Belum lama ini, sebuah video prewedding saat ledakan di Beirut, Lebanon viral di media sosial. Video berdurasi singkat itu memperlihatkan detik-detik mencengangkan ketika terjadi ledakan besar yang membuat sebagian wilayah di kota pelabuhan itu luluh lantak dengan tanah.
Yang menarik perhatian, dalam video tersebut, tampak seorang pengantin perempuan tengah berpose dengan anggun, tepat sesaat sebelum ledakan terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi?
Video Prewedding Saat Ledakan di Beirut: Detik-detik Menegangkan
Perempuan yang ada di video tersebut bernama Israa Seblani. Ia seorang dokter yang kebetulan sedang melakukan sesi foto prewedding dengan calon suaminya, Ahmad Subeih.
Israa tak pernah menyangka, momen bahagia yang telah direncanakan selama berminggu-minggu itu mendadak berubah jadi momen paling menegangkan sepanjang hidupnya.
“Saya telah mempersiapkan hari besar saya selama dua minggu dan saya sangat bahagia seperti gadis-gadis lain. Saya akan menikah. Orang tua saya akan senang melihat saya dengan gaun putih, saya akan terlihat seperti seorang putri,” ungkapnya.
Hari itu, Israa memakai gaun cantik berwarna putih. Kepalanya tertutup jilbab dengan warna yang senada. Ia merias wajahnya secantik mungkin.
Israa tengah berpose di bawah gedung-gedung kuno ketika tiba-tiba terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga. Suara itu disusul dengan kepulan asap dan orang-orang yang berlari tak tentu arah. Ia dan calon suaminya, juga fotografer prewed, Mahmoud Nakib tak tahu apa yang terjadi. Namun, insting mereka memerintahkan agar segera berlari menjauh.
Baca juga: Ledakan Ibu Kota Lebanon Memakan Korban Jiwa dan Luka-luka, Ada WNI!
Yang Terjadi Setelah Video Prewedding Saat Ledakan di Beirut Viral
Sesaat setelah terdengar suara ledakan, yang ada di pikiran Israa adalah pertanyaan apakah ia akan mati. Ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Namun, ia tak mampu mengungkapkan lebih jauh tentang momen paling menegangkan itu.
“Apa yang terjadi selama ledakan di sini, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya terkejut, saya bertanya-tanya apa yang terjadi, apakah saya akan mati? Bagaimana saya akan mati?” kata Israa.
Sementara itu, puing-puing berserakan di belakangnya. Kaca jendela hotelnya pecah, bercampur dengan sisa-sisa rangkaian bunga yang menghiasi meja perjamuan.
Israa tiba di Kota Beirut tiga minggu sebelum terjadi ledakan besar di pelabuhan. Ia sama sekali tak menduga momen pernikahannya hancur dalam sekejap lantaran ledakan dahsyat. Ia bahkan tak pernah mendengar suara sekencang itu sebelumnya.
“Kami masih shock. Saya belum pernah mendengar sesuatu yang mirip dengan suara ledakan ini,” tuturnya.
Namun, Israa dan suaminya beruntung, mereka selamat dalam musibah mengerikan itu. Di momen bahagianya, ia justru merasa sangat sedih ketika menyadari gedung-gedung hancur dan banyak orang tewas akibat ledakan.
“Saya merasa sangat sedih tentang apa yang terjadi pada orang lain, tentang apa yang terjadi di Lebanon,” imbuhnya.
“Ketika saya bangun dan melihat kerusakan yang terjadi di Beirut, satu hal yang saya katakan adalah alhamdulillah kami masih hidup.”
Penyebab Ledakan di Beirut
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8/2020) itu disebabkan oleh 2.750 ton pupuk amonium nitrat. Tumpukan amonium nitrat itu disimpan di gudang yang ada di samping pelabuhan selama bertahun-tahun.
Amonium Nitrat adalah sejenis garam kristal tak berbau yang sudah lama dikenal sebagai pemicu ledakan industri di berbagai negara. Jika zat ini dikombinasikan dengan bahan bakar minyak, maka bisa memicu terjadinya ledakan dahsyat seperti yang pernah dipakai dalam serangan Kota Oklahoma tahun 1995.
Namun, keberadaan pupuk amonium nitrat di pelabuhan memunculkan pertanyaan. Bagaimana bisa?
Otoritas pelabuhan dan bea cukai Lebanon mengatakan pihak mereka sebenarnya tahu jika bahan kimia berbahaya itu disimpan di pelabuhan. Perdana Menteri Hassan Diab pun berkomitmen untuk memeriksa semua pihak yang diduga terlibat.
Sebelumnya, pada tahun 2019, sempat ada penyelidikan guna memeriksa bau aneh yang berasal dari gudang tua di pelabuhan. Pihak keamanan setempat menyimpulkan, terdapat bahan kimia berbahaya yang perlu segera dikeluarkan, namun tak ada tindakan apapun setelahnya.
Hingga saat ini, korban tewas yang dilaporkan akibat ledakan tersebut mencapai 135 orang, sementara lebih dari 4.000 orang mengalami luka-luka.
Baca juga:
Terbaru! Insiden ledakan terjadi di sebuah mal membuat seorang karyawan terluka!