Usia masuk PAUD sebenarnya sangat beragam, tergantung dari kesiapan masing-masing anak. Ada anak yang sudah masuk PAUD dari usia dua tahun, tetapi ada juga yang muai dari lima tahun. Namun sebenarnya, pada usia berapakah anak sebaiknya masuk PAUD?
Apa saja yang mesti dipertimbangkan sebelum anak dimasukkan ke PAUD? Serta, bagaimana cara memilih PAUD yang paling baik dan sesuai dengan anak? Yuk, simak di sini jawabannya.
Usia Ideal Anak Masuk PAUD
Perihal soal usia ideal anak masuk PAUD kerap menjadi perbincangan sejumlah orangtua. Sebagian ada yang menganggap bahwa memasukkan anak terlalu cepat ke PAUD akan membuat dampak buruk pada perkembangan psikologis mereka.
Di samping itu, ada juga yang beranggapan bahwa mendapatkan pendidikan yang baik sedini mungkin akan membuat anak memiliki persiapan menghadapi tantangan pendidikan formal yang semakin ketat.
PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang pendidikan yang dilakukan dalam masa prasekolah. Biasanya, PAUD memang ditujukan untuk anak-anak dalam rentang usia 0-6 tahun.
Melansir dari laman Klik Dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum orangtua mendaftarkan buah hatinya ke PAUD. Jadi, kriteria ideal anak memasuki PAUD bukan soal usianya, tetapi juga tentang kesiapannya.
Selain Usia, Inilah Tanda Jika Si Kecil Sudah Siap Masuk PAUD
Anak-anak yang sudah siap secara mental untuk mengikuti pendidikan di PAUD biasanya bisa mengikuti arahan pembimbing untuk melakukan aktivitas sesuai jadwal. Selain itu, ada beberapa syarat yang menandakan anak-anak sudah bisa mengikuti kegiatan di PAUD.
1. Sudah Bisa Melakukan Kegiatan Buang Air Sendiri
Beberapa PAUD mensyaratkan anak untuk bisa melakukan kegiatan buang air secara mandiri. Selain itu, anak juga diharapkan sudah bisa melakukan beberapa kegiatan perawatan diri, seperti memakai jaket, mantel, sepatu, celana, dan bisa cuci tangan.
Artikel Terkait: 7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu!
2. Bisa Mengikuti Arahan dan Instruksi Sederhana
Meskipun sekolah PAUD pada umumnya tidak memiliki jadwal yang mengikat, tetapi tetap ada jadwal kegiatan yang mesti anak-anak ikuti.
Beberapa instruksi sederhana yang biasanya ada di PAUD adalah membersihkan meja setelah makan, mengikuti antrean sebelum mengambil jatah makanan, dan aktivitas lainnya.
Jika anak belum bisa melakukan kegiatan seperti ini, sebaiknya Bunda melatihnya terlebih dahulu di rumah. Minta buah hati merapikan mainannya sendiri, menyiapkan piring dan gelas sebelum waktunya makan, dan kegiatan sederhana lainnya.
3. Bisa Berkomunikasi dengan Jelas
Sebelum memasuki PAUD, anak-anak tentu diharapkan bisa melakukan kegiatan komunikasi dengan baik. Walaupun tidak harus bisa berbicara dengan jelas, setidaknya anak sudah bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3-5 kata. Selain itu, pastikan anak juga sudah bisa memahami kata-kata yang orang lain instruksikan.
Jika buah hati sudah bisa melakukan hal di tas dengan baik, artinya ia sudah bisa menjalankan kurikulum di PAUD dengan baik. Jika sebaliknya, sebaiknya tunda dahulu rencana Parents untuk mendaftarkan si kecil ke PAUD.
Anak yang dipaksakan untuk menjalani pendidikan di PAUD tanpa kesiapan mental dan fisik yang baik bisa berakibat buruk pada perkembangan mentalnya. Ia bisa mengalami trauma sekolah dan di masa depannya tidak akan bisa menerima pelajaran dengan baik sebagaimana mestinya.
Artikel Terkait: Anak belum lancar bicara? Ini penyebab dan cara menanganinya
Tips Memilih PAUD yang Cocok untuk Anak
Setelah mengetahui apakah buah hati sudah memiliki kriteria untuk mengikuti PAUD atau belum, kini saatnya Parents untuk memilih lembaga PAUD-nya. Mungkin, memilih lembaga PAUD ini justru akan membuat Parents kebingungan, karena banyaknya pilihan yang tersedia.
Ada beberapa hal yang perlu Parents perhatikan sebelum memutuskan memilih satu satunya untuk buah hati.
1. Sekolah Memiliki Visi Misi yang Sesuai
Jika Parents mengharapkan buah hati memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama kepercayaan di keluarga, tentunya Parents perlu mencari PAUD dengan visi misi yang sejalan.
Selain itu, visi misi juga berkaitan dengan tujuan kurikulum PAUD tersebut. Periksa daftar kegiatan harian anak-anak yang disusun oleh pengajarnya dan cari yang sesuai dengan kebutuhan anak.
2. Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Parents juga perlu melakukan riset sederhana untuk mengerti apa kebutuhan buah hati dan bagaimana lembaga PAUD tersebut bisa memenuhinya.
Misalnya saja, anak dengan kemampuan interaksi sosial yang rendah dan membutuhkan waktu untuk bisa beradaptasi tentu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak yang hiperaktif.
3. Memiliki Tenaga Pengajar yang Sesuai Kompetensinya
Mengajar dan menjaga anak balita memang cukup susah. Namun, dengan pengajar yang memiliki kompetensi sesuai, Parents tak perlu lagi merasa cemas.
Selain memeriksa latar belakang pengajar, sebaiknya Parents juga melihat bagaimana karakter pengajar tersebut dalam berinteraksi dengan anak. Apakah ia bersifat positif dan ceria sehingga bisa menarik perhatian anak-anak atau sebaliknya.
Pada akhirnya, keputusan untuk mendaftarkan anak ke PAUD tetap berada di tangan orangtua. Adakalanya, usia memang memengaruhi kesiapan anak untuk masuk PAUD.
Mengutip dari laman Parenting for Brain, paling tidak usia masuk PAUD ketika si kecil sudah berusia 3 tahun. Sebab, di usia tersebut rata-rata sudah bisa berkomunikasi dan memahami arahan sederhana.
Baca Juga:
19 Prinsip Parenting dari Maria Montessori Untuk Menjadi Orangtua yang Lebih Baik