Virus mematikan yang ditemukan hampir 40 tahun lalu baru-baru ini muncul lagi di Kongo dengan korban tewas lebih dari 27 orang sejak April 2018. Sejak saat itu, lembaga bantuan kesehatan dan para ahli medis berupaya mengedukasi warga setempat dan komunitas global untuk mencegah virus Ebola mewabah lagi.
Seperti halnya semua masalah dan kondisi kesehatan, ada baiknya kita mempersenjatai diri dengan pengetahuan yang dapat dipercaya. Dalam artikel ini, Parents akan mempelajari tentang virus berbahaya ini, termasuk gejala dan cara mencegahnya.
Apa itu virus Ebola?
Ebola adalah penyakit serius yang sering menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ebolavirus berasal dari keluarga virus Filoviridae.
Namun, tiga spesies ini dalam Ebolavirus telah dikaitkan dengan wabah yang menyerang ribuan orang di Afrika:
- Ebolavirus Bundibugyo
- Ebolavirus Zaire
- Ebloavirus Sudan
Bagaimana penyebaran virus Ebola?
Virus ini sangat menular dan menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh serta sekresi. Infeksi bisa terjadi melalui kulit yang mengelupas, mulut, bahkan hidung.
Virus ini juga dapat menyebar melalui darah, muntahan, urin, air mani, dan feses seseorang yang sudah terjangkit Ebola.
Tenaga medis dan petugas pemakaman selalu berisiko tinggi tertular Ebola karena tempat tidur, pakaian, dan permukaan lain yang terkontaminasi. Untuk memastikan virus terbunuh, semua selimut, pakaian, tempat tidur, serta permukaan lain yang telah terkontaminasi harus dibersihkan dengan cairan disinfektan karena begitu Ebolavirus masuk dalam aliran darah, seseorang akan selalu menjadi pembawa virus.
Untungnya, Ebola tidak menyebar melalui udara seperti virus flu. Namun demikian, penyakit Ebola masih menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.
Gejala penyakit Ebola
Masa inkubasi virus sebelum seseorang mulai tertular dan menunjukkan gejala adalah antara 2 – 21 hari.
Gejala penyakit Ebola meliputi:
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Diare
- Muntah
- Ruam
- Gangguan fungsi hati dan ginjal
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin juga mengalami:
- Pendarahan internal dan eksternal (misalnya keluar darah dari gusi, bercak darah di tinja, dsb)
- Jumlah sel darah putih dan trombosit rendah
- Enzim hati yang tinggi
Mungkinkah ada pengobatan untuk mengatasi virus Ebola di masa depan?
Hingga saat ini belum ada obat yang diketahui dapat mengatasi Ebola.
Vaksin potensial masih diuji dengan harapan untuk melindungi terlebih dahulu para petugas medis.
Upaya lain dalam menemukan obat adalah dengan transfusi darah dari para pasien yang selamat dan pengujian vaksin pada manusia setelah sebelumnya sukses diuji coba pada monyet.
Masih belum diketahui faktor apa yang memungkinkan beberapa pasien bertahan hidup sementara sebagian besar menyerah pada penyakit mematikan ini. Tenaga medis hanya mampu membantu mengurangi risiko dehidrasi dengan memberi pasien cairan intravena yang sangat berpengaruh.
Namun, negara-negara yang sering terkena virus Ebola cenderung memiliki sistem kesehatan yang lemah. Mereka kekurangan bantuan medis yang berkualitas, peralatan, dan sumber daya yang tepat untuk menangani virus.
Untuk mengurangi risiko penyebaran virus, maka harus berfokus pada hal-hal berikut ini:
- Penyebaran dari hewan ke manusia (melalui konsumsi)
- Penyebaran dari manusia ke manusia (melalui kontak langsung)
- Kemungkinan transmisi seksual
- Penguburan orang meninggal yang cepat dan aman
Sampai ada obat yang terbukti bisa menyembuhkan Ebola, petugas medis perlu terus memberikan perawatan intensif kepada pasien yang terinfeksi secara terpisah.
Di Indonesia, haruskah kita khawatir terhadap virus Ebola?
Menurut Kementrian Kesehatan RI, belum ada kasus Ebola di Indonesia hingga saat ini. Tetapi, jika Parents atau kerabat ada yang berencana untuk melakukan perjalanan ke negara-negara Afrika Barat di mana virus ini lazim menyebar, maka cobalah untuk menunda perjalanan ketika sedang terjadi wabah.
Bila Anda terpaksa tidak bisa menunda perjalanan, praktikkan hidup bersih dengan sering mencuci tangan. Anda juga harus tahu bahwa binatang seperti kelelawar buah, monyet, dan kera adalah pembawa virus ini.
Jika Anda telah mengunjungi negara yang terkena Ebola dalam 21 hari terakhir, waspadai gejala yang kami sebutkan di atas, terutama bila disertai muntah dan diare. Segera kunjungi dokter ketika gejala tersebut terjadi.
Satu-satunya cara memastikan apakah Anda terinfeksi virus Ebola adalah dengan tes darah di laboraturium.
*Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Ini dia 9 penyakit yang hampir punah berkat adanya vaksinasi