
Baca juga :
Di zaman ini, sangat sulit melepaskan seseorang dari gadget, salah satunya telepon genggam. Dari telepon pintar ini, banyak informasi yang dapat diperoleh. Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa telepon pintar mampu menjauhkan orang tua dengan anaknya? Hal tersebut juga dapat berdampak butuk bagi si kecil jika orangtua sibuk main HP. Banyak anak yang merasa tersisih karena orang tuanya sibuk mengecek telepon pintar setiap saat. Yuk simak ulasan lengkapnya di sini!
Kebiasaan Buruk Orang tua
Telah diketahui bahwa telepon pintar saat ini telah sangat canggih. Melalui satu perangkat, telah dapat mengakses berbagai informasi dari belahan dunia lain. Tidak hanya itu, perangkat ini mampu mendekatkan dan mempermudah komunikasi orang orang yang berjarak. Akan tetapi, banyak yang tidak sadar jika telepon pintar juga dapat membuat Anda jauh dengan orang orang di sekitar Anda.
Salah satu dampaknya adalah renggangnya hubungan orang tua dengan anaknya. Orang tua yang selalu bermain ponsel dapat berdampak pada psikologi anak. Bahkan si kecil akan merasa tersisih dan jauh dengan orang tuanya. Meskipun di sosial media yang dimiliki orang tuanya berisi unggahan si kecil, tetapi pada kenyataannya hubungan keduanya tidak sedekat pada foto tersebut.
Penelitian Terkait yang Anak Rasakan
Terdapat sebuah penelitian yang melibatkan 340 orang dewasa dan 340 anak anak sebagai responden. Hasil yang diperoleh adalah 50% anak menganggap orang tuanya terlalu sering mengecek ponsel miliknya. Tidak hanya itu, orangtuanya juga menghabiskan banyak waktu untuk chatting. Hal tersebut membuat anak merasa tersisih dan harus bersaing dengan ponsel untuk mendapat perhatian dari kedua orang tuanya.
Survei yang sama juga menemukan fakta bahwa 52% anak setuju jika orangtua sibuk main HP. Dan 54% orang tua setuju tentang pendapat anak anak tersebut, sehingga mereka khawatir memberikan contoh yang tidak baik. Para orang tua sadar bahwa mereka menghabiskan banyak waktu untuk bekerja dan melihat ponsel, sehingga kurang waktu bersama keluarga.
Saat ini, setiap orang dapat dipastikan telah memiliki ponsel. Ponsel memang memberikan banyak manfaat dan menunjang segala aspek kehidupan. Bahkan dapat mempermudah proses bekerja dan belanja. Akan tetapi, harus diperhatikan waktu penggunaannya. Jangan sampai bermain ponsel hingga lupa meluangkan waktu bersama keluarga. Hal itu dapat berdampak buruk pada psikologi buah hati Anda, sehingga penting untuk membagi waktu dengan baik.