Asma adalah penyakit yang cukup umum diderita oleh anak-anak, bahkan hingga dewasa. Untungnya, penelitian terbaru menyatakan bahwa bayi bisa mendapatkan kekebalan terhadap permasalah pernapasan yang satu ini dengan memberikan mereka probiotik sebelum menginjak usia 2 tahun.
Setelah sejumlah peneliti melakukan eksperimen, metode ini terbukti efektif ketika sejumlah bayi tikus diberikan bakteri yang terkandung dalam probiotik.
Namun, metode vaksinasi ini tidak berlaku jika dilakukan pada anak-anak atau orang dewasa, hanya pada bayi di bawah usia 2 tahun.
“Kita tidak melihat adanya tanda-tanda perlindungan terhadap tubuh jika kita melakukannya terhadap orang dewasa,” ungkap Profesor John Kearney dari University of Alabama, Birmingham.
Ia juga menambahkan bahwa jenis sel-sel imun yang muncul di awal kehidupan nantinya juga akan berubah.
Penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Immunology ini juga mengungkap fakta lainnya. Asma yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap kecoa, dapat dicegah dengan memberikan bakteri bernama Enterobacter.
Dalam penelitian tersebut, bakteri ini diberikan tak berapa lama setelah hewan-hewan percobaan dilahirkan.
Hipotesa para peneliti, peningkatan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh alergi asma sejak abad ke-20 disebabkan karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk hidup di lingkungan yang bersih. Berbeda dengan abad ke-19 ketika orang-orang masih dekat dengan kehidupan pedesaan dan bertani.
Keluarga yang tinggal di wilayah urban juga hanya memiliki anak yang sedikit, sehingga penyakit mudah menular satu sama lain dan kemudian mengonsumsi antibiotik yang berlebihan.
Ini artinya akan mengurangi paparan kuman terhadap anak yang nantinya akan menghasilkan reaksi kekebalan imun yang berlebihan, seperti asma.
Referensi: Mirror
Baca juga:
Manfaat Tak Terduga Membiarkan Si Kecil Bermain Kotor-kotoran
Asma merupakan penyakit yang cukup umum diderita oleh sebagian besar anak anak, bahkan penyakit tersebut akan terbawa hingga dewasa. Penyakit itu biasanya menyerang terhadap kekebalan pada pernapasan anak. Oleh karena itu, banyak peneliti yang melakukan eksperimen untuk menemukan cara yang dapat digunakan sebagai solusi mengatasi penyakit tersebut. Jika Anda penasaran, ada baiknya simak ulasan ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Percobaan Penelitian Penggunaan Probiotik
Untuk menemukan sebuah obat penyembuh atau pun vaksin, para ahli akan banyak melakukan penelitian. Dimana pada penelitian tersebut biasanya akan dilakukan banyak eksperimen. Biasanya saat melakukan sebuah eksperimen, peneliti akan menggunakan hewan yang hampir memiliki kesamaan genetik dengan manusia. Sama seperti penelitian yang dilakukan untuk membuat vaksin ini, para peneliti menggunakan tikus sebagai objek eksperimen dalam penelitian.
Pada eksperimen tersebut, peneliti akan memberikan metode vaksinasi kepada bayi tikus. Dimana bayi tikus tersebut akan diberi bakteri yang terkandung dalam probiotik. Setelah melakukan beberapa percobaan, akhirnya peneliti tersebut menemukan vaksin yang cocok untuk mengatasi masalah pernapasan yang sering terjadi pada anak anak, yang bahkan terbawa hingga dewasa.
Hasil Penelitian Penggunaan Probiotik
Dimana hasil eksperimen tersebut, metode vaksinasi terbukti efektif terhadap sejumlah anak tikus. Namun melalui penelitian tersebut, vaksinasi tidak berlaku pada anak anak atau orang dewasa. Tetapi hanya berlaku bagi bayi di bawah usia 2 tahun. Menurut John Kearny dari University of Alabama, Birmingham, salah satu profesor yang melakukan penelitian tersebut. Menyatakan tidak ada tanda tanda perlindungan jika probiotik dimasukkan ke dalam tubuh orang dewasa.
Penelitian yang kemudian diterbitkan ke dalam The Journal of Immunology ini, ternyata juga mengungkap fakta lain. Yakni penyakit asma yang muncul disebabkan oleh reaksi alergi terhadap kecoak, dapat dicegah dengan memberikan bakteri yang bernama Enterobacter. Dalam penelitian tersebut juga dilakukan tak berapa lama setelah hewan hewan percobaan dilahirkan.
Hipotesis Yang Diajukan Para peneliti Tentang Penyebabnya
Peneliti mengeluarkan hipotesis jika peningkatan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh alergi sejak abad ke 20 tersebut, dikarenakan semakin banyak orang yang memutuskan untuk hidup di lingkungan bersih. Selain itu, keluarga yang tinggal di daerah urban yang hanya memiliki anak sedikit. Dapat menyebabkan penyakit tersebut mudah menular satu sama lain. Selain itu adanya konsumsi antibiotik yang berlebihan juga menjadi salah satu penyebabnya.
Penyakit gangguan pernapasan tersebut dapat muncul karena beberapa faktor, termasuk rendahnya sistem kekebalan tubuh. Dimana sistem kekebalan tubuh pada anak anak memang rentan terserang berbagai virus. Oleh karena itu banyak peneliti yang melakukan eksperimen untuk menemukan vaksin yang bisa untuk mencegahnya. Namun hasil penelitian tersebut menyebutkan jika metode vaksinasi hanya akan berhasil jika dilakukan pada anak berusia di bawah 2 tahun.